Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementasi Program ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu Fifit Nanda Nirwana; Henni Febriawati; Agus Ramon; Wulan Angraini; Villerizal, Rossy
Al-Su’aibah Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Desember
Publisher : STIKES Al-Su’aibah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69597/amj.v2i2.22

Abstract

Cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2008 hingga 59,11% ataupun 4.877 bayi, dan pada tahun 2020 menurun menjadi 52,59%, pada tahun 2021 meningkat lagi menjadi 75,72% atau 6.248 bayi dan pada tahun 2022 menurun lagi menjadi 41,70% atau 17.494 bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui Implementasi Program Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang dipakai ialah penelitian kualitatif. Metode penelitian deskriptif ialah metode penelitian dengan tujuan utama menciptakan deskripsi suatu keadaan secara objektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 7 responden. Berdasarkan hasil kajian Rencana Penyuluhan Program ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu, dalam perencanaan penyuluhan program ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu, dengan merencanakan terlebih dahulu program yang akan dilaksanakan kemudian menyiapkan sumber daya manusia yang telah terlatih untuk mengikuti ASI Eksklusif. Pelaksanaan penyuluhan tentang program ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu sesuai yang telah direncanakan oleh pihak Puskesmas, waktu pelaksanaan penyuluhan tentang program ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu disesuaikan dengan kebutuhan dan juga disesuaikan dengan perencanaan yang telah dilakukan. Cara menentukan jadwal pelaksanaan penyuluhan tentang program ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu yaitu dengan terlebih dahulu mempersiapkan orang yang akan melakukan penyuluhan tentang ASI Eksklusif beserta materinya setelah semuanya siap barulah ditentukan jadwalnya.
PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR PASCA BANJIR MELALUI PENYULUHAN DI SMPN 10 KOTA BENGKULU Husin, Hasan; Agus Ramon; Ida Samidah
Almaun: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): JUNI (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/almaun.v5i1.8200

Abstract

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi yang penyebaran penyakitnya akan mudah terjadi setelah bencana banjir. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang mendukung untuk berkembangnya vector dan agen biologi seperti nyamuk yang dapat menimbulkan penyakit. Untuk mengatasi hal tersebut harus didukung oleh pengetahuan yang baik terkait dengan hal yang harus dilakukan untukmencegah timbulnya penyebaran penyakit menular. World Health Organization (WHO, 2006) menyebutkan bahwa terdapat lima hal yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat untuk mencegah penyebaran penyakit menular akibat bencana banjir yaitu: menjaga kebersihan air, sanitasi dan rencana tempat pengungsian; pelayanan kesehatan primer; sistemperingatan dini; pencegahan penyebaran penyakit seperti Diare, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria.[1] Banjir dapat didefinisikan sebagai genangan dalam jumlah yang banyak pada lahan yang biasanya kering seperti pada lahan pertanian, permukiman, pusat kota. Banjir dapat berdampak pada kesehatan seseorang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit. Banjir terjadi karena volume air yang mengalir pada suatu sungai atau saluran drainase melebihi atau di atas kapasitas pengalirannya [1] Vevi Kurniawati, “Analisis Pengetahuan Masyarakat Tentang Resiko Penyebaran Penyakit Menular Pasca Bencana Banjir Di Pangkalan Koto Baru Lima Puluh Kota,” Jurnal Menara Ilmu 12, no. 7 (2018): 150–55, http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/viewFile/2790/pdf.
PENYULUHAN TENTANG DAMPAK DARI BUANG SAMPAH SEMBARANGAN DI WILAYAH MASYARAKAT PESISIR KOTA BENGKULU Emi Kosvianti; Nopia Wati; Agus Ramon; Hersanti, Fitri
JURNAL PENGABDIAN KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2023): NOVEMBER
Publisher : Gayaku Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/jupengkes.v2i1.125

Abstract

Coastal communities are mostly fishing communities that have different characteristics from other communities. This difference is due to its close relationship with the economic characteristics of coastal areas, cultural background and the availability of supporting facilities and infrastructure. In general, coastal communities have cultural values ​​that are oriented towards being in harmony with nature, so that technology utilizing natural resources is an adaptive technology to the conditions of coastal areas. Garbage is an opportunity for environmental pollution accompanied by a decrease in aesthetic quality. The population can also influence the increase in the amount of waste. Apart from that, people's behavior of throwing rubbish on the coast is also a habit that can have a negative impact. 1 Based on data obtained from initial observations by the Community Service Student team in the Coastal area at Jalan Enggano 1 RT 04, Pasar Bengkulu Village, Sungai Serut District, waste management in this area is said to be very lacking, some residents even say there is none. And from the team's observations, it was found that in the area of ​​Jl Enggano 1 RT 04, Pasar Bengkulu Village, Sungai Serut District, rubbish was still often found scattered in the yards of several residents' houses and on the side of the roads in the area. And very few residents' homes have private rubbish boxes and rubbish incinerator. This is the background for our team to carry out community service activities, namely "counseling about the impacts of littering in coastal communities in the city of Bengkulu".