Abstrak Kepadatan dan kekakuan tanah merupakan permasalahan yang harus diperhatikan dalam perencanaan struktur bangunan konstruksi. Hal ini disebabkan tanah berperan sebagai media yang menahan beban ataupun aksi dari konstruksi yang akan dibangun di atasnya. Perbaikan tanah dengan mencampurkan dua material merupakan salah satu cara untuk memenuhi kekuatan yang dibutuhkan. Perubahan cuaca dan suhu di lapangan menjadi faktor yang menjadikan tanah tidak stabil. Perbaikan tanah yang dilakukan berasal dari Proyek pekerjaan Tol Pekanbaru – Bangkinang yang berasal dari empat lokasi pengamatan. Penelitian ini dilakukan dengan mencampurkan dua material tanah dengan perbandingan 1:1 dari lokasi yang berbeda. Setelah itu dilakukan pengujian CBR, Berat Jenis, Batas-batas Atterberg dan berat volume untuk setiap benda uji. Hasil penelitian berupa nilai CBR yang menunjukkan bahwa nilai CBR tertinggi berada pada tanah campuran Pasir 2 dengan Tanah 2 dengan nilai CBR 34.34 %. Nilai CBR terendah didapatkan pada campuran Tanah Pasir 1 dengan Tanah 1 dengan 21.5%. Campuran antara Pasir 1 dengan Tanah 2 memiliki nilai CBR 25.3%, sedangkan Pasir 2 dengan Tanah 1 memiliki nilai CBR 24.8% tidak terlalu jauh dengan Pasir 1 dengan Tanah 2. Kepadatan kering maksimum untuk pasir 1 tanah 1 adalah 1.944 gr/cc. Pasir 1 dengan tanah 2 adalah 1.943 gr /cc. pasir 2 dengan tanah 1 adalah 1.996 gr/cc. Sedangkan pasir 2 dengan tanah 2 adalah 1.930 gr /cc. Perbedaan relatif kepadatan kering maksimum dipengaruhi oleh variasi ukuran butiran pada metode kepadatan ringan (standar). Kata Kunci: Nilai CBR, kekakuan tanah, perbaikan tanah, tanah lempung, pasir Abstract Soil density and bearing capacity are problems that must be considered in the planning of construction building structures. This is because the soil acts as a medium that holds the weight or action of the construction to be built on it. Stability by mixing two materials is one way to meet the required strength. The changes in weather and temperature in the field are factors that make the soil unstable. The samples carried out came from the Pekanbaru - Bangkinang Toll Road Project which came from the four observation locations. This research was conducted by mixing two soil materials with a ratio of 1: 1 from different locations. After that, testing the CBR, Specific Gravity, Atterberg limits, and volume weight for each specimen. The results of the study were CBR values which indicated that the highest CBR value was in a mixture of Sand 2 and Soil 2 with a CBR value of 34.34%. The lowest CBR value was found in a mixture of Sand 1 and Soil 1 with 21.5%. The mixture between Sand 1 and Soil 2 has a CBR value of 25.3%, while Sand 2 and Soil 1 have a CBR value of 24.8%. The maximum dry density for Sand 1 Soil 1 is 1.944 Gr/cc. Sand 1 with soil 2 is 1,943 Gr / cc. Sand 2 with soil 1 is 1.996 Gr/cc. While sand 2 with soil 2 is 1,930 Gr/cc. The relative difference in maximum dry density is influenced by grain size and is not influenced by compaction energy and mold size in the light density method (standard). Keywords: CBR value, soil stiffness, soil stabilization, clay soil, sand