Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

LIVING QURAN DALAM RITUAL PERTANIAN DI GAMPONG WAIDO, KABUPATEN PIDIE, ACEH Al-Hafi, Aban; Husin Lubis, Zakaria; Nurbaiti, Nurbaiti
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman Vol 7, No 2 (2023): Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Keislaman
Publisher : Institut PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36671/mumtaz.v7i02.647

Abstract

The issue addressed in this research originates from the implementation of classical religious traditions within modern farming communities in Gampong Waido. The primary objective of this study is to comprehend the extent to which the Quran becomes an integral part of the agricultural rituals perpetuated by the community, as well as to unearth the significance of this tradition in their daily lives. This research adopts a qualitative approach with a focus on field research. The research methods employed include ethnography and the Living Quran approach. The research findings elucidate that the application of verses in the khanduri blang ritual manifests in three forms: written recitations, talismans, and is classified into exegetical reception, where the community interprets Surah al-Baqarah/2:261 as the “agricultural verse.” Additionally, there is aesthetic reception, wherein the verses materialize in tangible forms with elements of beauty. Furthermore, there is a functional reception where the verses are utilized as remedies by the farmers. Moreover, these traditions and rituals serve as symbols that imbue meaning into the community's life, interpreted as expressions of mutual support, ancestral prayers, gratitude, blessings, and protection against adversity. Based on the analysis above, it is concluded that the Quranic verses manifested in the khanduri blang ritual are a tangible reflection of the Living Quran
Penghormatan terhadap Keturunan Ahlulbait Nabi Muhammad Saw dalam Perspektif Al-Qur’an : Analisis dengan Pendekatan Gerakan Ganda Fazlur Rahman Nailul Authar As Syaukani A, M.; Kerwanto, Kerwanto; Husin Lubis, Zakaria
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 2 No. 11 (2024): Special Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v2i11.237

Abstract

Penghormatan terhadap Ahlulbait Nabi Muhammad SAW merupakan aspek penting dalam tradisi Islam yang diakui oleh banyak umat Muslim. Namun, terdapat berbagai pandangan dan interpretasi mengenai penghormatan ini, terutama dalam konteks modern. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perspektif Al-Qur'an mengenai penghormatan kepada Ahlulbait dan menganalisis bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam konteks masyarakat kontemporer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hermeneutik Fazlur Rahman dengan teori gerakan ganda. Penelitian ini mengumpulkan dan menganalisis ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis yang berkaitan dengan Ahlulbait, serta menggunakan literatur yang relevan untuk mendalami isu ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghormatan kepada Ahlulbait tidak hanya merupakan bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga pengakuan terhadap peran spiritual dan sosial mereka dalam Islam. Penelitian ini mengidentifikasi dua ayat kunci yang sering dijadikan dasar penghormatan, yaitu QS. Al-Ahzab/33:33 dan QS. Asy-Syura/42:23. Penelitian ini menekankan pentingnya sikap proporsional dalam menghormati Ahlulbait, berdasarkan pada ketakwaan dan perilaku mereka, bukan sekadar hubungan darah. Pendekatan hermeneutik "Double Movement" memungkinkan pemahaman yang lebih dinamis dan kontekstual terhadap penghormatan ini dalam masyarakat modern.
Kajian Al-Qur’an tentang Estetika, Etika dan Fungsi dalam Desain Masjid Setiawan, Iwan; Husin Lubis, Zakaria; Kholillurrohman, Kholillurrohman
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 2 No. 11 (2024): Special Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v2i11.241

