A public health problem that still often occurs in adolescents is anemia which occurs not only in developing countries but also in developed countries. The prevalence of anemia in the world ranges from 40-88% and the incidence of anemia in adolescent girls in developing countries is around 53.7%. Basic Health Research Data (RISKESDAS) in 2018 shows that the prevalence of anemia in Indonesia in women is 27.2% and in men is 20.3%. Anemia is more common in young women, namely 32.0% in the 15-24 year age group. In accordance with the recommendations of the World Health Organization (WHO) in 2011, efforts to prevent and control anemia in adolescent girls and women of childbearing age (WUS) are focused on promotional and preventive activities, namely increasing consumption of iron-rich foods, supplementation with Blood Additive Tablets (TTD), and increasing fortification of food with iron and folic acid. The aim of this research is to analyze the relationship between knowledge about anemia and anemia prevention behavior among adolescent girls in Dayah Terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha, Dewantara District, North Aceh Regency. This research is an observational study with a cross-sectional approach. The population in this study were young women at Madrasah Aliyah grade 3 level. The number of samples in this study was 60 people, using total sampling. The results of the chi - squre test obtained a p-value < 0.05, indicating that there is a relationship between knowledge about anemia and anemia prevention behavior in adolescent girls. To prevent anemia, teenag ers must consume adequate nutritional food intake and iron tablets regularly and increase knowledge by updating information through various media and following counseling about anemia delivered by health workers by involving peers who are the closest environment for young women. Abstrak Masalah kesehatan masyarakat yang masih banyak terjadi pada remaja adalah anemia yang terjadi tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Prevalensi anemia di dunia berkisar 40-88% dan angka kejadian anemia pada remaja putri di negara-negara berkembang sekitar 53,7%. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menujukkan prevalensi anemia di Indonesia pada perempuan sebesar 27,2% dan pada laki-laki sebesar 20.3%. Anemia lebih banyak terjadi pada remaja putri yaitu 32,0% pada kelompok umur 15-24 tahun. Sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO) tahun 2011, upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) difokuskan pada kegiatan promosi dan pencegahan, yaitu peningkatan konsumsi makanan kaya zat besi, suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD), serta peningkatan fortifikasi bahan pangan dengan zat besi dan asam folat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang anemia dengan perilaku pencegahan anemia pada remaja putri di Dayah Terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri tingkat Madrasah Aliyah kelas 3. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang, dengan menggunakan pengambilan sampel secara total sampling. Hasil uji chi – squre test diperoleh nilai p-value < 0,05 menunjukkan ada hubungan pengetahuan tentang anemia dengan perilaku pencegahan anemia pada remaja putri. Untuk mencegah anemia, remaja harus mengkonsumsi asupan makanan yang cukup gizi dan tablet besi secara rutin serta meningkatkan pengetahuan dengan update informasi melalui berbagai media dan mengikuti penyuluhan tentang anemia yang disampaikan oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan teman sebaya yang merupakan lingkungan terdekat remaja putri.