Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH BAHAN ELEKTRODA TERHADAP KELISTRIKAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI) SEBAGAI SOLUSI ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN Siregar, Shinta Marito
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MIPA Vol 2 No 1 (2017): JP2MIPA
Publisher : JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.104 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan baterai aki basah yang ramah lingkungan denganmemanfaatkan belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagai elektrolit dan beberapa logamsebagai pasangan elektroda. Sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan energi listrik yangsangat tinggi, penelitian ini juga dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalahdalam produksi energi listrik yang selama ini memberikan kontribusi sangat besar terhadapemisi gas rumah kaca.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilakukan diLaboratorium Fisika UMN Al Washliyah. Elektrolit belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi)terlebih dahulu di ekstrak dan disaring dengan filter nomor 40. Pasangan Elektroda (anoda dankatoda) yang digunakan pada penelitian ini yaitu: tembaga:seng; tembaga:aluminium;tembaga:besi; dan tembaga:timah. Masing–masing plat elektroda dipotong dengan ukuran 4,5 x10 cm. Dibuat bak untuk prototipe baterai, dan disusun rangkaian dengan variasi dari masingmasingpasanganelektroda.Untukmengetahuipengaruhdarivariasisetiappasanganelektroda dilakukan pengukuran tegangan dan arus dengan hambatan 5 ohm, sehingga dapat diketahuipasangan elektroda terbaik dalam pemanfaatan belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagaielektrolit dalam pembuatan baterai aki basah. Hasil pengukuran PH larutan belimbing wuluhsebesar 1,6. Hasil pengujian dengan beberapa pasangan elektroda pada biobaterai, semua lampuLED menyala dan terdapat gelembung gas pada larutan elektrolit, hal ini membuktikan bahwalarutan belimbing wuluh termasuk asam kuat, sehingga merupakan senyawa elektoril kuat. Padapasangan elektroda tembaga-seng nilai tegangannya lebih tinggi dari pasangan elektroda yanglain yaitu sebesar 3 volt dan ini berbanding lurus dengan nilai kuat arus yang dihasilkan sebesar0,6 amper, sedangkan besar tegangan yang paling kecil dihasilkan oleh pasangan elektrodatembaga-timah sebesar 1,5 volt dan kuat arus sebesar 0,3 amper. Hal ini terjadi karena reaksiantara unsur penyusun pasangan logam sebagai elektroda dengan larutan belimbing wuluhsebagai elektrolit. Besar tegangan dan kuat arus yang dihasilkan pada penelitian ini jugatergantung dengan jumlah volume larutan, jumlah pasangan elektroda dan rangkaian yangdigunakan, tetapi dengan perbandingan hasil yang sama.  
ANALYSIS STUDY THROUGH MATHEMATICA 5.1 SIMULATION PROGRAM IN DETERMINING THE DENSITY AND POROSITY OF CORDIERITE CERAMICS Juliandi Siregar; M Gade; Khairiah Khairiah; Shinta Marito Siregar
FISITEK: Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/fisitek.v3i1.5510

Abstract

The research conducted was an experiment with a computational simulation design using the Wolfram Mathematica 5.1 program to view and analyze physical characteristics (density and porosity) of Cordierite Ceramics. The involvement of advanced computers in research will connect the theories and experiments that have been accepted as one of the methods of material research and development. The research variables in this simulation are sintering temperatures of 1200, 1250, 1300, and 1350 °C mixed with wood powder by 20% by weight. The parameters of this study are density and porosity. The simulation results show that with a composition of 20% wood powder and sintering temperature of 1300 °C the density values of 0.97 g/cm3 and porosity of 60.11% are the best conditions that are close to the literature. By comparing the results of simulations and experiments, it can be concluded that through simulation analysis of density and porosity, constant changes can be obtained due to a constant increase in sintering temperature and it can also be analyzed with a smaller temperature increase interval.Keywords: Cordierite Ceramics, Density, Porosity, and Wolfram Mathematica.
MECHANICAL PROPERTIES OF RUBBER YARN WITH THE ADDITION OF KAOLIN AS A REINFORCING FILLER Shinta Marito Siregar
FISITEK: Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.431 KB) | DOI: 10.30821/fisitek.v2i1.1544

Abstract

Rubber yarns have been made using kaolin and titanium dioxide (TiO2) as fillers on concentrated latex compounds, with kaolin variations of 0, 6, 12, and 15 phr. This research was conducted to find out the result of kaolin concentration analysis on rubber vulcanization. The observed mechanical properties include a modulus of 300%, a modulus of 500%, a breaking tension, and a breaking extension. Kaolin mixed with titanium dioxide (TiO2) has an effect on the mechanical properties of rubber yarn. The higher the kaolin concentration, the mechanical properties of the rubber yarn are getting worse, as it is increasingly away from the standard value set for the rubber yarn.Keywords: Kaolin, rubber yarn, and vulcanization.
EFFECTS OF KAOLIN CONCENTRATION AS FILLER ON VULCANIZATION OF RUBBER YARNS Shinta Marito Siregar
FISITEK: Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi Vol 1, No 2 (2017):
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.923 KB) | DOI: 10.30821/fisitek.v1i2.1414

