Emila Haivanala
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN SOLUSI CERDAS PENGELOLAAN KEUANGAN UNTUK UMKM DI DESA MOJOSARI, KECAMATAN BANSARI, KABUPATEN TEMANGGUNG Alifiyatul Janah; Alviana Maya Sabilla; Ahmad Nursaidin; Reynal Dista Wirayudha; Devi Zahra Anggiani; Yogi Ikhwan Kameswara; Shokhifatus Sodiqoh; M. Subkhan Ma’mun; Faiq Ulul ‘Azmi; Emila Haivanala; Dzawin Naja; Dwi Ana Kusumaning Tyas; Wadhifatul Asfiyak; Ahmad Guspul
Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa) Vol. 4 No. 9 (2025): Kreativitas Pada Pengabdian Masyarakat (Krepa)
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8765/krepa.v4i9.11470

Abstract

Pengelolaan keuangan UMKM sendiri merujuk pada serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk memastikan keuangan usaha dikelola dengan baik, transparan, dan bertanggung jawab. Banyak UMKM yang mengalami kegagalan karena kurangnya pemahaman tentang keuangan, kurang tajamnya keterampilan bisnis, dan rendahnya literasi keuangan yang menghambat kelancaran kegiatan kewirausahaan mereka. Desa Mojosari merupakan salah satu desa di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, berbagai jenis usaha berkembang di desa ini, mulai dari pengolahan hasil pertanian, kerajinan tangan, hingga produksi makanan, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi desa. Desa Mojosari masih menghadapi kendala dalam mengelola keuangan secara efektif, yang mengakibatkan pengeluaran sering kali melebihi pemasukan (overspending). Permasalahan yang dihadapi tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan manajemen keuangan bagi para pelaku UMKM, sehingga mereka dapat mengelola usaha dengan lebih baik dan meningkatkan daya saing di pasar. Solusi yang diperlukan yaitu Pelatihan pengelolaan keuangan bagi UMKM yang bertujuan membantu pelaku UMKM dalam mencatat transaksi secara lebih teratur dan sistematis, sehingga dapat meningkatkan pengelolaan keuangan, meminimalkan risiko kerugian, serta mengoptimalkan laba usaha UMKM. Hasil pelatihan yang dilakukan berdasarkan angket survei menunjukan bahwa pelaku UMKM memperoleh wawasan baru mengenai pentingnya pencatatan keuangan yang sistematis dan terstruktur. Selain itu, pelatihan ini juga meningkatkan kesadaran pelaku UMKM tentang pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang
Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pasar KretekKabupaten Wonosobo Berdasarkan Mkji 1997 Bagus Maisur Alwi; Achmad Sopyan Asyaifu; Emila Haivanala; Hana Zahrotul Awaliyah; Rizal Luthfi Mustofa; Wahyu Pamuji; Kamas Gilang Pratama; Wiji Lestarini
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 1 (2025): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v3i1.5832

Abstract

Di wilayah pasar tradisional, terutama di Simpang Empat Pasar Kertek, Kabupaten Wonosobo, sering terjadi masalah kemacetan karena jumlah kendaraan yang banyak dan gangguan dari aktivitas sehari-hari warga sekitar. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja Simpang Empat Pasar Kertek menggunakan pendekatan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Penelitian dilakukan dengan cara survey di lapangan untuk mendapatkan data mengenai volume lalu lintas, bentuk jalan, dan kondisi sekitar jalan. Data tersebut kemudian dianalisis dengan parameter kapasitas (C), derajat kejenuhan (DS), tundaan (D), peluang antrian (QP), dan tingkat pelayanan (LOS). Hasil analisis menunjukkan bahwa volume lalu lintas tertinggi mencapai 3162,4 kendaraan per jam, yang melebihi kapasitas jalan yang hanya 2980,43 kendaraan per jam dengan nilai DS sebesar 1,0611. Rata-rata tundaan mencapai 19,38 detik per kendaraan dan total tundaan di simpang sebesar 21,63 detik per kendaraan, sehingga simpang ini termasuk dalam tingkat pelayanan D. Peluang antrian juga tergolong tinggi, yaitu berkisar antara 45,36% hingga 90,29%, terutama pada jam-jam sibuk. Temuan ini menunjukkan bahwa kemampuan jalan sudah melebihi kapasitas yang ideal. Oleh karena itu, diperlukan strategi penanganan seperti pengaturan lalu lintas, pengendalian gangguan di samping jalan, atau pemasangan lampu lalu lintas agar arus lalu lintas tetap lancar dan keselamatan pengguna jalan bisa terjaga.
Analisis Kinerja Ruas Jalan Pemuda–Pangeran DiponegoroKabupaten Wonosobo Berdasarkan Mkji 1997 Bagus Maisur Alwi; Achmad Sopyan Asyaifu; Emila Haivanala; Hana Zahrotul Awaliyah; Rizal Luthfi Mustofa; Wahyu Pamuji; Kamas Gilang Pratama; Wiji Lestarini
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 1 (2025): Oktober
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v3i1.5833

Abstract

Pertumbuhan jumlah mobil di Kabupaten Wonosobo yang tidak seimbang dengan kondisi jalan menyebabkan masalah lalu lintas, terutama di Jalan Pemuda–Pangeran Diponegoro yang merupakan jalur utama menghubungkan pusat kota dengan area perdagangan dan tempat tinggal warga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja jalan tersebut dengan menggunakan pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Metode penelitian menggunakan survei lapangan dengan menghitung jumlah kendaraan, jenis kendaraan, dan hambatan samping pada jam sibuk, lalu dianalisis dengan beberapa parameter seperti kapasitas jalan, kecepatan arus bebas, tingkat kejenuhan, dan kualitas pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume lalu lintas tertinggi mencapai 1.682,5 kendaraan per jam, hambatan samping sebanyak 482 kejadian yang termasuk kategori sedang, kapasitas jalan sebesar 2.597 kendaraan per jam, dan kecepatan arus bebas sekitar 45 km/jam. Tingkat kejenuhan sebesar 0,632 hingga 0,646 masih di bawah ambang batas 0,75, sehingga kualitas pelayanan jalan tergolong baik. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa Jalan Pemuda–Pangeran Diponegoro masih mampu melayani arus lalu lintas meskipun ada hambatan samping dengan kategori sedang, dan hasil ini bisa menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan kebijakan peningkatan kinerja jaringan jalan perkotaan.