Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi besar di sektor perikanan, dengan ikan salai sebagai produk olahan utama yang diminati masyarakat. Salah satu sentra penghasil ikan salai terbesar berada di Desa Sungai Kedukan, Kabupaten Banyuasin I, yang telah beroperasi 45 tahun melibatkan masyarakat dalam produksi. Menyediakan berbagai jenis ikan seperti, ikan patin, lele, dan baung. Namun, mitra masih memanfaatkan metode pengasapan tradisional dengan ruang bakar terbuka menghasilkan asap yang mengandung karbon monoksida mencemari udara, mengganggu kesehatan pekerja, waktu pengasapan lebih dari 24 jam per siklus, dan menyebabkan pemborosan bahan bakar; selain itu, manajemen keuangan bergantung pada pencatatan manual yang rentan kesalahan. Kegiatan pengabdian ini mengusulkan teknologi pengasapan pirolisis rendah emisi dengan sistem tertutup yang mengkonversi asap menjadi asap cair, dilengkapi energi surya, serta aplikasi manajemen stok barang. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, workshop, pelatihan, dan evaluasi dengan melibatkan 20 peserta. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman Masyarakat terhadap teknologi yang semula hanya 15% menjadi 89-95%, dengan 92% mitra mampu mengoperasikan teknologi mandiri, penghematan bahan bakar 60% (Rp 2.400.000/bulan), pengurangan waktu produksi menjadi 8-12 jam, peningkatan kapasitas produksi 30%, kenaikan harga jual 15%, pengurangan emisi 60%, dan proyeksi peningkatan omzet 40-50%, sehingga memberdayakan ekonomi desa berkelanjutan dan mendukung SDG's 7 dan 12.