Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Respon Mahasiswa Terhadap Penggunaan Benang Gigi Manginar Sidabutar; Simamora, Friska D.; Azriel D.M.G Tupitu
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 3 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/jimr1182

Abstract

Sisa makanan yang menempel pada bagian interproksimal terutama pada gigi berjejal sulit dijangkau dan dibersihkan menggunakan sikat gigi saja. Sisa makanan yang tidak dibersihkan secara sempurna dapat menyebabkan terjadinya penumpukan plak, terbentuknya karang gigi (kalkulus), dan dapat memicu terjadinya penyakit gusi (gingivitis) dan kerusakan pada jaringan pendukung gigi (periodontitis), benang gigi merupakan metode yang paling direkomendasikan untuk menghilangkan plak di bagian interproksima. Penggunaan Benang gigi merupakan solusi untuk membersihkan sisa makanan yang masih menempel di celah-celah gigi, menggunakan benang gigi bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga Kesehatan mulut agar terhindar dari karang gigi (kalkulus), penyakit gusi (gingivitis), dan periodontitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat penggunaan benang gigi pada mahasiswa  dan bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan benang gigi.        Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang menggambarkan respon mahasiswa terhadap penggunaan benang gigi seperti alasan tidak menggunakannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang mau menggunakan benang gigi 44,8%  alasan responden menggunakan benang gigi dominannya karena responden merasa penggunaan benang gigi itu penting responden mengatakan bahwa responden merasa nyaman saat menggunakan benang gigi dan benang gigi membuat celah-celah gigi lebih bersih dibandingkan menggunakan tusuk gigi. Dominan responden yang tidak mau menggunakan benang gigi 55,12%  alasan responden tidak menggunakan benang gigi dominanya yaitu karena biaya yang mahal sehingga responden tidak mampu membeli benang gigi,  dan lingkungan yang tidak terbiasa menggunakan benang gigi, dan responden mengatakan penggunaan benang gigi membutuhkan waktu yang lama sehingga responden malas menggunakan benang gigi.   Kesimpulan penelitian yaitu Sebagian besar Responden tidak menggunakan benang gigi, responden tidak menggunakan benang gigi dikeranakan kurangnya pemahaman tentang teknik penggunaan benang gigi yang benar, dan belum terbiasa untuk menggunakan benang gigi sehingga responden merasa sulit saat menggunakan benang gigi ini dikarenakan kurangnya promosi.
Penggunaan Audiovisual Dalam Mengurangi Rasa Cemas Anak Yang Takut Ke Fasilitas Kesehatan Mulut Manginar Sidabutar; Ferdinan Fankari; Kristina Hendrika
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 3 No. 6 (2025): Juni 2025
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/jimr1289

