Write down Children from broken home families often face significant psychological disorders, such as anxiety, depression, and behavioral problems, which impact their emotional and social development. Therefore, this research focuses on how the integration of theology and psychology can be an effective solution to support the mental recovery of children who have been traumatized by an intact family situation. This research uses the literature study method by analyzing the main theories in psychology related to children's mental disorders and the recovery process, as well as theological concepts that emphasize spiritual healing and love. This approach aims to find the relationship and harmony between theological principles, such as forgiveness, love, and restoration through faith, and psychological methods, such as cognitive therapy and trauma-based psychotherapy. The results showed that a combination of theological and psychological approaches can have a positive effect on children's mental and spiritual well-being. Theology-based interventions, such as prayer, pastoral counseling, and church community support, help provide deep emotional strengthening. Meanwhile, psychological therapies, such as cognitive behavioral therapy (CBT) and trauma-informed psychotherapy, provide space for children to overcome their trauma and rebuild self-confidence. The integration of these two approaches not only accelerates mental recovery, but also strengthens the spiritual dimension, which is an important part of the overall healing process. Abstrak Anak-anak dari keluarga broken home sering menghadapi gangguan psikologis yang signifikan, seperti kecemasan, depresi, dan masalah perilaku, yang berdampak pada perkembangan emosional dan sosial mereka. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada bagaimana integrasi teologi dan psikologi dapat menjadi solusi efektif untuk mendukung pemulihan mental anak-anak yang mengalami trauma akibat situasi keluarga yang tidak utuh. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan menganalisis teori utama dalam psikologi terkait gangguan mental anak-anak dan proses pemulihannya, serta konsep teologi yang menekankan penyembuhan rohani dan kasih. Pendekatan ini bertujuan untuk menemukan hubungan dan keselarasan antara prinsip-prinsip teologi, seperti pengampunan, kasih, dan pemulihan melalui iman, dengan metode psikologis, seperti terapi kognitif dan psikoterapi berbasis trauma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pendekatan teologis dan psikologis dapat memberikan efek positif pada kesejahteraan mental dan spiritual anak. Intervensi berbasis teologi, seperti doa, konseling pastoral, dan dukungan komunitas gereja, membantu memberikan penguatan emosional yang mendalam. Sementara itu, terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan psikoterapi berbasis trauma, menyediakan ruang bagi anak untuk mengatasi trauma mereka dan membangun kembali rasa percaya diri. Integrasi kedua pendekatan ini tidak hanya mempercepat pemulihan mental, tetapi juga memperkuat dimensi spiritual, yang menjadi bagian penting dalam proses penyembuhan secara keseluruhan.