Populasi manusia yang mengalami penuaan di seluruh dunia akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu karena ada peningkatan jumlah tersebut maka jumlah permasalahan kesehatan termasuk penuaan kulit juga akan ikut meningkat. Dampak dari perubahan tersebut dapat mengakibatkan adanya kerutan, kasar, dan kusam. Penuaan kulit adalah proses perubahan progresif yang ditandai dengan hilangnya integritas fungsi dari kulit. Faktor yang mempengaruhi dalam proses penuaan adalah peningkatan kadar Reactive Oxygen Species (ROS) dan aktivasi enzim degradasi pada kulit. Penggunaan antioksidan dapat membantu mencegah penuaan kulit dengan menghambat pembentukan ROS. Pegagan (Centella asiatica (L.)) merupakan tanaman dengan banyak aktivitas biologis: anti-inflamasi, neuroprotektif, dan penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk menilai aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa aktif pada pegagan secara in vitro dan in silico. Teknik ekstraksi pegagan dilakukan dengan menggunakan metanol 95%. Kemudian, ekstrak pegagan diuji dengan melihat total kandungan flavonoid, uji diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), uji penangkapan hidrogen peroksida (H2O2), uji superoksida dismutase (SOD), dan simulasi molecular docking terhadap enzim degradasi di kulit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak pegagan memiliki kandungan flavonoid total 17,90 µg QE mg-1, IC50 untuk H2O2 aktivitas 192,15 µg mL-1, aktivitas DPPH 299,40 µg mL-1, dan IC50 untuk aktivitas SOD 300 µg mL-1. Simulasi molecular docking secara in silico menunjukkan aktivitas pengikatan enzim kolagenase dengan urutan afinitas pengikatan tertinggi adalah quercetin dengan hasil -16.8 kcal mol-1 dan asiaticoside dengan hasil -16.7 kcal mol-1. Selain itu, aktivitas penghambatan enzim hyaluronidase juga terlihat tinggi dalam afinitas pengikatan asiaticoside dengan hasil -16.3 kcal mol-1. Ekstrak pegagan memiliki aktivitas antioksidan dan memiliki potensi sebagai agen anti-aging pada kulit dengan cara menghambat enzim degradasi kulit. Kata kunci: asiaticoside, Centella asiatica (L.), enzim degradasi, flavonoid, molecular docking DOI : 10.35990/mk.v8n1.p12-24