Wahjudianata, Megawati
Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Stereotipe Perempuan Indonesia dalam film horror “Pengabdi Setan” Prawiranauli, Niken; Aritonang, Agusly Irawan; Wahjudianata, Megawati
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.042 KB)

Abstract

“Pengabdi Setan” merupakan film horor yang merupakan remake dari film horor terdahulu dengan judul yang sama pada tahun 1980. Film yang diproduksi oleh Rapi Films ini merupakan film horor terlaris Indonesia dan identik dengan karakter utama perempuan yaitu Ibu dan Rini. Dalam hubungannya dengan realita pekerjaan atau kegiatan, sifat, dan penampilan, peneliti berusaha menjawab hubungan film ini dengan stereotipe perempuan terutama dalam film horor di Indonesia. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang dipergunakan adalah semiotika televisi John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Berdasarkan kode-kode tersebut, peneliti menemukan pergeseran stereotipe perempuan dalam film horor Indonesia, perempuan pemberani yang rela melakukan apa saja demi keluarganya, perempuan tak lagi dilekatkan dengan menampilkan sensualitas, dan karakter-karakter perempuan dalam film ini yang mendukung pergeseran stereotipe perempuan terutama dalam film horor. Hasil penelitian ini memperlihatkan stereotipe perempuan Indonesia dalam film “Pengabdi Setan” bahwa perempuan mengambil pekerjaan atau kegiatan, sifat, tingkah laku, dan penampilan yang sebelumnya diperankan oleh laki-laki dalam film baik secara narasi maupun karakter.
Representasi Kecantikan Perempuan dalam Video Musik Blackpink – As If It’s Your Last Amorita, Dea Ermini; Hadi, Ido Prijana; Wahjudianata, Megawati
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.067 KB)

Abstract

As If It’s Your Last merupakan video musik milik girlband asal Korea Selatan, Blackpink. Girlband ini memiliki konsep yang berbeda dibandingkan girlband Korea Selatan lainnya. Pada video musik As If It’s Your Last, Blackpink turut menjadi pembawa tren kecantikan Korea Selatan tidak hanya dari produk kosmetik, namun dari segi gaya busana (fashion). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kecantikan perempuan digambarkan dalam video musik As If It’s Your Last. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semiotika John Fiske dengan 3 level, yaitu level realitas, level representasi dan level ideologi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretatif untuk mendeskripsikan tanda dan lambang dalam video musik tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa kecantikan pada video musik ini digambarkan dengan kecantikan dari fisik (outer beauty) dan kecantikan dari kepribadian (inner beauty). Hal tersebut terlihat dari bagaimana tanda dan lambang yang ada pada video musik menunjukkan adanya petanda : 1) Kecantikan perempuan merupakan produk rekayasa media, 2) Kecantikan perempuan dijadikan sebagai objek komoditas, 3) Kecantikan perempuan identik dengan citra kemewahan.
Representasi kekerasan simbolik dalam film Hidden Figures Wijaya, Evelyn; Aritonang, Agusly Irawan; Wahjudianata, Megawati
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.288 KB)

Abstract

nelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kekerasan simbolik direpresentasikan melalui film Hidden Figures. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika televisi John Fiske melalui 3 level yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Berdasarkan kode-kode tersebut, peneliti melihat adanya konsep kekerasan simbolik yang dikemas dalam perilaku orang-orang yang berperan di dalam film Hidden Figures. Kekerasan simbolik sendiri adalah bentuk kekerasan yang halus dan tidak tampak, yang tidak dikenal atau hanya dikenal dengan menyembunyikan mekanisme tempatnya bergantung Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana orang kulit hitam dapat menyaingi orang-orang kulit putih. Kekerasan simbolik tergambarkan dalam tiga hal utama, yaitu : pemisahan ras, perempuan, dan dominasi atasan terhadap bawahan.. Dan kekerasan simbolik terasa mulai dari awal hingga akhir film.
Representasi kecantikan perempuan korea selatan dalam film “plump revolution” Saputra, Mellisa Leliani; Priyowidodo, Gatut; Wahjudianata, Megawati
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.62 KB)

Abstract

Plump Revolution merupakan film dengan genre komedi romantis yang berlatar belakang era modern di Korea Selatan. Film yang juga diproduksi di Korea Selatan ini berbeda dengan film atau drama Korea lainnya karena menggambarkan kecantikan perempuan yang tidak dilihat dari segi fisik saja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kecantikan digambarkan pada film Plump Revolution. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semiotika John Fiske melalui level realitas, representasi dan ideologi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan tanda dan lambang dalam video musik tersebut. Berdasarkan analisis data, peneliti menemukan bahwa kecantikan pada film ini digambarkan dengan kecantikan dari dalam. Hal tersebut terlihat dari bagaimana tanda dan lambang yang ada pada film menunjukkan adanya pertanda : 1) Kecantikan berdasarkan gaya hidup, 2) Kecantikan berdasarkan penampilan dan 3) Kecantikan berdasarkan perilaku.
Analisis Isi Kekerasan dalam Tiga Film Remaja Terlaris di Tahun 2017 Pranata, Hansen; Angela, Chory; Wahjudianata, Megawati
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.412 KB)

Abstract

Adanya fenomena peniruan adegan kekerasan yang ditunjukan dalam film di dunia nyata oleh remaja karena remaja adalah individu yang rentan dipengaruhi oleh tayangan media. Penonton di bioskop juga didominasi oleh remaja sebagai penikmatnya dan adanya penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan adegan kekerasan dalam film-film di bioskop. Peneliti menemukan tiga film untuk diteliti. Ketiga film tersebut merupakan film remaja (PG13) dengan tiga genre yang berbeda, film terlaris pada tahun 2017. Ketiga film tersebut adalah Star Wars: The Last Jedi, Beauty and the Beast dan Wonder Woman. Dengan menggunakan metode analisis isi, peneliti menghitung frekuensi adegan kekerasan dalam film dan bentuk-bentuk kekerasan apa saja yang dimunculkan. Diperoleh bahwa film Star Wars: The Last Jedi merupakan film yang mengandung konten kekerasan tertinggi yaitu sebanyak 93%, Wonder Woman sebanyak 86%, dan Beauty and the Beast sebanyak 71%. Jenis kekerasan fisik yang paling sering muncul adalah merusak barang, kekerasan verbal yang paling sering muncul adalah berbicara pada seseorang dengan kasar, dan kekerasan alat paling banyak muncul adalah penggunaan senjata lain.
Representasi Afro-Amerika Dalam Film “Get Out” Sutaner, Lisabeth Corry; Aritonang, Agusly Irawan; Wahjudianata, Megawati
Jurnal e-Komunikasi Vol 6, No 2 (2018): VOL 6, NO 2 AUGUST 2018
Publisher : Jurnal e-Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2975.889 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana representasi Afro-Amerika dalam film Get Out. Afro-Amerika di dalam film ini, Afro-Amerika dalam film ini digambarkan secara positif dan berusaha mendobrak stereotip negatif yang sudah melekat di media massa dan di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode semiotika dan akan dilihat melalui kode-kode televisi John Fiske. Tiga level yang akan dilihat melalui kode-kode televisi yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Afro-Amerika dalam film Get Out digambarkan memiliki kemampuan yang lebih tinggi atau superior dibandingkan orang kulit putih dalam berbagai aspek. Meskipun ada beberapa aspek menunjukkan Afro-Amerika tidak lebih baik dibandingkan orang kulit putih, namun mereka juga digambarkan tidak l