Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MEDICAL STUDENT'S MOTIVATION AND ACADEMIC ACHIEVEMENT INCLUDING STUDENT'S BEHAVIOR IN SELECTING MEDICAL FACULTY Ewangga, Bayu; Azzahra, Taradipa; Budiman, Mochamad Rizki
SAMPURASUN Vol 10 No 2 (2024): Sampurasun Vol. 10 No. 2 - 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: The university level of education serves as the basis for medical education, which is an academic education. In the selection of education, there are factors that influence, among others, motivation, location of origin, and information media. Motivation is the force that drives someone to do something; motivation is divided into intrinsic and extrinsic motivation. Motivation is one of the internal factors that can affect GPA; besides, motivation can also affect one of them: career decisions and readiness to continue studying in the field of medicine Purpose: This study aims to determine the correlation between motivation and academic achievement and the characteristics of the Faculty of Medicine students. Methods: This study used a cross-sectional approach. The sample collection technique used a total sampling technique; as many as 189 respondents filled out the SMMS-R questionnaire, open-ended questions, and requested GPA data. The data analysis used was the Spearman-Rho correlation test. Results: Based on bivariate analysis with the Spearman-rho Correlation test, there is no significant relationship between entry motivation and academic achievement with a value of p = 0.427 and r = 0.058, the average career plan of students after graduating is to become a specialist doctor as many as 91 (48.1%), the average origin of students comes from West Java Province as many as 150 and the city of Bandung as many as 34, and most of the information media used by students are websites as many as 94 (49.7%). Conclusion: There is no relationship between entry motivation and student academic achievement at the Faculty of Medicine, Pasundan University; the majority of students come from West Java Province with the origin of the city or district, namely the city of Bandung; the information media used by students is the website; and student career plans become specialists.
EFEK ANTI-AGING KULIT PADA EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.): AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN MOLECULAR DOCKING Budiman, Mochamad Rizki; Ewangga, Bayu; Nizrotunnisa, Nazwa Putri
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8 No 1 (2025): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Populasi manusia yang mengalami penuaan di seluruh dunia akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu karena ada peningkatan jumlah tersebut maka jumlah permasalahan kesehatan termasuk penuaan kulit juga akan ikut meningkat. Dampak dari perubahan tersebut dapat mengakibatkan adanya kerutan, kasar, dan kusam. Penuaan kulit adalah proses perubahan progresif yang ditandai dengan hilangnya integritas fungsi dari kulit. Faktor yang mempengaruhi dalam proses penuaan adalah peningkatan kadar Reactive Oxygen Species (ROS) dan aktivasi enzim degradasi pada kulit. Penggunaan antioksidan dapat membantu mencegah penuaan kulit dengan menghambat pembentukan ROS. Pegagan (Centella asiatica (L.)) merupakan tanaman dengan banyak aktivitas biologis: anti-inflamasi, neuroprotektif, dan penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk menilai aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa aktif pada pegagan secara in vitro dan in silico. Teknik ekstraksi pegagan dilakukan dengan menggunakan metanol 95%. Kemudian, ekstrak pegagan diuji dengan melihat total kandungan flavonoid, uji diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), uji penangkapan hidrogen peroksida (H2O2), uji superoksida dismutase (SOD), dan simulasi molecular docking terhadap enzim degradasi di kulit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak pegagan memiliki kandungan flavonoid total 17,90 µg QE mg-1, IC50 untuk H2O2 aktivitas 192,15 µg mL-1, aktivitas DPPH 299,40 µg mL-1, dan IC50 untuk aktivitas SOD 300 µg mL-1. Simulasi molecular docking secara in silico menunjukkan aktivitas pengikatan enzim kolagenase dengan urutan afinitas pengikatan tertinggi adalah quercetin dengan hasil -16.8 kcal mol-1 dan asiaticoside dengan hasil -16.7 kcal mol-1. Selain itu, aktivitas penghambatan enzim hyaluronidase juga terlihat tinggi dalam afinitas pengikatan asiaticoside dengan hasil -16.3 kcal mol-1. Ekstrak pegagan memiliki aktivitas antioksidan dan memiliki potensi sebagai agen anti-aging pada kulit dengan cara menghambat enzim degradasi kulit. Kata kunci: asiaticoside, Centella asiatica (L.), enzim degradasi, flavonoid, molecular docking DOI : 10.35990/mk.v8n1.p12-24
Prevalensi Burnout dan Faktor yang Berasosiasi dengan Burnout Pada Mahasiswa Kedokteran UNPAS: Penelitian Potong Lintang Budiman, Mochamad Rizki; Syah, Muhammad Naufal; Rachmadhiani, Ira Dewi; Rohmawaty, Enny
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11622

Abstract

Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi dan faktor yang berasosiasi dengan terjadinya burnout. Penelitian ini mengadopsi desain penelitian potong lintang dan menggunakan data primer dengan kuesioner MBI- SS yang dibuat dalam bentuk google form dan disebarkan ke 189 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan (FK Unpas) secara luring. Hasil penelitian menunjukan prevalensi burnout pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan sejumlah 56 (29,6%) mahasiswa dari 189 mahasiswa yang memenuhi kriteria burnout dengan mengambil hasil yang tertinggi dari masing- masing ketiga dimensi burnout, Emotional exhaustion >14 (32,3%), Cynicism >6 (96,3%), Academic efficacy <27 (97,4%). Faktor beban belajar dan tekanan akademik berlebih menjadi prediktor terhadap burnout (Adjusted odds ratio: 2.17; 95% CI: 1.15-4.09; P=0.016). Kurang dari separuh mahasiswa FK Unpas yang mengalami burnout. Mahasiswa yang tidak mengalami burnout dapat terjadi ketika mahasiswa dapat melakukan adaptasi, melakukan manajemen stres dengan baik dan mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar. Tindakan pencegahan dan intervensi harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum Fakultas Kedokteran