Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manajemen Anestesi pada Bayi dengan Duktus Arteriosus Patent yang Menjalani Laparoskopi Duodenostomi: Laporan Kasus Kurniyanta, I Putu; Aryabiantara, I Wayan; Fikrawan, Putu Filla Jaya
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i1.56381

Abstract

Manajemen anestesi pada bayi dengan kelainan kongenital seperti patent ductus arteriosus (PDA) dan atresia duodenum memerlukan perhatian khusus, terutama pada prosedur bedah laparoskopi yang menambah kompleksitas akibat efek hemodinamik insuflasi karbon dioksida. Laporan kasus ini bertujuan mengulas pengelolaan anestesi pada seorang bayi perempuan berusia 5 hari dengan PDA dan atresia duodenum yang menjalani duodenostomi laparoskopik. Pasien menunjukkan distensi abdomen sejak lahir dan diagnosis prenatal PDA dengan shunt kiri-kanan. Anestesi dilakukan dengan menggunakan Sevofluran untuk induksi, Fentanil dan Ketamin untuk analgesi, serta Atrakurium untuk intubasi. Analgesi pascaoperasi dilakukan dengan anestesi caudal menggunakan Bupivakain 0,25%. Hemodinamik pasien terjaga stabil sepanjang prosedur, dengan saturasi oksigen 98-100% dan denyut jantung 124-137 bpm. Prosedur bedah berhasil tanpa komplikasi, dan tidak ada kebocoran pada anastomosis. Pasien dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk pemantauan lebih lanjut. Kesimpulannya, manajemen anestesi yang hati-hati dan individual sangat penting pada bayi dengan PDA yang menjalani pembedahan laparoskopik, dengan pendekatan anestetik multimodal yang mengoptimalkan stabilitas hemodinamik dan kontrol nyeri.
Laporan Kasus : Tatalaksana Dengue Shock Syndrome Pada Ibu Hamil di Ruang Terapi Intensif Fikrawan, Putu Filla Jaya; Utara Hartawan, I Gusti Agung Gede; Aryasa, Tjahya; Parami, Pontisomaya; Labobar, Otniel Adrians
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 12 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i12.3150

Abstract

Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah bentuk paling berat dari infeksi virus dengue yang dapat menyebabkan syok hipovolemik, trombositopenia, dan perdarahan. Kasus DSS pada ibu hamil memerlukan penanganan yang sangat hati-hati karena dapat berdampak pada kondisi ibu dan janin. Terapi cairan yang tepat merupakan kunci utama dalam manajemen DSS, terutama untuk mengatasi kebocoran plasma yang terjadi pada fase kritis infeksi dengue. Seorang perempuan 31 tahun, hamil 39 minggu, datang dengan keluhan demam tinggi sejak 3 hari sebelumnya disertai nyeri kepala, nyeri otot, dan mual. Pada hari ketiga demam, pasien melahirkan bayi laki-laki yang kemudian meninggal dalam kondisi maserasi. Pasien kemudian mengalami penurunan kondisi berupa syok hipovolemik, penurunan kesadaran, dan hipotensi, sehingga dirawat di ruang ICU. Resusitasi cairan dilakukan dengan cairan kristaloid dan koloid, namun kondisi pasien terus memburuk dan akhirnya meninggal setelah mengalami cardiac arrest pada hari keenam demam. DSS pada ibu hamil sangat kompleks karena selain mengancam jiwa ibu, juga dapat berdampak buruk pada janin. Penurunan volume plasma yang terjadi pada DSS dapat memperburuk syok dan menyebabkan kegagalan organ. Manajemen yang tepat melibatkan pemantauan ketat terhadap cairan, elektrolit, dan kondisi hemodinamik. Pada pasien ini, penanganan difokuskan pada resusitasi cairan yang intensif dan pemantauan ketat meskipun kondisi pasien tidak menunjukkan perbaikan. DSS pada ibu hamil memerlukan penanganan yang intensif dan multidisipliner untuk mencegah komplikasi fatal. Manajemen cairan yang hati-hati sangat penting untuk mengatasi kebocoran plasma dan mempertahankan stabilitas hemodinamik. Pemantauan klinis yang ketat serta pengawasan laboratorium juga diperlukan untuk mengurangi risiko morbiditas dan mortalitas baik pada ibu maupun janin.