Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Effects of Social Support, Perceived Threat, and Witnessing Death on the Risk of Post-Traumatic Stress Disorder: Meta-Analysis Karima, Fatimah Hasna; Demartoto, Argyo; Murti, Bhisma
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 8 No. 3 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2023.08.03.10

Abstract

Background: Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) is an anxiety disorder that can develop after exposure to horrific events and experience a series of reactions after repeated trauma, stress, and scary thoughts. The risk of PTSD is influenced by several factors such as social support, perceived threat, and witnessing death. The purpose of this study was to estimate the effect of social support, perceived threat, and witnessing death on the risk of PTSD using a meta-analysis of primary studies conducted by previous authors. Subjects and Method: This was a systematic review and meta-analytic study. This study used the PICO model. The meta-analytic study was carried out by searching for articles from databases in electronic form using Google scholar, PubMed, and Elsevier. An article search was conducted from 1 to 28 February 2023. The keywords used were “Post-traumatic Stress Disorder” OR “PTSD” AND “Social Support” AND “Witnessing death” AND “Perceiving threat” AND “Multivariate” AND “Cross-Sectional”. The inclusion criteria for this study were complete articles using cross-sectional research, published in 2013-2023. Analysis of the articles in this study used RevMan 5.3 software. Results: A total of 22 cross-sectional studies from North America, South America, Europe, Africa and Asia were selected for thi study. Social support has a lower risk of experiencing PTSD by 0.38 times compared to people who do not receive social support (aOR=0.38; 95% CI= 0.18 to 0.77; p= 0.007). People with perceived threats have a risk of experiencing PTSD by 2.29 times compared to people without perceived threats (aOR= 2.29; 95% CI= 1.58 to 3.33; p<0.001). People who witness death have a risk of experiencing PTSD by 1.63 times compared to people who do not witness death (aOR= 1.63; 95% CI= 1.23 to 2.15; p<0.006). Conclusion: Social support can significantly reduce the risk of PTSD. Perceived threat and witnessing death can significantly increase the risk of PTSD. Keywords: PTSD, post-traumatic stress disorder, social support, perceived threat, witnessing death Correspondence: Fatimah Hasna Karima. Masters Program in Public Health. Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Central Java, Indonesia. Email: fatimahhasna01@gmail.com. Mobile: +6281215184110.
META ANALISIS: EFEKTIVITAS JAHE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID Saraspuri, Niken Putri Eka; Karima, Fatimah Hasna; Noer, Afifah; Krisnasari, Alfian Silvia; Suharti, Suharti
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49797

Abstract

Menstruasi biasanya berlangsung selama 5-7 hari setiap bulannya. Ketika menstruasi, ada beberapa wanita yang mengeluhkan nyeri haid atau dismenore. Salah satu penanganan yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri haid yaitu dengan mengonsumsi minuman herbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas jahe terhadap penurunan nyeri haid pada wanita. Penelitian ini menggunakan desain systematic review dan meta analisis. Database yang digunakan adalah: PubMed, SpringerLink, Google Scholar, Sciencedirect, dan Hindawi. Kata kunci pencarian adalah: “ginger” OR “zingiber officinale” AND “pain reduction” OR “pain decrease” AND "dysmenorrhea" OR “menstrual pain” AND “randomized controlled trial” OR “RCT”. Pencarian artikel dilakukan dengan kriteria PICO. Population: pasien nyeri haid atau dismenore. Intervention: mengonsumsi minuman jahe. Comparison: tidak mengonsumsi minuman jahe. Outcome: penurunan nyeri. Kemudian artikel disaring sesuai kriteria inklusi dan eksklusi serta dianalisis menggunakan RevMan 5.3. 10 artikel yang dianalisis menunjukkan hasil bahwa seseorang dengan nyeri haid yang rutin mengonsumsi jahe memiliki rata-rata skor nyeri -0.69 lebih rendah dibandingan dengan yang tidak mengonsumsi minuman jahe (SMD= -0.69; 95% CI= -1.18 hingga -0.20; p= 0.06). Kesimpulannya adalah jahe efektif dalam menurunkan nyeri haid pada wanita.
AKUPUNKTUR UNTUK MENINGKATKAN PEMULIHAN FUNGSIONAL PASIEN STROKE: LITERATURE REVIEW Noer, Afifah; Saraspuri, Niken Putri Eka; Karima, Fatimah Hasna; Suharti, Suharti; Krisnasari, Alfian Silvia; Daryanti, Edhita Putri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.50068

