Muhammad Zainul Ansori
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Islamic Educational Values in the Verses of the Song “Mars Nahdlatul Wathan” by TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid from Lombok Ulyan Nasri; Muzakkir Walad; Muhammad Zainul Ansori
International Journal of Sociology of Religion Vol. 1 No. 2 (2023): International Journal of Sociology of Religion
Publisher : ASTEEC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70687/ijsr.v1i1.11

Abstract

This research aims to analyze the Islamic educational values embedded in the verses of the song "Mars Nahdlatul Wathan" written by TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. This study employs a literature analysis method to comprehend the meaning and messages conveyed in the song lyrics and to identify the Islamic educational values reflected in its verses. The research findings indicate that "Mars Nahdlatul Wathan" contains several highly relevant Islamic educational values. Firstly, the song emphasizes the importance of unity, solidarity, and harmony in society, values that are greatly emphasized in Islam. Secondly, the song encourages the preservation and love for the nation and homeland, in accordance with Islamic teachings on patriotism. Thirdly, it underscores the significance of education and knowledge enhancement as a means to advance society, aligning with Islamic teachings on the importance of knowledge and education. Lastly, the song calls for striving for the welfare of society, reflecting the values of jihad in Islam, not only in a physical sense but also in the sense of working for the common good. Thus, this research concludes that "Mars Nahdlatul Wathan" by TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid contains several Islamic educational values that can serve as a guide for the community in understanding and practicing Islamic teachings in daily life and in building a better society.
MODEL KOMUNIKASI KELOMPOK AL-SUNNAH SALAFIAH DALAM MENGEMBANGKAN PAHAM KEAGAMAANNYA DI MASYARAKAT DESA BEBIDAS KECAMATAN WANASABA Abdul Manan; Muhammadun; Muhammad Zainul Ansori
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 04 (2024): Volume 09 No. 04 Desember 2024 Press
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v9i04.21573

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan strategi dakwah kelompok ahlus sunnah salafiyah di desa Bebidas, bagaimana model komunikasi kelompok Al-Sunnah Salafiyyah dalam mengembangkan faham keagamaannya di desa Bebidas kecamatan Wanasaba dan bagaimana hambatan kelompok al-Sunnah Salafiah dalam mengembangkan paham keagamaannya di desa Bebidas, kecamatan Wanasaba. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis. Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Tempat penelitian ini adalah Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba. Subjek penelitian terdiri atas tokoh, jamaah al-Sunnah Salafiah, pemerintah desa, dan masyarakat yang bukan kelompok al-Sunnah Salafiah. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa pengumpulan data, kondensasi data, dan penyajian data. Teknik keabsahan data berupa triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Adapun hasil temuan dalam penelitian ini adalah: (1) Perkembangan kelompok al-Sunnah Salafiah di Desa Bebidas terbilang cukup pesat, hal tersebut dilihat dari semakin banyaknya masyarakat yang masuk dalam al-Sunnah Salafiah, juga dilihat dari adanya pembentukan masjid di beberapa dusun seperti Tandan Golok, Tanak Betian, Jurang Koak, Dasan Lendang, Lendang Nangka, Tibu Lampit Timur, Lekong Rembuk, dan Dasan Reban. Strategi dakwah yang dilakukan al-Sunnah Salafiah tersebar secara massif melalui dakwah rutin, berdiskusi, menyebarkan ajaran dan masjid.(2) Model komunikasi kelompok al-Sunnah Salafiah di Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba lebih mengarah pada model komunikasi Aristoteles dan model komunikasi S-R (Stimulus-Response). Hal ini karena bentuk komunikasi yang dibangun dalam mengembangkan paham keagamaannya adalah bentuk komunikasi kelompok. (3) Hambatan dalam menyebarkan paham ini berupa hambatan internal dan hambatan eksternal.