Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELATIHAN MOBILE JKN UNTUK OPTIMALISASI AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA Ari Sukawan; Andi Suhenda; Dedi Setiadi; Ida Sugiarti; Fery Fadly; Dewi Lena Suryani; Wahyuni, Ida; Fajar Yunita Sari; Ayu Rahayu Lestari; Ulfah Fauziah; Neli Puspitasari
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/emass.v7i1.542

Abstract

Mobile JKN merupakan inovasi teknologi untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat. Teknologi yang baik adalah yang mudah dipahami, dijangkau, dan dapat dimanfaatkan secara optimal. Literasi digital masyarakat menjadi salah satu factor layanan digital tidak tersampaikan secara efektif. Pelatihan kepada para kader merupakan upaya mendekatkan teknologi kepada masyarakat khususnya pemanfaatan teknologi Mobile JKN. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pemberian pelatihan khusus ini telah dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Bina Wilayah Prodi DIII RMIK Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya kepada 20 kader di Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Pelatihan disampaikan melalui kegiatan ceramah, tutorial, dan konsultasi teknis. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pemberian 10 soal pre dan post test kepada peserta. Diperoleh 30% peningkatan pengetahuan kader yang awalnya cukup menjadi baik. Sebanyak 65% kader mencapai peningkatan skor rata-rata 1 poin. Akses layanan Kesehatan sebenarnya sangat dekat melalui peningkatan pengetahuan melalui pelatihan ini. Namun, diperlukan kontinuitas kegiatan tetap diperlukan terhadap update teknologi mobile JKN yang lebih advance (maju/canggih) kepada masyarakat. Disamping itu juga diperlukan adanya pengukuran pengalaman dalam pemanfaatan mobile JKN dari masyarakat.
Kelengkapan Pengisian Surat Keterangan Kematian Pasien Rawat Inap Rumah Sakit X Yuliana Pratiwi; Andi Suhenda; Fery Fadly; Ayu Rahayu Lestari
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2025): JMIAK
Publisher : Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v8i2.7217

Abstract

Incorrect completion of death certificates can hinder the identification of causes of death and affect the accuracy of mortality data. This study aims to evaluate the completeness of death certificates for inpatients at Hospital X in 2023. The study used a quantitative approach with descriptive methods and total sampling techniques. The study population consisted of all SKKs for inpatients in 2023. Data were collected through a process of collecting, editing, tabulating, and presenting. The results showed that the highest completeness was found in the items of the name of the person filling out the form and the day/date of death at 100%, while the lowest completeness was found in the items of occupation at 42% and gender at 75%. This incompleteness was due to the low awareness of doctors in filling out the SKK. In conclusion, although some items were completely filled out, several items were found to be incomplete and needed improvement. Hospitals are advised to create and consistently implement quantitative analysis SOPs and increase the awareness of medical personnel regarding the importance of completing the SKK to support the accuracy of death reporting and health policy decision-making Pengisian Surat Keterangan Kematian (SKK) yang tidak sesuai standar dapat menghambat identifikasi penyebab kematian dan berdampak pada ketepatan data mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan pengisian SKK pasien rawat inap di Rumah Sakit X tahun 2023. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan teknik total sampling. Populasi penelitian adalah seluruh SKK pasien rawat inap tahun 2023. Data dikumpulkan melalui proses collecting, editing, tabulating, dan penyajian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan tertinggi terdapat pada item nama pengisi serta hari/tanggal meninggal sebesar 100%, sementara kelengkapan terendah ditemukan pada item pekerjaan 42% dan jenis kelamin 75%. Ketidak lengkapan ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran dokter dalam pengisian SKK. Kesimpulannya, meskipun terdapat item yang telah terisi lengkap, masih ditemukan beberapa item yang kurang lengkap sehingga perlu perbaikan. Rumah sakit disarankan untuk membuat dan menerapkan SOP analisis kuantitatif secara konsisten serta meningkatkan kesadaran petugas medis terhadap pentingnya kelengkapan pengisian SKK guna mendukung akurasi pelaporan kematian dan pengambilan keputusan kebijakan kesehatan