Abstract

Latarbelakang: Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk menentukan status kesehatan anak. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi masalah gigi dan mulut di Indonesia sebesar 57,6%. Prevalensi anak usia 5-9 tahun yang berobat ke dokter gigi sebesar 17,8%. Tingginya angka anak yang tidak berobat ke dokter gigi salah satunya disebabkan oleh kecemasan dental. Prevalensi kecemasan anak terhadap perawatan gigi dan mulut di Indonesia mencapai 22%. Kecemasaan saat perawatan gigi menyebabkan perlawanan oleh anak pada saat dokter gigi melakukan prosedur perawatan, sehingga konsentrasi dokter terahlikan karena adanya rasa cemas dan takut pada anak. Perilaku menghindari perawatan pada gigi anak dapat berkelanjutan sehingga anak memiliki persepsi yang menakutkan terhadap dokter gigi. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas penggunaan audiovisual sebagai alat terapi untuk membantu anak-anak mengatasi rasa cemas anak  saat berkunjung ke fasilitas kesehatan gigi. Metode: Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Ekperimen (eksperimen semu). Metode quasi eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian yang tujuannya membagi dua kelompok menjadi kelompok konrol dan kelompok intervensi untuk mengetahui tentang bagaimana penggaruh penggunaan boneka tanggan dalam mengatasi rasa takut anak. Hasil Penelitian: Sebanyak 78% responden (39 anak) merasa cemas ke fasilitas kesehatan mulut sebelum diberikan media audiovisual dan sebanyak 22% responden (11 anak) merasa sangat cemas ke fasilitas kesehatan mulut sebelum diberikan media audiovisual. Sebanyak 76% responden (38 anak) masih merasa cemas ke fasilitas kesehatan mulut setelah diberikan media audiovisual dan sebanyak 24% responden (12 anak) tidak lagi cemas ke fasilitas kesehatan mulut setelah diberikan media audiovisual.
PENCEGAHAN FISSURE SEALING PADA MASYARAKAT DI PESISIR PANTAI KELURAHAN OESAPA Friska D. Simamora; Manginar Sidabutar; Novianti P. Baunsele
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 1: Juni 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dental caries is a disease of hard tooth tissue that begins with decalcification of the inorganic structure of the teeth. The results of the 2018 Riskesdas show that the prevalence of the DMFT index in Indonesia has increased the DMF-T index to >6 from the 2013 Riskesdas results with a DMF-T index of 4.6 and increases with age. The results of the 2018 Riskesdas show that the prevalence of caries in Indonesia in 2018 reached 45.3%. Fissure sealant is a preventive protection for teeth that have deep pits and fissures which are therefore more susceptible to caries, by applying a filling material (sealants) to the occlusal surface which aims to prevent dental caries. Objective achieved from the Community Service activity is to reduce the number of dental caries by taking preventive measures Fissure sealing in children on the coast of Oesapa. The results of the data above show that from interviews with parents there are still those who give bottled milk when their children sleep so that in the results of the examination of children who have more than 5 teeth have caries so that there is a rampant caries in children. In this community service, it was also conveyed the importance of regulating the pattern of giving bottled milk to children, not when the child is sleeping and after giving milk, the child's mouth and teeth must be cleaned. The conclusion of prevention of fissure sealant in children at the integrated health post is that it needs done to prevent tooth decay, especially in children where this action taken to cover deep fissures in the teeth. This action is one way to prevent tooth decay. In this activity, counseling was also provided to brush teeth properly, foods that damage teeth and importance of routine checks at dental health facilities.
PENGGUNAAN APLIKASI DALAM MEMONITOR DAN MENCEGAH STUNTING Manginar Sidabutar; Friska D. Simamora; Fitri A.Ramli
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 1: Juni 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting is a fairly serious public health problem,especially developing countries including Indonesia.Data from Indonesian Ministry of Health (2018) shows the prevalence stunting in Indonesia is 30.8%.Stunting is a condition when a child has height shorter than average height of children the same age. Stunting usually occurs in children who do not get enough nutrition during the first thousand days of their lives,namely from pregnancy to the age of 2 years.As many as 23% of babies are born with stunting conditions in NTT and the remaining 77% become stunted after birth or postnatal.In efforts to prevent stunting in infants,the role information technology can utilized to conduct surveillance and monitoring of infants' diet and health conditions such as morbidity,vitamin A consumption,additional food,immunization and neonatal visits can be obtained in real time.Objectives Reducing stunting rates in West Kupang District NTT.This activity expected to beneficial mothers who have babies less than 1 year old,in helping to prevent stunting their babies.This research also useful for health workers obtaining data on the practice Viding 1 year old babies,infections experienced by babies and the health facilities.The results of the data obtained there were 7 pregnant women with 3 of them included in the KEK category with an average of pregnant women weighing less than 50 kg,the irregular eating patterns of pregnant women,and also unhealthy lifestyle that always ignores eating on time during pregnancy.For dental health, pregnant women are categorized as quite good because their OHIS still relatively good.Conclusion The occurrence of LBW or stunting in West Kupang District is not due to lack of sufficient food supplies but is due to the lifestyle pregnant women who are lazy to eat because they are always disturbed by nausea and vomiting every day so that they decide not to eat,or eat only once a day
EVEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI WHATSAPP DALAM MENINGKATKAN KONDISI KESEHATAN MULUT IBU HAMIL PADA KELURAHAN PENFUI KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG Manginar Sidabutar; Friska D. Simamora; Fitri A. Ramli
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2025): Nopember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v5i6.11590

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesejahteraan ibu hamil.Salah satu masalah yang umum adalah penyakit periodontal yang berdampak tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada janin. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2019), periodontitis menempati peringkat ke-11 penyakit terbanyak didunia. Meskipun 94,7% masyarakat Indonesia menyikat gigi setiap hari, hanya 2,8% yang melakukannya dengan benar (Riskesdas, 2018). Rendahnya kesadaran dan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya perawatan gigi menjadi faktor yang memperburuk kondisi ini. Infeksi periodontal kronis terbukti berkaitan dengan risiko bayi lahir prematur dan BBLR melalui peningkatan mediator inflamasi. Untuk mengatasi keterbatasan akses perawatan, teledentistry dapat menjadi solusi. Layanan ini memanfaatkan teknologi komunikasi seperti WhatsApp untuk konsultasi dan edukasi jarak jauh. Tujuan: Untuk mengetahui evektivitas penggunaan aplikasi WhatsApp dalam meningkatkan kondisi kesehatan mulut ibu hamil Metode:Sosialisasi,Simulasi/edukasi,Monitoring, Evaluasi. Hasil:Setelah intervensi, 5 dari 10 ibu hamil dengan OHI-S buruk mengalami perubahan menjadi baik. Kesimpulan: Aplikasi WhatsApp efektiv dalam meningkatkan ksehatan mulut ibu hamil.