Bencana tsunami adalah salah satu gejala alam, yang sangat berbahya bagi manusia terutaman terhadap penduduk yang menempati di wilayah pesisir pantai. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagimana presepsi masyarakat pesisir terhadap bahya bencana tsunami. Metode penelitian pada penelitian ini adalah penelitian Studi Kasus, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dan instrument penelitian yang di gunakan untuk menggumpul data adalah angket. Peneliti mengunakan pupose sampling dimana purpose sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebutuhan peneliti, sampel pada peneliti ini adalah masyarakat pesisir pantai kelurahan moru berjumlah 20 orang. Data statistik skala interval menunjukan bahwa jumlah peresepsi terhadap bencana tsunami sangat tinggi, berdasrakan hasi presentasi jumlah responeden sangat setuju 55% sedangkan jumlah presentasi setuju 45% dan jumlah pada jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak memiliki hasil presentasi secara statistik skala interval ataupun tabel distribusi frekuensi. Hal dapa disimpulkan bahwa masyarakat pesisir memiliki antusiasi presepsi pengetahuan yang tinggi terhadap bencana tsunami di wilayahnya. Dari data observasi dan kuisioner persepsi masyarakat pesisir terhadap bencana tsunami memiliki beberapa aspek yang menentukan bagaimana masyarakat pesisir menanggapi dan mengatakan bencana tsunami. Masyarakat pesisir memiliki persepsi yang lebih toleran terhadap bencana tsunami, mengharapkan pemerintah sebagai pemantau dan penanggulangan, mengharapkan penggunaan teknologi sebagai solusi, mengharapkan pengembangan infrastruktur sebagai prioritas, mengharapkan ketahanan lingkungan sebagai prioritas, mengharapkan pengembangan keterampilan dan pendidikan sebagai prioritas, mengharapkan pengembangan ekonomi sebagai prioritas, mengharapkan pengembangan sosial sebagai prioritas, dan mengharapkan pengembangan politik sebagai prioritas dalam menanggapi bencana tsunami Perception of Coastal Communities towards Tsunami Hazard in Southwest Alor District, Alor Regency, East Nusa Tenggara Province". Tsunami disaster is one of the natural phenomena, which is very dangerous for humans, especially for residents who live in coastal areas. This study aims to determine how coastal communities perceive the danger of tsunami disasters. The research method in this research is case study research, the approach used is a quantitative approach, and the research instrument used to collect data is a questionnaire. Researchers use pupose sampling where purpose sampling is a sampling technique based on the needs of researchers, the sample in this researcher is the coastal community of Moru village totaling 20 people. Interval scale statistical data shows that the number of perceptions of the tsunami disaster is very high, based on the presentation results of the number of respondents strongly agreeing 55% while the number of presentations agreeing 45% and the number of answers disagreeing and strongly disagreeing do not have statistical presentation results on an interval scale or frequency distribution table. It can be concluded that coastal communities have high enthusiasm for the perception of knowledge of tsunami disasters in their area. From the observation and questionnaire data, the perception of coastal communities towards the tsunami disaster has several aspects that determine how coastal communities respond and perceive the tsunami disaster in their area