Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Determination of Mangrove Restoration Area using Water Quality and Substrate Parameters Amalo, Luisa Febrina; Putra, Marfian Dwidima; Handayani, Luluk Dwi Wulan; Sumpeno, Sumpeno; Luturmas, Ruben; Suryadi, Suryadi
Media Konservasi Vol. 30 No. 1 (2025): Media Konservasi Vol 30 No 1 January 2025
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/medkon.30.1.84

Abstract

Mangrove plants have a substantial impact on ecosystems, both ecologically and economically. Planting mangroves is currently considered an effective method for overcoming the degradation of mangrove forests, particularly in Sebaru Kecil Island, which has limited research. Besides natural forces contributing to the success of mangrove plantations, ecological parameters are also crucial to assessing mangrove restoration areas. The parameters include physical-chemical water quality, plankton and benthos, and substrate quality. This measurement is carried out to evaluate the level of water fertility and soil conditions at the location that will be used for mangrove planting. This research aimed to determine the feasibility of the area for mangrove restoration based on physical, biological, and chemical water quality conditions, and to provide recommendations for planting mangroves suitable for Sebaru Kecil Island based on its substrate condition. The results showed that the physical-chemical parameters of the seawater at the mangrove planting locations met the quality standards, except for nitrate. The condition of plankton and benthos showed a high diversity index, with no dominant species. Based on the substrate results and physical condition of Sebaru Kecil Island, the location is suitable for mangrove planting, and we recommend planting Rhizophora stylosa in the mangrove restoration area.
Evaluasi kualitas air di Situ Sigura-Gura, wilayah urban DKI Jakarta Akbar, Helmy; Setiawan, Yudi; Liyantono, Liyantono; Effendi, Hefni; Utomo, Bagus Amalrullah; Zuhri, Muhammad Isnan; Meidiza, Riski; Munggaran, Gilang; Pambudi, Wiwid Arif; Putra, Marfian Dwidima; Nugroho, Setyo Pambudi; Kuswanto, Asep; Rahmawati, Rahmawati; Supalal, Yusiono; Fitratunnisa, Erni Pelita; Pusparini, Mustika; Sarunggu, Yudith; Rahmawati, Nofi; Arnold, Arnold; Solinda, Martha; Abidin, Zaenal
Jurnal Oase Nusantara Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air di Situ Sigura-Gura, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, yang merupakan badan air buatan dengan peran strategis dalam penyediaan air dan pengendalian ekosistem lokal di wilayah perkotaan. Latar belakang penelitian ini didasari oleh meningkatnya tekanan pencemaran akibat urbanisasi, limbah domestik, dan aktivitas industri yang berpotensi mengganggu fungsi ekosistem dan kesehatan masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan pada dua periode berbeda (musim kemarau dan hujan) pada tahun 2021 dengan pengukuran 39 parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi melalui metode in situ dan ex situ. Analisis kualitas air dilakukan dengan merujuk pada standar baku mutu air kelas 2 dan menggunakan pendekatan metode STORET serta perhitungan Indeks Pencemar (IP). Hasil pengukuran menunjukkan adanya penurunan kualitas air secara signifikan dari titik inlet menuju outlet. Parameter seperti Total Suspended Solids (TSS), Biochemical Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD) meningkat melebihi ambang batas, sedangkan kadar Oksigen Terlarut (DO) menurun pada titik outlet. Analisis tambahan melalui perbandingan rasio Ci/Lij mengindikasikan bahwa beberapa parameter, antara lain TSS, BOD, COD, klorin bebas, hidrogen sulfida, dan bakteri coli, menunjukkan nilai pencemaran yang melebihi ambang batas, sehingga status mutu air di inlet dikategorikan sebagai "Cemar Ringan" sedangkan di outlet sebagai "Cemar Berat". Rasio BOD/COD yang rendah mengindikasikan dominasi bahan organik non-biodegradable dalam sistem perairan. Hasil ini sejalan dengan penelitian lain yang mengaitkan peningkatan beban pencemar dengan dampak negatif aktivitas manusia terhadap badan air buatan. Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur pengolahan limbah, pengendalian erosi, dan monitoring kualitas air secara berkala merupakan langkah strategis untuk pemulihan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan di masa mendatang.
Restorasi Mangrove sebagai Upaya Mitigasi Perubahan Iklim di Desa Pantai Bahagia, Kabupaten Bekasi Rahman; Amalo, Luisa Febrina; Putra, Marfian Dwidima; Handayani, Luluk Dwi Wulan; Zuhri, Muhammad Isnan; Supardi, Hadi; Bena, L.M. Agushara; Rahman, Arif
Bakti : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Bakti: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/bakti.5.1.10-19

Abstract

Program restorasi mangrove di Desa Pantai Bahagia, Kabupaten Bekasi, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan karbon dan melibatkan komunitas lokal dalam konservasi ekosistem pesisir sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim. Melalui program ini, 8.000 bibit Rhizophora mucronata ditanam, dengan pemantauan tahunan terhadap pertumbuhan diameter dan biomassa. Stok karbon dianalisis menggunakan persamaan allometrik untuk menghitung penyimpanan karbon di atas (AGC) dan di bawah permukaan tanah (BGC). Hasil menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi, yaitu 98,67%-100% selama periode 2020-2023, dengan pertumbuhan diameter dan biomassa yang signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2023, total stok karbon yang tersimpan mencapai 15,59 ton C, yang sebagian besar disumbangkan oleh AGC seiring dengan kematangan vegetasi. Kontribusi penyerapan CO₂ setara (CO₂e) yang dicapai adalah 4,62 ton CO₂e untuk 2020-2021, 31,58 ton CO₂e untuk 2021-2022, dan 18,83 ton CO₂e untuk 2022-2023. Program ini tidak hanya mendukung mitigasi perubahan iklim melalui penyimpanan karbon tetapi juga memperkuat ketahanan ekosistem pesisir dan mendorong keterlibatan komunitas lokal dalam upaya konservasi.