Program pendampingan yang diselenggarakan merupakan kolaborasi antara Program Desa Digital dan Akademi Desa Juara (Aksara) Provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi desa melalui digitalisasi. Kegiatan ini dihadiri oleh para kepala desa baru, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), sekretaris desa (Sekdes) di Provinsi Jawa Barat, tenaga pendidik dari Departemen Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran, dan pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat. Perwakilan para kepala desa baru tersebut diantaranya dari Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor. Program pendampingan ini mencakup pemaparan materi mengenai digitalisasi pedesaan dan pemberdayaan masyarakat desa serta diskusi terarah untuk memetakan potensi dan tantangan digitalisasi di desa guna memaksimalkan digitalisasi layanan publik di pedesaan. Program pengabdian masyarakat tersebut kemudian menghasilkan kesepakatan gagasan terkait pentingnya upaya digitalisasi di pedesaan, termasuk diantaranya ketersediaan keterbukaan informasi dan layanan publik di desa, literasi digital untuk aparatur desa, dan optimalisasi pembangunan infrastruktur untuk mendukung implementasi teknologi digital di desa. Tantangan yang dihadapi oleh perwakilan aparatur desa termasuk diantaranya keterbatasan infrastruktur teknologi digital yang mendukung, keterbatasan literasi digital, dan kebutuhan regulasi tingkat kabupaten dan desa yang terukur untuk mendukung upaya transformasi digital di perdesaan. Upaya tindak lanjut disepakati antara perwakilan desa dan pemerintah daerah provinsi Jawa Barat melalui naskah kesepakatan kerjasama digitalisasi desa. The mentoring program held is a collaboration between the Digital Village Program and the Juara Village Academy (Aksara) of West Java Province, aimed at optimizing the potential of villages through digitalization. The event was attended by newly appointed village heads, village consultative body (BPD) chairs, village secretaries (Sekdes) from West Java Province, educators from the Department of Social Welfare at Universitas Padjadjaran, and local government officials from West Java Province. The representatives of the newly appointed village heads came from Cirebon City, Cirebon Regency, Indramayu Regency, Sukabumi Regency, and Bogor Regency. This mentoring program included presentations on rural digitalization and community empowerment, as well as directed discussions to map the potential and challenges of digitalization in villages, with the aim of maximizing the digitalization of public services in rural areas. The community service program resulted in an agreement on the importance of digitalization efforts in rural areas, including the availability of open information and public services in villages, digital literacy for village officials, and the optimization of infrastructure development to support the implementation of digital technology in villages. Challenges faced by the representatives of village administrations included limitations in digital technology infrastructure, digital literacy, and the need for measurable regulations at the district and village levels to support digital transformation efforts in rural areas. Follow-up actions were agreed upon between the village representatives and the West Java provincial government through a memorandum of understanding for village digitalization collaboration.