Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Wacana dalam Majalah “Perkara Masiku Setelah Pemilu”, Representasi Kekuasaan dan Dinamika Politik Istianahh, Uut; Aini, Jasmine Noer; Ulva, Iliya; Khasanah, Mulia Putri; Jayanti, Rani
Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 14 No. 2 (2024): Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/pena.v14i2.39593

Abstract

Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur teks dalam majalah “Perkara Masiku Setelah Pemilu?”, mengidentifikasi penggunaan bahasa dan gaya penulisannya, serta mengeksplorasi representasi sosial yang disampaikan melalui kontennya. Melalui analisis struktur teks, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana informasi diorganisasikan. Selanjutnya, analisis bahasa dan gaya penulisan bertujuan untuk mengungkap karakteristik narasi yang membangun pesan kepada pembaca. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang berfokus pada pemahaman makna, konsep, karakteristik, simbol, dan fenomena tertentu (Yusuf, 2017). Teknik pengumpulan data melibatkan pengumpulan dokumen berupa artikel-artikel dalam majalah yang relevan dengan tema penelitian. Selain itu, penelitian ini melakukan analisis mendalam terhadap wacana dengan mengkaji teks, termasuk struktur, pemilihan kata, dan strategi penyajian isu. Data ini didukung dengan tinjauan literatur untuk memberikan konteks yang lebih luas terhadap isu yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa artikel “Perkara Masiku Setelah Pemilu?” menggunakan struktur naratif dan analitis untuk menggambarkan dinamika politik pasca-Pemilu 2024, khususnya terkait kasus Harun Masiku. Dengan gaya penulisan formal dan bahasa yang tegas, artikel tersebut tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga menawarkan analisis kritis terhadap aktor-aktor politik dan institusi penegak hukum, seperti KPK, yang dianggap dipengaruhi oleh kekuasaan.
Mengenal Istilah Bahasa Unik pada Makanan Khas Jawa Timur, sebagai Cermin Kearifan Lokal: Kajian Sosiolinguistik Istianah, Uut; Ulva, Iliya; Jayanti, Rani; Aini, Jasmine Noer
Jubah Raja : Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajaran Vol. 3 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/jr.v3i1.4291

Abstract

abstrak—Bahasa itu unik artinya, setiap bahasa memiliki sistem yang khas serta spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai pengetahuan kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu yang mencakup sejumlah pengetahuan kebudayaan yang berkenaan dengan model-model pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif serta menggunakan metode studi literatur. Terdapat teknik pengolahan data antara lain: 1) Mengumpulkan data dari buku, internet, dan jurnal 2) Mengidentifikasi istilah-istilah dari bahasa unik 3) Mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil pengumpulan data dari penelitian. Dalam konteks makanan khas Jawa Timur, telah ditemukan 25 istilah bahasa unik yang digunakan untuk menggambarkan makanan khas seperti Kerupuk Memble, Bubur Sruntul, dsb. Salah satu contoh analisis dan interpretasi istilah-istilah bahasa unik makanan khas Jawa Timur: Bubur Sruntul: Istilah: Sruntul dalam bahasa Jawa berarti hancur atau berantakan. Interpretasi: Bubur ini memiliki tekstur yang kasar dan mudah hancur. Hal ini menunjukkan ciri khas makanan Jawa Timur yang umumnya memiliki tekstur yang tidak terlalu halus. Dengan demikian, istilah bahasa makanan unik dalam kearifan lokal memiliki relevansi yang kuat dengan bidang sosiolinguistik, karena keduanya saling terkait dalam memahami bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan pengetahuan, pemikiran, dan warisan budaya terkait makanan tradisional dalam masyarakat.Kata kunci—Bahasa Unik, Makanan, Kearifan Lokal, Istilah, Sosiolinguistik  Abstract—Language is unique, meaning that each language has a unique and specific system that other languages do not have. Local wisdom can be defined as cultural knowledge possessed by a particular community which includes a number of cultural knowledge relating to models of management and sustainable use of natural resources. This type of research uses qualitative descriptive research and uses literature study methods. There are data processing techniques, including: 1) Collecting data from books, the internet and journals 2) Identifying terms from unique languages 3) Describing and concluding the results of data collection from research. In the context of typical East Javanese food, 25 unique language terms have been found that are used to describe typical foods such as Memble Crackers, Sruntul Porridge, etc. One example of the analysis and interpretation of unique language terms for typical East Javanese food: Sruntul porridge: The term: Sruntul in Javanese means destroyed or messy. Interpretation: This porridge has a rough texture and crumbles easily. This shows the characteristics of East Javanese food which generally has a texture that is not too smooth. Thus, the term unique food language in local wisdom has a strong relevance to the field of sociolinguistics, because the two are interrelated in understanding how language is used to convey knowledge, thoughts and cultural heritage related to traditional food in society.Keywords— Unique Language, Food, Local Wisdom, Terms, Sociolinguistics