Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Jazz in Lampung: Community’s Perspective, Social Practices, Cultural Performance, Organization, and Consequences Hidayatullah, Riyan; Irawan, Ricky; Alam, Pandu Watu; Mazlan, Chamil Arkhasa Nikko
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 25, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v25i2.13664

Abstract

This article attempts to reveal the perspectives of the Lampung jazz community members dealing with organizational issues related to members’ perceptions or administrators. The cause is an extramusical issue that leads to the ulun Lappung (indigenous Lampung people) social characteristics. In general, problems uncommon in the jazz community arise in this communal setting. This article focuses on the Lampung jazz community’s perspective, cultural performances, social practices, and consequences. The data for this study came from immersive fieldwork conducted in Lampung jazz circles between 2017 and 2021. In addition to in-person data collection, field sites and apps were used. The research participants include senior musicians with over 20 years of experience, music scholars, music entrepreneurs, and jazz activists. Each participant has a unique perspective on group organization, jazz culture and knowledge, and socially musical practices. The significance of Lampung’s musical sense of community is discussed.
Produksi Filter Interaktif Tiktok HapHap MIGI Sebagai Media Edukasi Visual Pendukung Transmedia Animasi Sihotang, Rahmat Maulana; Allesandro, Yanuar Aldi; Sirait, Rinda Aunillah; Alam, Pandu Watu
Kontribusi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): November 2025
Publisher : Cipta Media Harmoni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53624/kontribusi.v6i1.671

Abstract

Latar Belakang: Anak-anak Generasi Alpha tumbuh di era digital dengan keterpaparan tinggi terhadap media sosial, yang menjadikannya medium potensial untuk menyampaikan pesan edukatif, khususnya dalam bidang gizi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi filter interaktif TikTok “HapHap MIGI” sebagai media edukasi visual pendukung transmedia animasi ‘MIGI: Makan Minum Bergizi’, serta mendeskripsikan proses produksinya secara sistematis melalui tiga tahapan utama. Metode: Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui tahapan pra-produksi (pengembangan konsep dan desain visual), produksi (pengolahan aset di platform Canva dan Effect House), serta pasca-produksi (pengujian langsung pada lima anak SD di Jatinangor). Hasil: Filter berhasil dikembangkan dengan pendekatan visual cerah dan gamifikasi ringan tanpa penalti skor. Anak-anak menunjukkan antusiasme tinggi, memahami bahwa objek yang ditangkap adalah makanan sehat, dan menunjukkan ketertarikan untuk mencoba kembali. Kesimpulan: Filter “HapHap MIGI” berpotensi menjadi media edukatif transmedia yang efektif dan menyenangkan bagi anak-anak Generasi Alpha dalam membangun pemahaman awal terhadap pentingnya makanan bergizi.
TEATER KEBUDAYAAN SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA KECAMATAN JATIGEDE, SUMEDANG Susanti, Santi; Saputra, Sandi Jaya; Indriani, Sri Seti; Mahameruaji, Jimi Narotama; Puspitasari, Lilis; Rosfiantika, Evi; Alam, Pandu Watu
KABUYUTAN Vol 4 No 2 (2025): Kabuyutan, Juli 2025
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/kabuyutan.v4i2.349

Abstract

Gagasan pembangunan Teater Kebudayaan Kecamatan Jatigede (TKKJ) sebagai ruang kreatif dan media promosi wisata berbasis budaya lokal merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Prodi Televisi dan Film FIKOM Unpad. TKKJ dirancang sebagai pusat kolaborasi antara komunitas budaya, akademisi, dan pelaku industri kreatif, dengan fungsi utama menyajikan narasi lokal melalui pertunjukan teater dan konten multimedia. Meskipun belum direalisasikan, konsep ini menawarkan pendekatan inovatif dalam pengembangan pariwisata berbasis pengalaman dan partisipasi masyarakat.Metode yang digunakan meliputi produksi konten kreatif berupa video dan foto promosi, serta perencanaan pembangunan fisik Jatigede Display Room di sekitar Masjid Al-Kamil. Konten audiovisual dirancang untuk menampilkan kekayaan budaya lokal, seperti mitos, sejarah, dan ekspresi seni kontemporer, dengan prinsip multimedia learning untuk meningkatkan daya tarik dan retensi informasi wisatawan. TKKJ diharapkan menjadi creative hub yang memperkuat branding Jatigede sebagai destinasi budaya dan edukatif.Tantangan seperti keterbatasan SDM, pendanaan, dan keberlanjutan program diantisipasi melalui sinergi lintas sektor dan dukungan kebijakan. Dengan perencanaan yang matang dan pelibatan komunitas, TKKJ berpotensi menjadi model promosi wisata budaya yang berkelanjutan dan berdampak sosial.
EKONOMI POLITIK MEDIA DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAN SOSIAL-BUDAYA: EKONOMI POLITIK MEDIA DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAN SOSIAL-BUDAYA Mohamad Permana, Rangga Saptya; Alam, Pandu Watu
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Juni 2022
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v4i2.19

