Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM MENGENAI LARANGAN MENGEMIS DI KECAMATAN AMPENAN (STUDI DI KELURAHAN KEBUN SARI) Ningtyas, Puji; Rispawati , Rispawati; Hadi , M. Samsul; Yuliatin , Yuliatin
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i1.4569

Abstract

This research focuses on the implementation of Mataram City Regional Regulation Number 11 of 2015 concerning Public Peace and Order, especially regarding the prohibition on begging in Ampenan District, with a case study in Kebon Sari Village. The main objective of this research is to analyze the extent to which the Regional Regulation is implemented and identify the obstacles faced in its implementation. The research approach used is descriptive qualitative, with data collection techniques in the form of in-depth interviews, direct observation and document study. The research results show that the implementation of the Regional Regulation has not been optimal. The main obstacles include limited human resources and budget, resistance from some communities, and lack of coordination between relevant agencies. Apart from that, the operational patterns of beggars in Ampenan District tend to be dynamic, with increased activity in strategic locations in the afternoon and evening. Efforts that have been made by the government, such as control operations and outreach, have still not been able to overcome the problem as a whole. This research recommends the need to increase the capacity of officers, strengthen cross-sector coordination, and develop a sustainable development program for street beggars. With these steps, it is hoped that Regional Regulation Number 11 of 2015 can be implemented more effectively, so as to create order and comfort in the City of Mataram. ABSTRAKPenelitian ini berfokus pada implementasi Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 11 Tahun 2015 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum, khususnya terkait larangan mengemis di Kecamatan Ampenan, dengan studi kasus di Kelurahan Kebon Sari. tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana Perda tersebut diterapkan serta mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan tekhnik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Perda belum berjalan optimal. Kendala utama meliputi keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran, resistensi dari sebagian masyarakat, serta kurangnya koordinasi antarinstansi terkait. Selain itu, pola operasional pengemis di Kecamatan Ampenan cenderung dinamis, dengan peningkatan aktivitas di lokasi-lokasi strategis pada sore dan malam hari. Upaya yang telah dilakukan pemerintah, seperti operasi penertiban dan sosialisasi, masih belum mampu mengatasi permasalahan secara menyeluruh. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan kapasitas petigas, penguatan koordinasi lintas sektor, serta pengembangan program pembinaan berkelanjutan bagi pengemis jalanan. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Perda Nomor 11 Tahun 2015 dapat diimplementasikan lebih efektif, sehingga dapat menciptakan ketertiban dan kenyamanan di Kota Mataram.
PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN UMKM (USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH) DAN EKONOMI KREATIF PADA MASYARAKAT DESA PENGADANGAN MELALUI PENGOLAHAN PRODUK SALE PISANG Arliansya, Yudha Pratama; Adha, Fajrullah; Nabilah; Adani, Sabrina Arifah; Mutaqin, Muhammad Rofi Jainul; Ghany, Abdul; Andriyani, Anis Octa; Zulpiani, Ira; Ningtyas, Puji; Ilma, Sadina Aulia; Handayani, Baiq Rien
Jurnal Wicara Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Wicara Desa
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/wicara.v2i2.4119

Abstract

Desa Pengadangan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa dengan luas wilayah sekitar 84,53 km2 ini merupakan desa yang memiliki berbagai potensi baik dari sumber daya alam terutama dengan produksi pisang yang melimpah. Namun sayangnya, pengolahan usaha pisang tersebut tidak berjalan dengan lancar karena kurangnya kecakapan sumber daya manusia dalam memanajemen dan memasarkan produk dari usaha tersebut seperti perizinan, label kemasan serta standarisasi produk pemasaran). Kegiatan KKN membantu dalam pembentukan kelompok UMKM sebagai dasar terlaksananya produksi skala besar yang memiliki izin terkait distribusi produk serta dapat mewadahi masyarakat setempat melalui Pemasaran Kreatif dengan menggunakan sosial media sebagai media promosi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini ialah untuk memberdayakan dan mengembangkan hasil dari sumber daya alam khususnya pada sektor pertanian sebagai wujud ketahanan pangan di Desa Pengadangan. Selain itu dapat meningkatkan keterampilan SDM (Sumber Daya Manusia) dan memajukan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang ada di Desa Pengadangan. Adapun program yang akan dilaksanakan terdiri dari program kerja utama dimana program utama terdiri dari; sosialisasi dan pelatihan olahan sale pisang, pengemasan dan pelabelan olahan sale pisang, perizinan olahan sale pisang, promosi dan pemasaran olahan sale pisang, serta monitoring. Tolak ukur keberhasilan dari program ini adalah masyarakat dapat memahami cara pengolahan hasil pertanian sehingga memiliki nilai jual yang sudah didistribusikan lebih lanjut. Desa Pengadangan is one of the villages in Pringgasela District, East Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province. This village, with an area of about 84.53 km2 is a village that has various good potentials from natural resources, especially with abundant banana production. But unfortunately, the processing of the banana business did not run smoothly due to the lack of human resource skills in managing and marketing products from the business such as licensing, packaging labels and marketing product standardization). KKN activities assist in the formation of MSME groups as the basis for large-scale production that has permits related to product distribution and can accommodate local communities through Creative Marketing by using social media as a promotional medium. The purpose of this community service was to empower and develop natural resources products, especially in the agricultural sector as a form of food security in Pengadangan Village. In addition, it can improve Human Resources (HR) skills and advance MSMEs (Micro, Small and Medium Enterprises) in Pengadangan Village. To be implemented consists of the main work program where the main program consists of: Socialization and training on processed of dried banana “sale”, packaging and labeling processed dried banana “sale”, licensing processed sale banana, promotion and marketing processed dried banana “sale”, and monitoring. The benchmark for the success of this program is that the community can understand how to process agricultural products so that they have a selling value that has been further distributed.