Fauzul Iman
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PRINSIP DASAR DAN RAGAM PENAFSIRAN KONTEKSTUAL DALAM KAJIAN AL-QUR’AN Fauzul Iman
Holistic al-Hadis Vol 2 No 2 (2016): Juli - Desember 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v2i2.952

Abstract

With the caracteristic which is so-called “shâlih li kulli makan wa zaman” (suitable in all places and epoches), Qur’anic verses should be comprehended according to the different context of the society. The Qur’an should be able to answer everlasting different problems in different society. This is to make the Qur’ân that had been revealed fourteen centuries ago still alive and suitable for our era. This in turn inspires the rise of the context-oriented exegesis: a kind of exegesis which projects the past into the contemporary context. Apart from any shortcomings, contextual exegesis deserves appreciations and can can be a trend in Qur’anic exegesis which is in need to be developed. This article deals with basic principles and models of contextual exegesis in the study of al-Qur’an.
LEBAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN Fauzul Iman; Abdal Yusro Al-Anshor
Al-Fath Vol 7 No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v7i1.3076

Abstract

Dalam menafsirkan kata auwha, Thanthawi mengartikan sebagai ilham atau naluri yang diberikan Allah kepada lebah, kata auwha mengandung dua pengertian. Pertama; wahyu yang kita pahami yaitu wahyu Kedua; wahyu di sini memiliki pengertian ilham. Lebah juga banyak mengandung manfaat bagi manusia dan lebah juga dapat diumpamakan seperti kehidupan orang mukmin karakteristik penafsiran Thantawi Jauhari yaitu bercorak tafsirilmi dan memperlihatkan ma’na mufradat, kemudian berpindah ke arti ijmal (global) dan akhirnya penafsiran tafshili (uraian terperinci). Thanthawi Jauhari meletakan tiga pokok kebutuhan umat Islam dalam tafsirnya, yaitu: hukum, ahlak dan ilmu keajaiban alam dengan menitik beratkan kepada ilmu pengetahuan modern dan keajaiban-keajaiban seluruh ciptaan Allah swt, termasuk manusia. penafsiran Thantawi Jauhari dipengaruhi oleh rasio keilmuan sehingga dapat disimpulkan bahwa tafsir ini bercorak ilmiah (al-laun al-ilmy).
AMTSAL AL-QUR'AN Fauzul Iman; Asep Kamrowi
Al-Fath Vol 8 No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v8i1.3053

Abstract

Jalaluddin as-suyuthi juga membagi amtsal al-qur’an pada dua bagian yaitu: pertama; amtsal musharahah bih adalah yang didalamnya dijelaskan dengan lafadz matsal ( مثل ) atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Amtsal seperti ini banyak ditemukan dalam al-qur’an.Kedua; amtsal kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafadz matsal/tamtsil (permisalan), tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Kontekstualitas Tafsir Al-Mizan dalam Menafsirkan Ayat Siyasah Shar’iyyah Fauzul Iman
Al-Fath Vol 9 No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v9i1.3282

Abstract

Latar belakangnya yang akrab dengan tradisi filsafat menjadikan penafsiran al-Tabataba’i kontekstualitas, sesuai kondisi kekinian dan kedisinian. Tentang ayat-ayat politik (siyasah shar’iyyah), ia menjelaskan, kedaulatan dan kekuasaan itu wewenang Allah Swt, terutama dalam hal al-hukm al-shari’ dan al-hukm al-takwini. Dalam hal al-hukm al-wad’i, Allah Swt memiliki kewenangan penuh, namun juga melimpahkannya pada manusia yang diijinkan-Nya. Ulu al-amr, baginya, adalah pemimpin yang wajib ditaati karena kebenarannya. Selagi dia mengajak bermaksiat, maka ketaatan tidak boleh diberikan kepadanya. Sedangkan terkait mushawarah, ia tidak banyak memberikan elaborasi. Hanya saja, ia memberika catatan perlunya dilakukan musyawarah terkait penyapihan anak dan beberapa lagi dalam hal keputusan perang. Ini yang dirasa agak janggal, karena tema musyawarah yang biasanya dielaborasi panjang lebar oleh mufassir lainnya, namun tidak dalam kitab al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an ini.
TEACHER PERFORMANCE, ORGANIZATIONAL CULTURE, COMPENSATION, AND SPIRITUAL LEADERSHIP: A LITERATURE STUDY Syahid Syahid; Fauzul Iman; Supardi Supardi
IJGIE (International Journal of Graduate of Islamic Education) Vol. 3 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Departement Of Master Of Islamic Education Graduate Programme Sultan Muhammad Syafiuddin Institute Of Islamic Studies Sambas, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/ijgie.v3i1.1052

Abstract

This study aims to explore and analyze theories of organizational culture, compensation, and spiritual leadership and how they affect performance based on preliminary studies. The method used in this study is literature study. Relevant data is searched through books and scientific journals of international and national repute published on Google Scholar. The steps of data analysis consist of editing, organizing, and making conclusions. The results of the study reveal that there is a significant impact of organizational culture, compensation, and spiritual leadership on performance. However, research on madrasas as religious educational institutions has not yet been carried out. The study recommendations suggest that further research be carried out regarding the variables studied.
Integrasi Wawasan Mitigasi Dalam Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam: Studi Kasus Longitudinal Pada Sekolah Menengah Kejuruan Ulmah Nurhayati; Muhajir Muhajir; Fauzul Iman
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/al-thariqah.2022.vol7(1).8332