Abstract

Harold Innis dan Marshall McLuhan mengakui kenyataan bahwa teknologi memiliki dimensi komunikatif dalam dan dari diri mereka sendiri dan memainkan peran penting dalam formasi ekonomi politik. Bidang ekonomi jelas tidak dapat dipisahkan dari kapitalisme; serta kapitalisme dan industri merupakan dua hal yang tidak bisa dilepaskan. Lebih lanjut, budaya adalah salah satu konten yang paling menarik untuk “dijual” dan kerap dimasifikasi oleh media untuk menghasilkan keuntungan besar oleh para kapitalis media. Kajian ini bertujuan untuk membahas bagaimana ekonomi politik media ditinjau dari perspektif komunikasi dan sosial-budaya. Kajian dalam artikel ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, dengan memakai kajian literatur sebagai teknik pengumpulan data. Hasil menunjukkan bahwa ekonomi politik media (massa) amat berkaitan dengan kekuasaan dan kontrol atas konten media massa. Kontrol tersebut dilakukan dengan proses komunikasi, di mana pesan-pesan yang disampaikan oleh media massa bertujuan untuk memengaruhi persepsi khalayak, kadang juga untuk menggiring sikap khalayak, terhadap sebuah isu, terutama isu-isu sosial dan politik. Salah satu konten media yang dipandang efektif untuk meraup sumber-sumber finansial adalah budaya. Budaya yang dimasifikasi menjadi senjata ampuh bagi para pemilik media untuk memeroleh laba dan kekayaan; di mana budaya tidak lagi dipandang dari perspektif estetis-nya saja, atau bagaimana budaya menyampaikan kebenaran, namun dipandang sebagai “alat” untuk mendulang keuntungan semata.
KONTRIBUSI PULAU JAWA UNTUK KULTUR SINEMA INDONESIA: KAJIAN SINGKAT FESTIVAL-FESTIVAL FILM DI PULAU JAWA: KONTRIBUSI PULAU JAWA UNTUK KULTUR SINEMA INDONESIA: KAJIAN SINGKAT FESTIVAL-FESTIVAL FILM DI PULAU JAWA Mohamad Permana, Rangga Saptya; Alam, Pandu Watu; Indriani, Sri Seti
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 5 No 3 (2023): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Oktober, 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v5i3.179

Abstract

Festival film merupakan salah satu fenomena yang menarik untuk dikaji karena sifatnya yang multidisipliner, karena kita bisa mengkaji festival film dari berbagai sudut pandang, mulai dari perspektif ekonomi, manajemen, budaya, sejarah, hingga geografi. Terkait dengan festival film, Indonesia sendiri memiliki banyak festival film yang rutin diadakan setiap tahunnya baik yang berskala nasional maupun regional, khususnya di Pulau Jawa. Di Pulau Jawa sendiri, beberapa festival film telah lama diselenggarakan dan rutin diadakan setiap tahunnya, baik itu festival film internasional seperti Festival Film Bandung (FFB) di Bandung, ARKIPEL di Jakarta, atau Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) di Yogyakarta, serta festival film berskala nasional, seperti Festival Film Purbalingga (FFP) di Purbalingga dan Malang Film Festival (MAFI Fest) di Malang. Tujuan dari kajian ini adalah untuk untuk memberikan gambaran mengenai kondisi festival film di Indonesia secara umum, dan khususnya lima festival film di Pulau Jawa yang disebutkan sebelumnya. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan kajian literatur dalam kajian ini. Hasil menunjukkan bahwa meski mayoritas festival film di Indonesia masih berupa audience festivals, namun setidaknya festival-festival film di Indonesia sudah dalam trek yang benar dan turut mendukung kemajuan industri film Indonesia karena seringkali menjadi titik awal perjuangan para sineas nasional maupun internasional asal Indonesia. Pulau Jawa masih menjadi barometer festival film di Indonesia, dengan berbagai misi, kepentingan dan genre yang diusung oleh masing-masing festival tersebut. Hal ini juga berlaku untuk lima festival film di Pulau Jawa, yakni FFB, ARKIPEL, JAFF, FFP dan MAFI Fest. Mulai dari program festival hingga film-film yang disajikan kepada penonton festival, kelima festival film tersebut memiliki kualitas tersendiri, yang masing-masing berkontribusi untuk kultur sinema Indonesia.