Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam mengelola limbah tempurung kelapa menjadi produk bernilai jual melalui pendekatan partisipatif dan prinsip good governance. Permasalahan utama yang dihadapi meliputi keterbatasan pengetahuan tentang proses karbonisasi, belum adanya standarisasi mutu produk, minimnya sarana pendukung, serta lemahnya dukungan kelembagaan. Kegiatan ini menggunakan metode kualitatif dengan tahapan identifikasi masalah, edukasi potensi ekonomi, pelatihan teknis produksi arang, penguatan kolaborasi dan kelembagaan, serta evaluasi partisipatif. Analisis SWOT diterapkan untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengembangan usaha arang tempurung kelapa. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan teknis masyarakat dalam menghasilkan arang berkualitas melalui metode karbonisasi sederhana, peningkatan literasi ekonomi, serta tumbuhnya kesadaran kolektif untuk membentuk kelembagaan usaha bersama. Kolaborasi multipihak antara pemerintah, petani, pengusaha lokal, dan investor terbukti penting dalam memperkuat tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. Evaluasi partisipatif menunjukkan masyarakat berperan aktif dalam menilai keberhasilan program, meskipun masih terdapat tantangan berupa keterbatasan sarana produksi dan lemahnya koordinasi lintas sektor. Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan partisipatif berbasis analisis SWOT dan prinsip good governance efektif menjembatani kesenjangan antara potensi sumber daya alam dan pemanfaatannya, serta dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal untuk mendukung peningkatan ekonomi berkelanjutan di Desa Mondoe Jaya, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan.