Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konjac Glucomannan: A Functional Dietary Fiber for Gut Health, Metabolic Regulation, and Clinical Applications – A Comprehensive Review Rustan M, Nurchalisah; Wahyuni, Sri; Baihaqi, Baihaqi; Massinai, Rustan; Pagala, Febryansyah
Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jtpp.v7i1.12080

Abstract

This study aims to review the potential of Konjac Glucomannan (KGM) as a functional dietary fiber in improving digestive health, regulating metabolism, and its clinical applications. The focus is on KGM's benefits in weight management, glycemic control, and modulation of gut microbiota. A comprehensive literature review was conducted to examine various studies on KGM's extraction methods, structural composition, physiological effects, and clinical uses. The review also addresses KGM’s regulatory status and safety to ensure appropriate dosing standards and long-term efficacy. Results demonstrate that KGM forms a gel matrix in the gastrointestinal tract, promoting satiety, reducing glucose absorption, and influencing lipid metabolism. Additionally, KGM exhibits prebiotic properties that support beneficial gut microbiota and enhance gut barrier integrity through the production of short-chain fatty acids (SCFAs). KGM's role in improving metabolic health and digestive function highlights its potential as a promising dietary fiber. Future research should focus on optimizing KGM formulations, exploring its role in personalized nutrition based on microbiome composition, and investigating its impact on neurological and metabolic disorders. This review emphasizes the need for further clinical trials to better understand KGM's therapeutic applications and long-term effects in promoting health and preventing disease.
Review Artikel : Mikroba, Tanaman dan Teknologi sebagai Integrasi Bioteknologi Mikrobial dalam Pertanian Modern Basoka, Sri Wahyuni; Johan, Eko Aprianto; Rustan M, Nurchalisah; Baihaqi, Baihaqi
Jurnal Minfo Polgan Vol. 14 No. 1 (2025): Artikel Penelitian
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/jmp.v14i1.15137

Abstract

Pertanian modern menghadapi tantangan serius seperti penurunan kesuburan tanah, ketergantungan pada bahan kimia sintetis, dan dampak perubahan iklim terhadap produktivitas dan ketahanan pangan. Dalam upaya mencari solusi berkelanjutan, bioteknologi mikrobial muncul sebagai pendekatan potensial melalui pemanfaatan mikroorganisme yang bermanfaat dalam sistem pertanian. Mikroba seperti bakteri penambat nitrogen, pelarut fosfat, dan fungi mikoriza berperan dalam meningkatkan efisiensi pemupukan, pertumbuhan tanaman, dan kesuburan tanah. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk kimia dan mikroba tertentu dapat mengurangi kebutuhan input sintetis tanpa menurunkan hasil panen. Selain itu, mikroorganisme seperti Plant Growth Promoting Bacteria (PGPR) berkontribusi pada ketersediaan hara dan kesehatan tanaman. Kemajuan bioteknologi juga mempermudah proses inokulasi serta identifikasi mikroorganisme unggul yang efektif sebagai pupuk hayati. Dengan pendekatan ini, pertanian berpotensi bergerak menuju sistem yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Bioteknologi Pangan Berbasis Mikroorganisme Rekayasa Genetika: Tren dan Tantangan Global Rustan M, Nurchalisah; Wahyuni, Sri; Baihaqi, Baihaqi; Nafilawati, Wa Ode; Ningsih, Minggu Lestari; Febryansyah, Febryansyah
Jurnal Minfo Polgan Vol. 13 No. 2 (2024): Artikel Penelitian
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/jmp.v13i2.14532

Abstract

Bioteknologi pangan berbasis mikroorganisme rekayasa genetik telah menjadi inovasi kunci dalam meningkatkan efisiensi fermentasi, memperkaya kandungan nutrisi, meningkatkan kualitas pangan fungsional, serta memproduksi protein pangan alternatif. Proses fermentasi yang lebih efisien dapat dicapai dengan memodifikasi mikroorganisme agar memiliki kemampuan metabolisme yang lebih optimal, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian pada Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus plantarum yang meningkatkan produksi bioetanol dan asam laktat. Namun, meskipun banyak manfaatnya, penerapan teknologi ini menghadapi berbagai tantangan, seperti risiko lingkungan akibat kontaminasi silang, potensi toksisitas atau reaksi alergi pada konsumen, dan biaya tinggi dalam produksi skala besar. Selain itu, perbedaan regulasi antarnegara juga memperlambat penerimaan produk berbasis rekayasa genetik di pasar global. Meskipun demikian, prospek masa depan bioteknologi pangan berbasis mikroorganisme rekayasa genetik sangat cerah, dengan peluang untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi pemborosan makanan, dan meningkatkan keberlanjutan. Dengan kemajuan teknologi seperti CRISPR-Cas9, optimasi jalur metabolisme mikroorganisme dapat dilakukan lebih presisi, menjadikan inovasi ini sebagai solusi strategis dalam pengembangan pangan fungsional dan berkelanjutan di masa depan. Untuk itu, diperlukan pengembangan teknologi yang lebih efisien dan murah serta regulasi internasional yang lebih komprehensif untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan teknologi ini. Dengan pendekatan yang tepat, bioteknologi pangan dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan sistem pangan global yang lebih aman, bergizi, dan ramah lingkungan di masa depan.