Abstract

Abstract. A study has been conducted by mixing kaolin and titanium dioxide (TiO2) used as a filler on latex compounds which have been concentrated in the manufacture of rubber yarns with kaolin variations of 0; 6; 12; 15. This research was conducted to find out the result of kaolin concentration effects on rubber yarns vulcanization. The results showed that the concentration of kaolin mixed with titanium dioxide (TiO2) affect on rubber yarns vulcanization. The higher the concentration kaolin the smaller the swelling, so the time of vulcanization will take longer.Keywords: Kaolin, Rubber Yarns, and Vulcanization
PENGARUH BAHAN ELEKTRODA TERHADAP KELISTRIKAN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI) SEBAGAI SOLUSI ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN Shinta Marito Siregar
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MIPA Vol. 2 No. 1 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan MIPA
Publisher : LPPM UMN Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan baterai aki basah yang ramah lingkungan denganmemanfaatkan belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagai elektrolit dan beberapa logamsebagai pasangan elektroda. Sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan energi listrik yangsangat tinggi, penelitian ini juga dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalahdalam produksi energi listrik yang selama ini memberikan kontribusi sangat besar terhadapemisi gas rumah kaca.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilakukan diLaboratorium Fisika UMN Al Washliyah. Elektrolit belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi)terlebih dahulu di ekstrak dan disaring dengan filter nomor 40. Pasangan Elektroda (anoda dankatoda) yang digunakan pada penelitian ini yaitu: tembaga:seng; tembaga:aluminium;tembaga:besi; dan tembaga:timah. Masing–masing plat elektroda dipotong dengan ukuran 4,5 x10 cm. Dibuat bak untuk prototipe baterai, dan disusun rangkaian dengan variasi dari masingmasingpasanganelektroda.Untukmengetahuipengaruhdarivariasisetiappasanganelektroda dilakukan pengukuran tegangan dan arus dengan hambatan 5 ohm, sehingga dapat diketahuipasangan elektroda terbaik dalam pemanfaatan belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagaielektrolit dalam pembuatan baterai aki basah. Hasil pengukuran PH larutan belimbing wuluhsebesar 1,6. Hasil pengujian dengan beberapa pasangan elektroda pada biobaterai, semua lampuLED menyala dan terdapat gelembung gas pada larutan elektrolit, hal ini membuktikan bahwalarutan belimbing wuluh termasuk asam kuat, sehingga merupakan senyawa elektoril kuat. Padapasangan elektroda tembaga-seng nilai tegangannya lebih tinggi dari pasangan elektroda yanglain yaitu sebesar 3 volt dan ini berbanding lurus dengan nilai kuat arus yang dihasilkan sebesar0,6 amper, sedangkan besar tegangan yang paling kecil dihasilkan oleh pasangan elektrodatembaga-timah sebesar 1,5 volt dan kuat arus sebesar 0,3 amper. Hal ini terjadi karena reaksiantara unsur penyusun pasangan logam sebagai elektroda dengan larutan belimbing wuluhsebagai elektrolit. Besar tegangan dan kuat arus yang dihasilkan pada penelitian ini jugatergantung dengan jumlah volume larutan, jumlah pasangan elektroda dan rangkaian yangdigunakan, tetapi dengan perbandingan hasil yang sama.
Implementasi Sustainable Development Goals (SDGs): Optimalisasi Peran Mahasiswa KKN dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Melalui Kegiatan KKN di Desa Mekar Mulio: Pengabdian Eisya Dalila; Putri Regina Indriani; Siti Hajar; Indira Ayu Lestari; Athiyah; Rizka Agustina Pasaribu; Dilahasana; Rahma Wulan Aprilia; Nur Azila Rahayu Putri; Aulia Nur Azmi; Ahmad Laut Hasibuan; Shinta Marito Siregar
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.2566

Abstract

The Kuliah Kerja Nyata (KKN) program in Desa Mekar Mulia demonstrates the strategic role of students in advancing Sustainable Development Goals (SDGs). Recognizing the persistent health challenges in rural Indonesia, such as limited healthcare access and low health literacy, students implemented a community-based approach focused on SDG 3, which aims to ensure healthy lives and well-being. Through a qualitative case study, this paper analyzes the effectiveness of student initiatives, including the hands-on education of making herbal balms for common ailments like bloating and joint pain, as a practical and economical solution for residents. Furthermore, students engaged in collaborative efforts with the community, such as gotong royong (mutual cooperation) for environmental sanitation and providing education on waste management and the cultivation of medicinal plants and vegetables. This holistic approach not only improved public health awareness and practices but also strengthened the bond between students and the community, highlighting KKN as a viable model for sustainable, locally-relevant development.
From Lemongrass to Progress: Inovasi Teh Sereh sebagai Peningkatan Kesehatan dan Penggerak UMKM Di Desa Mekar Mulio, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara: Pengabdian Eisya Dalila; Putri Regina Indriani; Siti Hajar; Indira Ayu Lestari; Athiyah; Rizka Agustina Pasaribu; Dilahasana; Rahma Wulan Aprilia; Nur Azila Rahayu Putri; Aulia Nur Azmi; Ahmad Laut Hasibuan; Shinta Marito Siregar
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.2567

Abstract

This study aims to explore the potential of utilizing lemongrass (Cymbopogon nardus) as a herbal tea product in Mekar Mulio Village, Sei Balai Subdistrict, Batu Bara Regency, North Sumatra. The activity was carried out through a Community Service Program (KKN) using lecture, discussion, and hands-on practice methods. The results indicated that the community, particularly PKK and Perwiritan women’s groups, showed high enthusiasm in learning the process of processing lemongrass into herbal tea. Lemongrass tea provides various health benefits, including antioxidant activity, blood pressure reduction, sleep quality improvement, and natural antimicrobial effects. Beyond its health aspects, this innovation also creates opportunities for developing Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) based on local potential. Supporting factors include the availability of raw materials, community familiarity with lemongrass, and the growing market trend for natural herbal products. Therefore, the development of lemongrass tea serves not only as a healthy beverage alternative but also as a strategic effort to empower rural communities economically.