Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BHUMI BAMBU: DESTINASI WISATA ALAM BERBASIS LINGKUNGAN DI BANYUMAS Azahro, Sekar Aprilia; Sa’idah, Atiqah Nur; Yulissa, Siti Salsabila; Kurniawan, Agung
Jurnal Industri Parawisata Vol 7, No 2 (2025): JANUARY
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v7i2.2329

Abstract

Bhumi Bambu adalah destinasi wisata alam baru di Banyumas yang menyuguhkan berbagai objek wisata di dalamnya dan berfokus untuk menonjolkan hutan bambu yang jarang ditemui pada wisata alam lainnya di Banyumas. Terletak di lereng Gunung Slamet, Bhumi Bambu memiliki beberapa objek wisata alam di dalamnya seperti Curug Tirto Widodari, Curug Kracakan, Green Stone Waterfall, dan Curug Temon. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan observasi. Didapati bahwa wisatawan yang berkunjung ke Bhumi Bambu masih menganggap bahwa objek wisata yang menarik di Bhumi Bambu adalah curug-curug yang berada di dalamnya, bukan hutan bambu. Wisatawan tertarik berwisata ke Bhumi Bambu karena keasrian alamnya yang masih terjaga, tidak terlalu banyak ornamen artifisial. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan studi-studi terdahulu yang belum menekankan pada destinasi wisata alam hutan bambu di Banyumas dan menjawab pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum Bhumi Bambu, perbedaan Bhumi Bambu dengan destinasi wisata alam lainnya, strategi pengembangan, dan perspektif masyarakat mengenai Bhumi Bambu.
BHUMI BAMBU: DESTINASI WISATA ALAM BERBASIS LINGKUNGAN DI BANYUMAS Azahro, Sekar Aprilia; Saidah, Atiqah Nur; Yulissa, Siti Salsabila; Kurniawan, Agung
Jurnal Industri Parawisata Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Industri Pariwisata JANUARY 2025
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v7i2.2329

Abstract

Bhumi Bambu adalah destinasi wisata alam baru di Banyumas yang menyuguhkan berbagai objek wisata di dalamnya dan berfokus untuk menonjolkan hutan bambu yang jarang ditemui pada wisata alam lainnya di Banyumas. Terletak di lereng Gunung Slamet, Bhumi Bambu memiliki beberapa objek wisata alam di dalamnya seperti Curug Tirto Widodari, Curug Kracakan, Green Stone Waterfall, dan Curug Temon. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan observasi. Didapati bahwa wisatawan yang berkunjung ke Bhumi Bambu masih menganggap bahwa objek wisata yang menarik di Bhumi Bambu adalah curug-curug yang berada di dalamnya, bukan hutan bambu. Wisatawan tertarik berwisata ke Bhumi Bambu karena keasrian alamnya yang masih terjaga, tidak terlalu banyak ornamen artifisial. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan studi-studi terdahulu yang belum menekankan pada destinasi wisata alam hutan bambu di Banyumas dan menjawab pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum Bhumi Bambu, perbedaan Bhumi Bambu dengan destinasi wisata alam lainnya, strategi pengembangan, dan perspektif masyarakat mengenai Bhumi Bambu.
Tradisi Grebeg Gethuk: Studi tentang Kendala dan Keberlanjutan Tradisi Grebeg Gethuk di Kota Magelang Azahro, Sekar Aprilia; Suyanto, Edy; Windiasih, Rili
YASIN Vol 5 No 6 (2025): DESEMBER
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/yasin.v5i6.7847

Abstract

Grebeg Gethuk is a distinctive tradition of Magelang City that highlights the traditional food getuk as a symbol of regional cultural identity. The uniqueness of this tradition has earned Magelang the nickname “City of Getuk” and strengthened the image of local culture within the community. This study aims to fill the gap in research concerning the challenges in implementing the Grebeg Gethuk tradition, while also describing its execution and the preventive strategies adopted by the Department of Education and Culture. A qualitative descriptive method was used, drawing on primary and secondary data obtained through interviews, observation, and documentation. The findings reveal that the implementation of Grebeg Gethuk faces several obstacles, including the impact of the Covid-19 pandemic, miscommunication among stakeholders, and budget constraints. Nevertheless, the spirit of cultural preservation remains strong, supported by collaboration among the government, community, artists, and getuk producers. Preventive strategies include enhancing cross-sectoral coordination, optimizing budget use, and introducing innovative adaptations of the tradition in response to current conditions. The study concludes that the continuity of Grebeg Gethuk relies heavily on the collaboration and commitment of all stakeholders to preserve this tradition as a form of living and relevant local wisdom in the modern era.