Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome Secondary to Mild Renal Artery Stenosis induced Hypertension in Child: A Case Report Martelina, Yiska; Ananda Digdoyo; Wikrama, Ketut Wiswa
Acta Neurologica Indonesia Vol. 3 No. 01 (2025): Acta Neurologica Indonesia
Publisher : Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69868/ani.v3i01.44

Abstract

Introduction: In addition to neurological symptoms such as impaired consciousness that can result in the rare incidence of a comatose state, seizures, and visual impairment, posterior reversible encephalopathy syndrome (PRES) is represented by a various type of non-specific symptoms such as headache, nausea, and vomiting. These clinical features are associated with distinctive imaging findings of vasogenic edema, primarily located in the bilateral posterior or parieto-occipital lobes, which is generally reversible. Case Report: We present here, a young 7-years-old girl, with a medical history of hypertension, sudden loss of consciousness lasting 1 minute, stereotypic seizures lasting 5 to 10 seconds with unknown etiology, had a history of blurred vision for approximately 24 hours after the seizures, multiple projectile vomiting, dizziness and altered mental status for 1 week. The characteristics of vasogenic edema observed in the bilateral parieto-occipital lobe, as seen in CT-scan imaging, along with the reversal of symptoms, contributed to the diagnosis of PRES in our patient. After the hypertension was treated and the symptoms were reversed, the patient was discharged in a stable condition. Conclusion: We report a case is a Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome in young patient caused by hypertension and triggered by renal artery stenosis. Hypertension must be treated in patients with neurological symptoms like loss of consciousness, dizziness, and blurred vision. Suspicion of PRES must be considered a special case.
Profil Pasien Balita Covid-19 di RS Bethesda Tahun 2021 Wikrama, Ketut Wiswa; Indarto, Fx Wikan; Ardiyan, Yustina Nuke; Pratiwi, Johana Puspasari Dwi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i9.16408

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil pasien balita COVID-19 pada tahun 2021. Menggunakan desain deskriptif observasional dan rancangan cross-sectional. Data sekunder berupa rekam medis didapat dengan teknik total sampling sehingga mencapai n=100 pada rentang waktu 1 januari 2021-31 juli 2022. Data selanjutnya dianalisis univariat kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi/ persentase. Hasil menunjukan dari 100 rekam medis didapatkan 53 pasien laki-laki dan 47 perempuan pada mayoritas usia >4 tahun-5 tahun. Enam puluh lima dari total sampel adalah pasien rawat jalan dan 35 rawat inap. Metode diagnostik yang digunakan adalah swab RT-PCR COVID-19. Gejala yang paling sering ditemukan berupa demam (77) disertai dengan keterlibatan sistem gastrointestinal yaitu muntah (21). Tanda pemeriksaan fisik terbanyak adalah peningkatan suhu tubuh (71) dengan tingkat keparahan paling banyak adalah gejala ringan (54) kasus. Pemeriksaan penunjang medis lainnya hanya dilakukan pada pasien dengan tingkat keparahan sedang-kritis yang menjalani rawat inap mencapai 35% dari total subjek penelitian, hasil pemeriksaan darah lengkap sebagian besar normal dan pemeriksaan rontgen pada (24) pasien mengarah ke pneumonia bilateral. Riwayat pengobatan antivirus hanya diberikan pada gejala ringan-kritis yang menjalani rawat inap dan obat yang paling banyak adalah vitamin C dan zink pada (74) pasien dengan luaran klinis hanya dinilai pada pasien rawat inap sebanyak (34) pasien memiliki luaran klinis membaik dan (1) pasien meninggal karena mengalami syok septik dan hipoglikemia berat. Gejala paling banyak adalah demam dan terkait organ lain yaitu gastrointestinal adalah muntah. Tingkat keparahan klinis yang paling banyak adalah gejala ringan. Hasil pemeriksaan fisik paling banyak adalah peningkatan suhu tubuh.