Mesah, Jeff W.
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ritual Adat Hapo Ana (Syukuran Bayi Baru Lahir) Oleh Penganut Jingitiu Di Sabu Raijua: Indonesia Nawa, Mani S.; Mesah, Jeff W.; Sabu, Omiano
Ciencias : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol. 8 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Persatuan Guru 1945 NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70942/ciencias.v8i1.239

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Apa makna dan nilai dari ritual adat hapo ana (syukuran bayi baru lahir) oleh penganut jingitiu di Desa Eimadake Kecamatan sabu Tengah Kabupaten sabu raijua. Yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa eimadake Kecamatan sabu tengah Tengah Kabupaten sabu raijua, alasan peneliti mengambil lokasi ini karena di Desa eimadake masih melakukan tradisi ini dan belum pernah ada yang melakukan penelitian ilmiah tentang kebudayaan. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat nilai-nilai dan cara berlaku (artinya kebiasaan) yang dipelajari pada umumnya dimiliki oleh para warga dari suatu masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam ritual adat hapo ana (syukuran bayi baru lahir) oleh penganutu jingitiu  dikatakan membudaya, karena dalam setiap masyarakat jingitiu yang melahirkan harus ada ritual adat hapo ana di Desa Eimadake.  Makna ritual adat hapo ana (syukuran bayi baru lahir) oleh penganut jingitiu  yakni merupakan ungkapan rasa syukur keluarga atas karunia yang diberikan dan juga proses ritual yang dilakukan merupakan proses dimana seorang anak secara resmi diakui keberadaannya di tengah masyarakat dengan keyakinan bahwa anak yang di Hapo Ana nantinya akan tumbuh menjadi anak yang berguna dalam kehidupan keluarga serta membanggakan keluarga.
Makna Kenoto dalam Upacara Adat Perkawinan Etnis Sabu Di Desa Raerobo Kecamatan Sabu Liae Kabupaten Sabu Raijua: Indonesia Wadu, Indrawati; Meluk, Oktoviana Derice; Mesah, Jeff W.
Ciencias : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol. 8 No. 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Persatuan Guru 1945 NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70942/ciencias.v8i2.238

Abstract

Penelitian dengan judul Makna “Kenoto” Dalam Upacara Adat Perkawinan Etnis Sabu Di Desa Raerobo Kecamatan Sabu Liae Kabupaten Sabu Raijua memiliki tujuana). untuk mengetahui proses “kenoto” dalam adat perkawinan masyarakat sabu b). Untuk menggetahui Makna dan nilai “kenoto” dalam perkawinan adat etnis Sabu di Desa Raerobo. Alasan peneliti mengambil lokasi ini karna di Desa Raerobo masih melakukan tradisi ini, Penentuan informan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu penelitian informan berdasarkan pertimbangan penelitian. Oranng yang menjadi informen adalah tokoh adat dan tokoh masyarakat yang benar-benar mengetahui tentang “Kenoto”.  Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yakni dimana data akan di reduksi,untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian, suatu kebudayaan dapat di jadikan sebagai nilai-nilai dan cara bersikap yang telah melekat dan menjadi ciri kas masyarakatnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa “kenoto” dalam adat perkawinan etnis sabu, merupakan warisan budaya yang di turunkan dari generasi ke generasi sehingga masyarakat sabu masih sangat berpegang tegu pada adat istiadat mereka. Masyarakat sabu meyakini bahwa “kenoto” bukan hanya sebagai tempat sirih pinang, namun memiliki nilai dan makna bagi kehidupan rumah tangga. Research entitled The Meaning of "Kenoto" in the Traditional Sabu Ethnic Marriage Ceremony in Raerobo Village, Sabu Liae District, Sabu Raijua Regency. a). to find out the process of "kenoto" in the marriage customs of the Sabu community b). To find out the meaning and value of "kenoto" in the traditional marriage of the Sabu ethnic group in Raerobo Village. The reason the researcher took this location was because Raerobo Village still carries out this tradition. Determining the informants used in this research was purposive sampling, namely informant research based on research considerations. The people who become informants are traditional leaders and community leaders who really know about "Kenoto".  The data sources used in this research are primary and secondary data sources. Then the data is analyzed using qualitative descriptive techniques, namely where the data will be reduced, to provide a clearer picture and make research easier. A culture can be used as values ​​and ways of behaving that are inherent and characteristic of its society. The results of the research show that "kenoto" in the Sabu ethnic marriage customs is a cultural heritage that has been passed down from generation to generation so that the Sabu people still adhere strictly to their customs. The shabu community believes that "kenoto" is not only a place for betel nut, but has value and meaning for household life.
Makna dan Nilai Tuturan dalam Upacara Adat Mulha’i Duik pada Masyarakat Suku Rote Termanu Desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang: Indonesia Ingunau, Kinenty; Boimau, Sanhedri; Oematan, Richard; Ingunau, Temy Miswan Elifas; Mesah, Jeff W.
Ciencias : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol. 8 No. 2 (2025): Juli
Publisher : Universitas Persatuan Guru 1945 NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70942/ciencias.v8i2.485

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah Makna dan Nilai yang terkandung dalam tuturan upacara adat Mulha’i Duik pada masyarakat suku Rote Termanu Desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna dan nila tuturan dalam upacara adat Mulha’i Duik pada masyarakat suku Rote Termanu Desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami juga sebagai sumbangan referensi untuk acuan (literatur) bagi peneliti selanjutnya. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori linguistik kebudayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh terkait makna yang terkandung dalam upacara adat Mulha’i Duik adalah Makna sejarah, kekeluargaan, kesedihan, Kebersamaan, Simbolis. Sedangkan nilai yang terdapat nilai budaya, gotong royong, religious, sosiologis, edukatif. The problem in this study is the meaning and value contained in the speech of the Mulha'i Duik traditional ceremony in the Rote Termanu tribe community of Pukdale Village, East Kupang District, Kupang Regency. The purpose of this study is to describe the meaning and value of speech in the Mulha'i Duik traditional ceremony in the Rote Termanu tribe community of Pukdale Village, East Kupang District, Kupang Regency. The expected benefits of this study are to know and understand as well as a contribution of references for references (literature) for further researchers. The theory used in the study is the theory of cultural linguistics. The method used in this study is descriptive qualitative. The results obtained related to the meaning contained in the Mulha'i Duik traditional ceremony are the meaning of history, kinship, sadness, togetherness, symbolic. While the values contained are cultural values, mutual cooperation, religious, sociological, educational.