Desa Tlogoweru ditetapkan sebagai desa wisata berdasarkan Surat Keputusan Bupati Demak Nomor 556/325 Tahun 2020. Meski sudah ditetapkan sebagai desa wisata, pengelolaan Desa Tlogoweru sebagai desa wisata masih belum maksimal. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan alternatif strategi pengembangan yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik depth interview, FGD terbatas dan pengamatan langsung. Pihak informan yang dipilih pada penelitian ini merupakan pihak yang dianggap tahu dan memahami persoalan yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Analisis SWOT berguna untuk menentukan strategi pengembangan wisata Desa Tlogoweru. Berdasarkan analisis SWOT dalam menentukan strategi pengembangan Desa Tlogoweru strategi yang diperoleh yaitu strategi ST. Strategi ST merupakan perpaduan faktor kekuatan dan ancaman. Berdasarkan hasil dari analisis grand strategy Desa Wisata Tlogoweru berada di berada di Kuadran II, Posisi ini menunjukan pengembangan dari Desa Wisata Tlogoweru perlu mendukung strategi diversifikasi. Berbagai ancaman yang dihadapi desa wisata ini tidak banyak memberi masalah karena desa ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang cocok untuk diterapkan adalah menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Prioritas strategi yang perlu dilakukan adalah pengemasan daya tarik wisata minat khusus dengan lebih menonjolkan sisi keunikan destinasi untuk kegiatan wisata minat khusus, meningkatkan promosi, perbaikan Aksesibilitas, Melibatkan Warga dalam Pengelolaan potensi wisata peternakan dan perikanan serta pertanian. Tlogoweru Village is a village designated as a tourist area by the Demak Regency Government, the Demak Regency Government through Demak Regent Decree Number 556/325 of 2020 has determined Tlogoweru village as a tourist village. Although it has been designated as a tourist village, the management of Tlogoweru Village as a tourist village is still not optimal. Therefore, the aim of this study is to determine the main types of tourism and the appropriate alternative development strategies. This research uses a descriptive research method. Data was collected using depth interview techniques, limited FGD and direct observation. The informants selected in this study are parties who are considered to know and understand the problems being studied. The data analysis technique used in this research is descriptive qualitative analysis and SWOT analysis. SWOT analysis is useful for determining the tourism development strategy of Tlogoweru Village. Based on the SWOT analysis in determining the Tlogoweru Village development strategy, the strategy obtained is the ST strategy. ST strategy is a combination of strength and threat factors. Based on the results of the grand strategy analysis, the Tlogoweru Tourism Village is in Quadrant II, this position shows that the development of the Tlogoweru Tourism Village needs to support a diversification strategy. The various threats faced by this tourist village are not much of a problem because this village still has internal strength. A suitable strategy to implement is to use all strengths to take advantage of long-term opportunities by means of a diversification strategy. The priority strategy that needs to be done is packaging special interest tourist attractions by highlighting the uniqueness of the destination for special interest tourism activities, increasing promotions, improving accessibility, involving residents in managing the potential for livestock and fisheries tourism as well as agriculture.