Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMAPARAN DOKUMEN EVALUASI REALISASI DAN REKOMENDASI PENGENDALIAN PANDUAN RANCANG KOTA, KAWASAN PONDOK INDAH: SUB KAWASAN DI RUAS 2 Suteja, Mekar Sari; Josephine, Jane; Hans, Elbert; Wijaya, Calvin
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v7i2.32714

Abstract

Jakarta must be ready to face all the challenges of change, when the capital city moves to Kalimantan. The Urban Design Guideline (UDGL) or Panduan Rancang Kota (PRK) which is created by the city government is one of the development control tools in facing all forms of change. This article is the result of community service which aims to assist the government in observing and reviewing the implementation of the UDGL. The Pondok Indah’s UDGL was stipulated in Gubernatorial Regulation No. 185, with the last revision in 2012. This area has a structuring strategy as an integrated area, a business and trade center connected to four MRT stations (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete and Haji Nawi). This evaluation is divided into 3 service teams which focus on the sub area in section 1, the sub area in section 2, and the sub area in section 3. The essence of this article explains the intensity of land use and building planning that occurs in the sub area in section 2. The method is carried out using a descriptive-analysis-comparative method which always tries to compare the government's plans and existing conditions. Data were collected using literature review and survey methods, so that the analysis process culminated in the conclusion of whether the UDGL had been realized or not and what factors influenced the unrealization in the field. It is hoped that this article will serve as input for future UDGL plans for the Pondok Indah area, where usually all UDGLs will be reviewed every 5 years. ABSTRAK Jakarta harus siap menghadapi segala tantangan perubahan, saat Ibu Kota berpindah ke Kalimantan. Urban Design Guideline (UDGL) atau Panduan Rancang Kota (PRK) yang dibuat pemerintah kota merupakan salah satu alat pengendali pembangunan dalam menghadapi segala bentuk perubahan. Tulisan ini merupakan hasil pelaksanaan pengabdian pada masyarakat yang bertujuan membantu pemerintah dalam mengamati dan mengkaji kembali pelaksanaan Panduan Rancang Kota. PRK Kawasan Pondok Indah ditetapkan dalam Pergub No 185 dengan revisi terakhir pada tahun 2012. Kawasan ini memiliki strategi penataan sebagai kawasan terpadu, pusat bisnis dan perdagangan yang terkoneksi dengan PRK 4 Stasiun MRT (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete dan Haji Nawi). Evaluasi PRK Kawasan Pondok Indah terbagi dalam 3 tim pengabdian yang berfokus pada sub kawasan di ruas 1, sub kawasan di ruas 2, dan sub kawasan di ruas 3. Inti tulisan ini menjelaskan Intensitas Pemanfaatan Lahan dan Tata Bangunan yang terjadi pada sub kawasan di ruas 2. Metode dilakukan dengan cara deskriptif-analisis-komparatif yang selalu berusaha membandingkan rencana pemerintah yang termuat di PRK dengan kondisi eksisting. Pengumpulan data dengan metode literature review dan survey, sehingga proses analisis berujung pada kesimpulan apakah PRK sudah terealisasi atau belum dan faktor apa yang berpengaruh terhadap belum terealisasinya PRK yang terjadi di lapangan. Tulisan ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk rencana PRK Kawasan Pondok Indah ke depan, yang mana biasanya semua PRK akan dikaji ulang setiap 5 tahun.
PENERAPAN PENDEKATAN REGENERATIF DAN EVERYDAY URBANISM UNTUK REDESAIN PASAR JAYA GLODOK, JAKARTA BARAT Josephine, Jane; Ariaji, Priscilla Epifania
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 7 No. 2 (2025): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v7i2.35577

Abstract

Pasar Jaya Glodok is one of the oldest markets in Jakarta, which is currently experiencing a decline in attractiveness due to deteriorating physical conditions, overcrowding, and inadequate facilities. This research aims to find effective revitalization strategies using the everyday urbanism approach. By prioritizing the daily activities of the community, everyone who moves within the public space plays an active role in the design of public spaces. The method used is through observation, interviews, and literature studies to understand user needs and local potential, complemented by design analysis that is environmentally friendly, improves accessibility, and enhances the comfort level of the market. The design results show that the everyday urbanism approach will enrich public spaces and provide a more vibrant and inclusive character, while also strengthening the identity of Pasar Jaya Glodok as an economic, social, and cultural center. The surrounding community indicates that without community involvement in the final stages through socialization, the results obtained will not produce a design that is beneficial in terms of utilization. With active community participation, the revitalization of the market will have a positive impact on the physical building, strengthen social interaction, and create a more comfortable environment. Keywords: Everyday Urbanism;  Pasar Jaya Glodok; Redesain; Regenerative Abstrak Pasar Jaya Glodok adalah salah satu pasar tertua di Jakarta yang kini mengalami penurunan daya tarik akibat kondisi fisik yang menurun, kepadatan, dan fasilitas yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mencari strategi revitalisasi yang efektif dengan pendekatan everyday urbanism. Dengan mengedepankan aktivitas sehari-hari masyarakat, setiap orang yang bergerak dalam ruang publik turut memiliki peran aktif dalam perancangan ruang publik. Metode yang digunakan melalui observasi, wawancara, serta studi literatur untuk memahami kebutuhan pengguna serta potensi lokal, ditambah dengan analisis desain yang ramah lingkungan, meningkatkan aksesibilitas, serta menambah tingkat kenyamanan pasar. Hasil desain memperlihatkan bahwa pendekatan everyday urbanism akan memperkaya ruang publik dan memberikan sifat inklusif yang lebih hidup, dan berkelanjutan sekaligus meningkatkan identitas Pasar Jaya Glodok sebagai pusat ekonomi, sosial, dan budaya. Masyarakat sekitar menunjukkan bahwa tanpa masyarakat terlibat dalam tahap akhir melalui sosialisasi, hasil yang didapatkan tidak akan menciptakan desain yang bermanfaat dari sisi pemanfaatan. Dengan partisipasi aktif warga, revitalisasi pasar akan membawa dampak positif terhadap fisik bangunan dan memperkuat interaksi sosial serta menjadikan lingkungan lebih nyaman.