This study aims to identify an effective model of pesantren leadership in strengthening unity and creating social welfare through the integration of traditional pesantren values, such as ukhuwah Islamiyah and mutual cooperation, with a modern approach based on technology and crisis management. This study uses a qualitative approach with a case study type. Data collection techniques used include in-depth interviews, participatory observation, and documentation studies, with informants consisting of pesantren caretakers, administrators, senior students, and local community leaders. Data analysis was carried out using Miles and Huberman's interactive TIGA model, which includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study indicate that leadership at the Darussalam Blokagung Islamic Boarding School plays a strategic role in maintaining religious, moral, and social values amidst increasingly complex social challenges. Leadership based on the values of togetherness, mutual cooperation, and inclusiveness has proven effective in building solidarity and social resilience in the pesantren community. The pesantren has also succeeded in integrating traditional values with modern strategies, including the use of technology and economic empowerment programs, to create sustainable welfare. Thus, the leadership in this Islamic boarding school can be a relevant model in overcoming social emergencies and building harmony in the contemporary era.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi model kepemimpinan pesantren yang efektif dalam memperkuat persatuan dan menciptakan kesejahteraan sosial melalui integrasi nilai-nilai tradisional pesantren, seperti ukhuwah Islamiyah dan gotong-royong, dengan pendekatan modern berbasis teknologi dan manajemen krisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi, dengan informan yang terdiri dari pengasuh pesantren, pengurus, santri senior, dan tokoh masyarakat sekitar. Analisis data dilakukan menggunakan interaktif TIGA model miliknya Miles dan Huberman, yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan di Pesantren Darussalam Blokagung memainkan peran strategis dalam menjaga nilai-nilai agama, moral, dan sosial di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks. Kepemimpinan berbasis nilai kebersamaan, gotong-royong, dan inklusivitas terbukti efektif dalam membangun solidaritas dan resiliensi sosial di komunitas pesantren. Pesantren juga berhasil mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan strategi modern, termasuk pemanfaatan teknologi dan program pemberdayaan ekonomi, untuk menciptakan kesejahteraan berkelanjutan. Dengan demikian, kepemimpinan di pesantren ini dapat menjadi model yang relevan dalam mengatasi darurat sosial dan membangun harmoni di era kontemporer.