Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Indeks Partisipasi Keluarga Peternak dalam Usaha Peternakan Domba Garut di Kecamatan Targong Kaler, Kabupaten Garut Firman, Achmad; Nurlina, Lilis; Ramdani, Diki; Rismayanti, Yayan
Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 11, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v11i1.16634

Abstract

Garut sheep is a livestock commodity that has been designated as an indigenous breed of Garut Regency. This livestock has become part of most of the agricultural communities of Garut Regency. This research was conducted in August - September 2024 and was conducted in Tarogong Kaler District. The number of respondents who became the sample was 61 farmers. The analysis method used is the participation rate which is determined by the number of activities inside the farm and outside the farm. The participation index is the ratio between on-farm and off-farm activities compared to the standard eight-hour workday. Based on the description of the research results, it shows that the participation of fathers, mothers, and children in the Garut family sheep farming business is dominated by the father as the person in charge of the family. Mothers and children have not contributed significantly in helping in the family farm. This condition affects the participation index value of each family member, where the father has a high participation index value compared to the child and mother.
FILANTROPI SEBAGAI PERWUJUDAN MODERASI BERAGAMA DI BANYUMAS Ramdani, Diki; Khotimah, Khusnul
Hujjah: Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 9 No. 1 (2025): Hujjah: Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52802/hjh.v9i1.1508

Abstract

Artikel ini mengkaji praktik filantropi lintas agama sebagai bentuk perwujudan moderasi beragama yang dilakukan oleh sekelompok pemuda Muslim dan Kristen di Banyumas. Melalui pendekatan kualitatif-deskriptif, penelitian ini mengeksplorasi bentuk kegiatan kolaboratif seperti santunan anak yatim, buka puasa bersama, dan aksi sosial kepada masyarakat sekitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi ini tidak hanya memperkuat relasi sosial, tetapi juga mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama seperti tawassuth, tawazun, ta'adul, tasamuh, musawah, dan syura. Dinamika yang mereka alami memperlihatkan tantangan awal yang berhasil diatasi melalui komunikasi, kepercayaan, dan motivasi berbasis spiritualitas serta kesadaran sosial. Kegiatan ini menjadi praktik nyata toleransi dan dialog antariman yang mampu memperkuat kohesi sosial dan menumbuhkan semangat persaudaraan lintas agama di level akar rumput. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya replikasi model ini ke wilayah lain, serta dukungan kebijakan dari institusi keagamaan dan pemerintah.
KOMODIFIKASI ISLAM DALAM DAKWAH DIGITAL: TELAAH KRITIS PERSPEKTIF INDUSTRI BUDAYA Ramdani, Diki; Harianto, Sugeng Dwi; Saefulloh, Aris
Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi Vol 7, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jrmdk.v7i2.36840

Abstract

Penelitian ini mengkaji komodifikasi Islam dalam dakwah digital melalui perspektif teori industri budaya Frankfurt, khususnya gagasan Adorno dan Horkheimer mengenai standar, reproduksi, dan logika pasar dalam produksi budaya. Menggunakan metode studi pustaka (library research), artikel ini menganalisis literatur akademik mengenai dakwah digital, ekonomi media, dan komodifikasi agama. Hasil kajian menunjukkan bahwa dakwah digital telah bergeser dari orientasi spiritual menuju praktik berbasis pasar, di mana nilai-nilai Islam dikemas sebagai produk yang dapat dikonsumsi secara massal. Dakwah menjadi bagian dari sistem produksi kapitalistik yang menstandarkan pesan, menyederhanakan nilai-nilai keagamaan, dan mengutamakan daya tarik komersial. Meskipun demikian, aspek resistensi terhadap komodifikasi dan implikasi spiritual jangka panjang masih minim dieksplorasi. Studi ini berkontribusi dalam memperkaya kritik terhadap praktik dakwah digital sebagai bentuk budaya industri dan menawarkan refleksi kritis atas penyebaran agama di era ekonomi media.
Tradisi Intelektual Ulama Pesantren: Studi Komparasi Ulama Pesantren Salaf dan Pesantren Modern Ramdani, Diki
Jurnal At-Tadbir : Media Hukum dan Pendidikan Vol 34 No 1 (2024): Jurnal At-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 34 No 1 Tahun 2024
Publisher : Institut KH Ahmad Sanusi (INKHAS) Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52030/attadbir.v34i1.223

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menelusuri tradisi ulama yang berlatarbelakang pendidikan pesantren tradisional dan pesantren modern dalam mendidik santri-santrinya sebagai kader ulama. Penulis mengambil studi kasus Ali Mustafa Yaqub sebagai representasi ulama yang lahir dari rahim pesantren salaf dan Abdullah Syukri Zarkasyi sebagai representasi dari ulama yang lahir dari rahim pesantren modern. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskritif dengan melakukan analisis berbasis kajian kepustakaan (library research), sehingga teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui pengumpulan sumber-sumber primer, sekunder dan tersier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ali Mustafa Yaqub sangat kuat mempertahankan idealisme model pesantren salaf dengan basis kitab kuning, hal ini terlihat dari lembaga pendidikan pesantren Darus Sunnah yang ia dirikan dengan visinya mengader ulama sejak dini. Ia juga menekankan bahwa ulama harus bisa membaca dan memahami kitab kuning. Berbeda dengan Abdullah Syukri Zarkasyi, melalui Pondok Modern Gontor, ia lebih mengarahkan santri-santrinya kepada life skill seperti organisasi, kesenian, dan olahraga. Gontor tidak mengajarkan kitab kuning secara komprehensif akan tetapi ia memberikan pelajaran Bahasa Arab dasar sebagai kunci untuk mendalami kitab kuning di kemudian hari.