Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Evaluasi kualitas air di Situ Sigura-Gura, wilayah urban DKI Jakarta Akbar, Helmy; Setiawan, Yudi; Liyantono, Liyantono; Effendi, Hefni; Utomo, Bagus Amalrullah; Zuhri, Muhammad Isnan; Meidiza, Riski; Munggaran, Gilang; Pambudi, Wiwid Arif; Putra, Marfian Dwidima; Nugroho, Setyo Pambudi; Kuswanto, Asep; Rahmawati, Rahmawati; Supalal, Yusiono; Fitratunnisa, Erni Pelita; Pusparini, Mustika; Sarunggu, Yudith; Rahmawati, Nofi; Arnold, Arnold; Solinda, Martha; Abidin, Zaenal
Jurnal Oase Nusantara Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air di Situ Sigura-Gura, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, yang merupakan badan air buatan dengan peran strategis dalam penyediaan air dan pengendalian ekosistem lokal di wilayah perkotaan. Latar belakang penelitian ini didasari oleh meningkatnya tekanan pencemaran akibat urbanisasi, limbah domestik, dan aktivitas industri yang berpotensi mengganggu fungsi ekosistem dan kesehatan masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan pada dua periode berbeda (musim kemarau dan hujan) pada tahun 2021 dengan pengukuran 39 parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi melalui metode in situ dan ex situ. Analisis kualitas air dilakukan dengan merujuk pada standar baku mutu air kelas 2 dan menggunakan pendekatan metode STORET serta perhitungan Indeks Pencemar (IP). Hasil pengukuran menunjukkan adanya penurunan kualitas air secara signifikan dari titik inlet menuju outlet. Parameter seperti Total Suspended Solids (TSS), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD) meningkat melebihi ambang batas, sedangkan kadar Oksigen Terlarut (DO) menurun pada titik outlet. Analisis tambahan melalui perbandingan rasio Ci/Lij mengindikasikan bahwa beberapa parameter, antara lain TSS, BOD, COD, klorin bebas, hidrogen sulfida, dan bakteri coli, menunjukkan nilai pencemaran yang melebihi ambang batas, sehingga status mutu air di inlet dikategorikan sebagai "Cemar Ringan" sedangkan di outlet sebagai "Cemar Berat". Rasio BOD/COD yang rendah mengindikasikan dominasi bahan organik non-biodegradable dalam sistem perairan. Hasil ini sejalan dengan penelitian lain yang mengaitkan peningkatan beban pencemar dengan dampak negatif aktivitas manusia terhadap badan air buatan. Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur pengolahan limbah, pengendalian erosi, dan monitoring kualitas air secara berkala merupakan langkah strategis untuk pemulihan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan di masa mendatang.