Abstract

Upaya mitigasi bencana dapat dilakukan melalui jalur Pendidikan. Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan konteks pengintegrasian wawasan mitigasi dalam materi PAI. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui pegembangan dan mengintegrasikan materi PAI berwawasan mitigasi di jenjang sekolah menengah ke dalam cakupan materi PAI yang relevan, serta mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah mix method, yaitu penelitian pustaka dan lapangan dan merupakan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah pengumpulan data pustaka dan lapangan dengan menggunakan instrumen penelitian observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pengembangan materi pembelajaran PAI, dapat menambah pemahaman dan memunculkan kesadaran masyarakat khususnya bagi peserta didik, dengan pengintegrasian wawasan mitigasi ke dalam materi PAI, pendidik dan peserta didik dapat memiliki pemahaman yang cukup mengenai wawasan mitigasi bencana, untuk desain pembelajaran PAI pendidik cenderung memilih penerapan model-model pembelajaran aktif (active learning), diskusi dan demonstrasi, dengan tujuan siswa akan lebih cepat memahami dan tidak mudah lupa.
IMPLEMENTASI METODE PENGEMBANGAN MUROJA’AH DAN TAHSIN PADA PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN HAFALAN AL-QUR’AN : STUDI DI PONDOK PESANTREN DAAR EL-QOLAM 4 SITI ROHMAH; FAUZUL IMAN; ENENG MUSLIHAH
TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/teaching.v2i3.1667

Abstract

The purpose of this research is to find out the learning method in the Tahfidz Al-Qur'an Program in an effort to maintain the memorization of the Qur'an, and to find out the Implementation of the Murojaah and Tahsin Development method in the Tahfidz Al-Qur'an Program in an effort to maintain the memorization of the Qur'an as well as to find out the constraints and efforts of implementation of Murojaah and Tahsin Development method in the Tahfidz Al-Qur'an Program at the Daar El-Qolam 4 Islamic Boarding School, Gintung, Jayanti, Tangerang. The benefits are for the development of scientific treasures, as reference materials or references and add libraries to universities and provide additional knowledge, insight, and experience for researchers for how to implement Murojaah and Tahsin Development Method in the Tahfidz Al-Qur'an program. The methods used by researcher are qualitative research method using interviews, documentation and field surveys. There are several stages, namely the first stage is orientation or description, then the second stage is reduction / focus, this stage reduces all information obtained in the initial stage, the selection process, focusing attention on simplification, abstracting and transforming the rough data that arises from the field data. Then the third stage is the selection stage, at this stage the researcher describes the focus that has been set in more detail. The results showed that the learning method used in the Tahfidz Program at Daar El-Qolam 4 Islamic Boarding School was the talaqqi method and the tikror method (qiro'ah tikror and syima'i tikror). Implementation of the Muroja'ah and Tahsin Development Method in the Tahfidz Al-Qur'an Program, students are required to murojaah their memorization every day, after new memorization increases, students are directed to re-memorize the old and new memorization by depositing / listening to it to Asatidz to mutqin their memorization so that the students' memorization doesn’t quickly forget or even disappear. The problem is that students are not only focused on always memorizing the verses of the Qur'an, time constraints, and obstacles to procuring musyrif or musyrifah. Efforts are made with good and efficient time management, a comprehensive tahfidz program schedule, adding musyrif and musyrifah. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pembelajaran pada Program Tahfidz Al-Qur’an, dan untuk mengetahui implementasi metode pengembangan Murojaah dan Tahsin pada Program Tahfidz Al-Qur’an serta untuk mengetahui kendala dan upaya implementasi metode pengembangan Murojaah dan Tahsin pada Prorgam Tahfidz dalam upaya memepertahankan hafalan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daar El-Qolam 4, Gintung, Jayanti, Tangerang. Manfaatnya bagi pengembangan khazanah keilmuan sebagai bahan referensi, rujukan dan menambah pustaka pada perguruan tinggi serta memberikan tambahan pengetahuan & wawasan. Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan survei lapangan. Tahap pertama, orientasi atau deskripsi, tahap kedua, reduksi/focus, tahap ini mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap awal, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari data-data lapangan. Tahap ketiga, seleksi/selection, pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Hasil penelitian, metode pembelajaran yang digunakan pada Program Tahfidz di Pondok Pesantren Daar El-Qolam 4 adalah metode talaqqi dan tikror (tikror qiro’ah dan tikror syima’i). Implementasi Metode Pengembangan Muroja’ah dan Tahsin pada program ini, santri diharuskan me-murojaah-kan hafalannya setiap hari, santri diarahkan untuk menghafal ulang hafalan yang lama dan yang baru dengan menyetorkan kepada Asatidz untuk me-mutqin-kan Kendalanya, santri tidak hanya difokuskan untuk selalu menghafal ayat-ayat Al-Qur’an saja, kendala waktu, serta kendala pengadaan musyrif atau musyrifah. Upaya yang dilakukan dengan manajemen waktu yang baik dan efesien, jadwal program tahfidz yang komprehensif, penambahan musyrif dan musyrifah.