Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Film "A Man Called Otto" Berdasarkan Perspektif Teori Bunuh Diri Emile Durkheim Pamungkas, Anang Jati; Budiarto, Risya Raihana; Yulissa, Siti Salsabila; Agati DJ, Sharlen Taurisya; Firman, Ajun Azhar; Harjanto, Ghaly Mahdysalam; Maulidina, Listia Ayu; Primadata, Ankarlina Pandu
Jurnal Ilmu Sosial Humaniora Indonesia Vol 4 No 2 (2024): JISHI - Desember 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jishi.186

Abstract

Film "A Man Called Otto" yang menceritakan tokoh utama yang mencoba bunuh diri setelah istrinya meninggal menjadi salah satu contohnya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena bunuh diri dari perspektif teori Emile Durkheim serta menganalisis tanda dan simbol dalam film melalui pendekatan semiotika Peirce. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data berupa adegan dalam film dan kajian pustaka. Data dikumpulkan melalui analisis film dan sumber-sumber pendukung lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter Otto mengalami egoistic suicide karena isolasi sosial yang kuat dan anomie suicide akibat hilangnya tujuan hidup. Fenomena tersebut tercermin dalam beberapa adegan bunuh diri yang gagal karena adanya reintegrasi sosial yang perlahan-lahan memulihkan Otto. Faktor sosial memiliki peran penting dalam kecenderungan bunuh diri, dan film ini menawarkan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya dukungan sosial dalam mencegah bunuh diri. Perkembangan karakter Otto dan relevansinya dalam kehidupan nyata dapat dijelaskan menggunakan teori bunuh diri Durkheim. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang pencegahan bunuh diri melalui intervensi sosial.
BHUMI BAMBU: DESTINASI WISATA ALAM BERBASIS LINGKUNGAN DI BANYUMAS Azahro, Sekar Aprilia; Sa’idah, Atiqah Nur; Yulissa, Siti Salsabila; Kurniawan, Agung
Jurnal Industri Parawisata Vol 7, No 2 (2025): JANUARY
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v7i2.2329

Abstract

Bhumi Bambu adalah destinasi wisata alam baru di Banyumas yang menyuguhkan berbagai objek wisata di dalamnya dan berfokus untuk menonjolkan hutan bambu yang jarang ditemui pada wisata alam lainnya di Banyumas. Terletak di lereng Gunung Slamet, Bhumi Bambu memiliki beberapa objek wisata alam di dalamnya seperti Curug Tirto Widodari, Curug Kracakan, Green Stone Waterfall, dan Curug Temon. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan observasi. Didapati bahwa wisatawan yang berkunjung ke Bhumi Bambu masih menganggap bahwa objek wisata yang menarik di Bhumi Bambu adalah curug-curug yang berada di dalamnya, bukan hutan bambu. Wisatawan tertarik berwisata ke Bhumi Bambu karena keasrian alamnya yang masih terjaga, tidak terlalu banyak ornamen artifisial. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan studi-studi terdahulu yang belum menekankan pada destinasi wisata alam hutan bambu di Banyumas dan menjawab pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum Bhumi Bambu, perbedaan Bhumi Bambu dengan destinasi wisata alam lainnya, strategi pengembangan, dan perspektif masyarakat mengenai Bhumi Bambu.
BHUMI BAMBU: DESTINASI WISATA ALAM BERBASIS LINGKUNGAN DI BANYUMAS Azahro, Sekar Aprilia; Saidah, Atiqah Nur; Yulissa, Siti Salsabila; Kurniawan, Agung
Jurnal Industri Parawisata Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Industri Pariwisata JANUARY 2025
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v7i2.2329

Abstract

Bhumi Bambu adalah destinasi wisata alam baru di Banyumas yang menyuguhkan berbagai objek wisata di dalamnya dan berfokus untuk menonjolkan hutan bambu yang jarang ditemui pada wisata alam lainnya di Banyumas. Terletak di lereng Gunung Slamet, Bhumi Bambu memiliki beberapa objek wisata alam di dalamnya seperti Curug Tirto Widodari, Curug Kracakan, Green Stone Waterfall, dan Curug Temon. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan observasi. Didapati bahwa wisatawan yang berkunjung ke Bhumi Bambu masih menganggap bahwa objek wisata yang menarik di Bhumi Bambu adalah curug-curug yang berada di dalamnya, bukan hutan bambu. Wisatawan tertarik berwisata ke Bhumi Bambu karena keasrian alamnya yang masih terjaga, tidak terlalu banyak ornamen artifisial. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan studi-studi terdahulu yang belum menekankan pada destinasi wisata alam hutan bambu di Banyumas dan menjawab pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum Bhumi Bambu, perbedaan Bhumi Bambu dengan destinasi wisata alam lainnya, strategi pengembangan, dan perspektif masyarakat mengenai Bhumi Bambu.