Abstract

Seni arsitektur adalah bagian dari khazanah keilmuan dari sekian banyak disiplin ilmu. Keberadaannya sejalan dengan perkembangan peradaban umat manusia dari masa ke masa. Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara kebudayaan manusia dan proses penghambaan diri seorang hamba kepada Tuhannya, yang berada dalam keselarasan hubungan antara manusia, lingkungan dan penciptanya. Didalamnya berisikan rangkaian konsep yang mengungkapkan hubungan geometris yang kompleks, hirarki bentuk dan ornamen, serta makna simbolis yang sangat dalam. Arsitektur Islam merupakan salah satu jawaban yang dapat membawa pada perbaikan peradaban. Di samping hal tersebut pada arsitektur Islam terdapat esensi dan nilai-nilai Islam yang dapat diterapkan tanpa menghalangi pemanfaatan teknologi bangunan modern sebagai alat dalam mengekspresikan esensi tersebut. Konsep Arsitektur Islami adalah sebuah konsep yang bernafaskan Islam, dimana didalamnya berisikan penjiwaan yang menyatu berlandaskan syariat-syariat Islam. Pendekatan terhadap penggunaan material, ruang, waktu, metode, dan sudut pandang yang tolak ukurnya bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis. Dan apabila ditelaah secara mendalam konsep arsitektur Islam lebih mengusung pada nilai-nilai universal yang dimuat oleh ajaran Islam. Nilai-nilai ini nantinya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa arsitektur yang tampil dalam berbagai bentuk yang diinginkan dengan tidak melupakan esensi dari arsitektur itu sendiri, serta tetap berpegang pada tujuan utama proses berarsitektur yaitu sebagai bagian dari beribadah kepada Allah SWT. Lebih jauh menelaah mengenai masjid sebagai representasi bangunan arsitektur Islami, dimana masjid adalah sebuah hasil karya seni rancang bangun yang sangat fundamental dan monumental, karya arsitektur masjid merupakan perwujudan dari puncak ketinggian pengetahuan teknik dan metoda membangun, material, ragam hias, dan filosofi di suatu wilayah sesuai konteksnya. Selain itu masjid juga menjadi titik temu berbagai bentuk seni, mulai dari seni spasial, ruang dan bentuk, dekorasi, hingga seni suara. Berdasarkan hal tersebut diatas, pentingnya sebuah konsep rancang bangun yang berkaitan dengan estetika, etika dan fungsi pada masjid didalam rangka menghasilkan sebuah karya bangunan yang baik. Dimana masjid sebagai simbol bangunan arsitektur Islami yang secara normatif harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma syari’at Islam. Penelitian ini bersifat Library research yang mencoba menelaah dan meneliti sejauh mana kerangka konsep dan teori membangun yang ada selama ini dengan kondisi kontekstual yang berlangsung pada saat ini disertai dengan implikasi dan solusinya. Dengan penelitian secara descriptif kualitatif dan metode analitis interpretatif diharapkan nanti akan memberikan pemahaman tentang pemikiran sebuah Konsep Estetika, Etika dan Fungsional Bangunan Arsitektur pada masjid dalam Persfektif Al-Qur’an.
Konsep Negara dalam Al-Qur'an: Studi Perbandingan Pemikiran Muhammad Quraish Shihab dan Sayyid Quthb Nurfauzi, Hanifan; Muid N, Abd.; Husin Lubis, Zakaria
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 3 No. 3 (2025): Reguler Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v3i3.297

Abstract

Konsep negara dalam perspektif Islam masih menjadi perdebatan, dengan dua pandangan utama: integrasi antara agama dan negara serta pemisahan keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Muhammad Quraish Shihab dan Sayyid Quthb mengenai konsep negara dalam Al-Qur'an, serta membandingkan pendekatan mereka. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui analisis komparatif terhadap karya-karya kedua tokoh. Data diperoleh dari tafsir, buku, dan literatur terkait yang mendukung penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Quraish Shihab menekankan nilai-nilai universal seperti keadilan dan kesejahteraan, serta melihat negara sebagai alat untuk mencapai tujuan Islam yang bersifat inklusif. Ia membuka ruang bagi dialog dan koeksistensi dalam konteks modern. Sebaliknya, Sayyid Quthb berpendapat bahwa negara harus berlandaskan syariat Islam secara eksklusif, menolak sekularisme, dan menganggap penerapan syariat sebagai jalan utama untuk mencapai keadilan dan kebenaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa meskipun kedua tokoh merujuk pada Al-Qur'an sebagai sumber utama, interpretasi dan implementasi konsep negara yang mereka tawarkan sangat berbeda. Pendekatan Shihab yang moderat dan inklusif dapat mendukung harmonisasi dalam masyarakat yang plural, sedangkan pandangan Quthb yang radikal dapat memicu konflik dengan sistem politik yang tidak sejalan dengan syariat. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap wacana akademis tentang konsep negara dalam Islam.
Urgensi Paradigma Moderasi Beragama dalam Penerjemahan dan Penafsiran Ayat-Ayat Qitâl Rohimudin, Rohimudin; Kholilurrohman, Kholilurrohman; Husin Lubis, Zakaria
Journal of Comprehensive Science Vol. 2 No. 3 (2023): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v2i3.272

Abstract

...