Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IMPLEMENTASI ALAT ZERO EMISSION SMOKER DALAM RANGKA PROGRAM INOVILLAGE KEPADA UMKM IKAN SALAI RIZKI 99 DI DESA SUNGAI KEDUKAN, KECAMATAN RAMBUTAN, KABUPATEN BANYUASIN 1, SUMATERA SELATAN. Pratiwi, Indah; Pamungkas, Bimo; Apriyanti, Tria; Firdausi, Mohammad Ridwan; Rusnadi, Irawan; Trisnaliani, Letty; Yunanto, Isnandar
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 1 (2025): Februari
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i1.2049

Abstract

Sumatera Selatan terkenal dengan kekayaan akan sumber daya perairan, khususnya ikan. Hal ini menjadi kemudahan bagia masyarakat dalam meningkatkan ekonomi tetapi juga dapat menadi tantangan dalam menjaga kualitas produk perikanan. Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa produksi budidaya ikan antara tahun 2020 hingga 2022 mencapai 357.138 ton. Namun, ikan sebagai bahan pangan yang mudah rusak memerlukan penanganan khusus untuk mempertahankan kualitasnya. Metode pengolahan seperti pembekuan dan pengeringan sering terhambat oleh ketergantungan pada sinar matahari, sehingga pengasapan menjadi alternatif yang populer, terutama di Desa Sungai Kedukan, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin 1. Di desa ini, Ikan Salai Rizki 99 telah beroperasi selama 45 tahun dan menjadi salah satu produsen ikan salai terkemuka, meskipun menghadapi masalah dalam fasilitas produksi dan sistem pengasapan yang masih terbuka. Dengan permintaan pasar yang tinggi, produksi harian mencapai 120-150 kg, sementara permintaan mencapai 170-230 kg. Untuk mengatasi masalah ini, inovasi teknologi berupa Zero Emission Smoker diperkenalkan, yang memanfaatkan energi terbarukan dan proses pirolisis untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi produksi. Alat ini tidak hanya mempercepat waktu pengasapan dari 24 jam menjadi 12 jam, tetapi juga meningkatkan kapasitas produksi dan pendapatan. Dengan desain yang ramah lingkungan, Zero Emission Smoker diharapkan dapat mendukung keberlanjutan industri perikanan di Sumatera Selatan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Teknologi Pirolisis Rendah Emisi Dalam Proses Pengasapan Ikan Salai Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Manajemen Masyarakat Indah, Indah Pratiwi; Trisnaliani, Letty; Yulina, Bainil; Apriyanti, Tria; Pamungkas, Bimo; Ramadhani, Sigi Pegi
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 4 No. 4 (2025): November (In Progress)
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/nzr8fk12

Abstract

Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi besar di sektor perikanan, dengan ikan salai sebagai produk olahan utama yang diminati masyarakat. Salah satu sentra penghasil ikan salai terbesar berada di Desa Sungai Kedukan, Kabupaten Banyuasin I, yang telah beroperasi 45 tahun melibatkan masyarakat dalam produksi. Menyediakan berbagai jenis ikan seperti, ikan patin, lele, dan baung. Namun, mitra masih memanfaatkan metode pengasapan tradisional dengan ruang bakar terbuka menghasilkan asap yang mengandung karbon monoksida mencemari udara, mengganggu kesehatan pekerja, waktu pengasapan lebih dari 24 jam per siklus, dan menyebabkan pemborosan bahan bakar; selain itu, manajemen keuangan bergantung pada pencatatan manual yang rentan kesalahan. Kegiatan pengabdian ini mengusulkan teknologi pengasapan pirolisis rendah emisi dengan sistem tertutup yang mengkonversi asap menjadi asap cair, dilengkapi energi surya, serta aplikasi manajemen stok barang. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, workshop, pelatihan, dan evaluasi dengan melibatkan 20 peserta. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman Masyarakat terhadap teknologi yang semula hanya 15% menjadi 89-95%, dengan 92% mitra mampu mengoperasikan teknologi mandiri, penghematan bahan bakar 60% (Rp 2.400.000/bulan), pengurangan waktu produksi menjadi 8-12 jam, peningkatan kapasitas produksi 30%, kenaikan harga jual 15%, pengurangan emisi 60%, dan proyeksi peningkatan omzet 40-50%, sehingga memberdayakan ekonomi desa berkelanjutan dan mendukung SDG's 7 dan 12.