Penelitian ini mengeksplorasi relevansi makna syukur terhadap tradisi Nyadran di Desa Abar-Abir dalam konteks living hadis. Nyadran adalah sebuah tradisi lokal yang menggabungkan elemen budaya dan ajaran Islam, di mana masyarakat Desa Abar-Abir melakukan ritual tahunan untuk menghormati leluhur dan mengucapkan syukur atas berkah yang diberikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara mendalam untuk mengumpulkan data dari partisipan yang terlibat dalam tradisi Nyadran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Nyadran memiliki relevansi yang kuat dengan konsep syukur dalam hadis. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan ekspresi rasa syukur komunitas terhadap nikmat yang telah diterima. Nyadran juga berperan penting dalam memperkuat solidaritas sosial dan ikatan komunitas, serta memperkokoh identitas keagamaan masyarakat Desa Abar-Abir. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tradisi Nyadran merupakan manifestasi living hadis yang menggambarkan bagaimana ajaran Islam dapat diintegrasikan dalam praktik budaya lokal, sehingga menciptakan harmoni antara nilai-nilai agama dan tradisi masyarakat.