Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kurikulum berbasis budaya dalam melestarikan warisan budaya Nusantara di SD Negeri Jarakan, Yogyakarta. Dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan siswa, serta dokumentasi kegiatan budaya di sekolah. Sebanyak 19 siswa kelas 5 C turut serta dalam mengisi kuesioner terkait pemahaman mereka terhadap budaya lokal yang diajarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kurikulum berbasis budaya di SDN Jarakan memiliki dampak positif dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal, seperti bahasa krama, seni membatik, dongeng, dan pakaian adat. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi meliputi minat rendah siswa terhadap budaya lokal akibat pengaruh modernisasi dan teknologi digital. Dukungan orang tua, guru, dan masyarakat memiliki peran penting dalam keberhasilan program ini. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat pemahaman guru mengenai materi budaya lokal. This study aims to analyse the role of culture-based curriculum in preserving the cultural heritage of the archipelago at SD Negeri Jarakan, Yogyakarta. Using a qualitative approach, data was collected through observation, interviews with the principal, teachers, and students, and documentation of cultural activities at school. A total of 19 Grade 5 C students participated in filling out questionnaires related to their understanding of the local culture taught. The results showed that the implementation of a culture-based curriculum at SDN Jarakan has a positive impact in introducing and preserving local culture, such as bahasa krama, batik art, fairy tales and traditional clothing. However, challenges include students' low interest in local culture due to the influence of modernisation and digital technology. The support of parents, teachers and the community plays an important role in the success of this programme. This study also provides recommendations to increase student engagement and strengthen teachers' understanding of local cultural materials.