Abstract

Pendahuluan: Stroke merupakan salah satu penyakit neurologis dengan angka kejadian dan mortalitas tinggi, yang sering menimbulkan kecacatan jangka panjang berupa gangguan fungsi motorik dan kelemahan otot. Upaya rehabilitasi pasca-stroke diperlukan untuk memaksimalkan pemulihan fungsional. Salah satu terapi komplementer yang banyak digunakan adalah akupunktur, yang dipercaya mampu meningkatkan neuroplastisitas, kekuatan otot, serta kualitas hidup pasien. Metode: Penelitian ini menggunakan desain literature review dengan menelaah artikel dari database Google Scholar, PubMed, dan DOAJ menggunakan kata kunci acupuncture, stroke, acupuncture post stroke, ischemic stroke, dan hemorrhagic stroke. Kriteria inklusi meliputi artikel terbit antara tahun 2019–2025, membahas penggunaan akupunktur pada pasien stroke, berbahasa Indonesia atau Inggris, dengan rentang usia subjek 15–80 tahun. Dari total 300 artikel yang ditelusuri, diperoleh 7 artikel yang memenuhi kriteria untuk dianalisis. Hasil: Tinjauan pustaka menunjukkan bahwa akupunktur terbukti efektif dalam meningkatkan kekuatan otot, memperbaiki fungsi motorik, dan mendukung kemampuan perawatan diri pasien stroke. Kombinasi akupunktur dengan terapi lainnya, seperti fisioterapi, latihan berjalan, pengobatan tradisional Tiongkok, maupun suplementasi nutrisi, memberikan hasil yang lebih optimal. Akupunktur juga dinilai aman, memiliki efek samping minimal, serta mudah diterapkan dalam praktik klinis. Kesimpulan dari penelitian Akupunktur merupakan terapi yang efektif dan aman untuk rehabilitasi pasien pasca-stroke. Intervensi ini berpotensi meningkatkan pemulihan fungsional, baik secara fisik maupun kualitas hidup, serta dapat dijadikan bagian penting dari program rehabilitasi komprehensif
Optimalisasi Akupresur Pada Hipertensi: Upaya Promotif dan Preventif Kesehatan Jamaah Haji Dan Umroh Noer, Afifah; Krisnasari, Alfian Silvia; Eka Saraspuri, Niken Putri; Karima, Fatimah Hasna; Suharti, Suharti; Ramadhani, Luthfi
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 3 (2025): Edisi Juli - September
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i3.6669

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh lansia, termasuk sebagian anggota calon jamaah haji dan umroh ini. beberapa faktor yang dapat menjadi pemicunya adalah pola hidup, keturunan, dan stress yang berlebih. Akupresur merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan secara mandiri, mudah, dan aman untuk membantu mengatasi gejala hipertensi. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelatihan teknik akupresur mandiri kepada calon jamaah haji dan umroh sebagai bentuk upaya preventif dalam pengelolaan tekanan darah. Sasaran edukasi adalah peserta calon jamaah haji dan umroh berjumlah 30 orang. Metode kegiatan terdiri dari sosialisasi, demonstrasi teknik akupresur, serta evaluasi pre-test dan post-test untuk mengukur tekanan darah. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan skor pengetahuan peserta dari rata-rata dari skor 50 menjadi 90, yang mengindikasikan peningkatan signifikan pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan. Kesimpulannya, edukasi akupresur berbasis komunitas terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan jamaah dalam menjaga kesehatan. Diperlukan replikasi program serupa pada kelompok masyarakat lain guna memperluas dampak pemberdayaan kesehatan berbasis terapi komplementer.
Effects of Social Support, Perceived Threat, and Witnessing Death on the Risk of Post-Traumatic Stress Disorder: Meta-Analysis Karima, Fatimah Hasna; Demartoto, Argyo; Murti, Bhisma
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 8 No. 3 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2023.08.03.10

Abstract

Background: Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) is an anxiety disorder that can develop after exposure to horrific events and experience a series of reactions after repeated trauma, stress, and scary thoughts. The risk of PTSD is influenced by several factors such as social support, perceived threat, and witnessing death. The purpose of this study was to estimate the effect of social support, perceived threat, and witnessing death on the risk of PTSD using a meta-analysis of primary studies conducted by previous authors. Subjects and Method: This was a systematic review and meta-analytic study. This study used the PICO model. The meta-analytic study was carried out by searching for articles from databases in electronic form using Google scholar, PubMed, and Elsevier. An article search was conducted from 1 to 28 February 2023. The keywords used were “Post-traumatic Stress Disorder” OR “PTSD” AND “Social Support” AND “Witnessing death” AND “Perceiving threat” AND “Multivariate” AND “Cross-Sectional”. The inclusion criteria for this study were complete articles using cross-sectional research, published in 2013-2023. Analysis of the articles in this study used RevMan 5.3 software. Results: A total of 22 cross-sectional studies from North America, South America, Europe, Africa and Asia were selected for thi study. Social support has a lower risk of experiencing PTSD by 0.38 times compared to people who do not receive social support (aOR=0.38; 95% CI= 0.18 to 0.77; p= 0.007). People with perceived threats have a risk of experiencing PTSD by 2.29 times compared to people without perceived threats (aOR= 2.29; 95% CI= 1.58 to 3.33; p<0.001). People who witness death have a risk of experiencing PTSD by 1.63 times compared to people who do not witness death (aOR= 1.63; 95% CI= 1.23 to 2.15; p<0.006). Conclusion: Social support can significantly reduce the risk of PTSD. Perceived threat and witnessing death can significantly increase the risk of PTSD. Keywords: PTSD, post-traumatic stress disorder, social support, perceived threat, witnessing death Correspondence: Fatimah Hasna Karima. Masters Program in Public Health. Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Central Java, Indonesia. Email: fatimahhasna01@gmail.com. Mobile: +6281215184110.
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Sejak Dini Krisnasari, Alfian Silvia; Suharti, Suharti; Noer, Afifah; Karima, Fatimah Hasna; Saraspuri, Niken Putri Eka; Zaki, Ahmad Rasyid
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i3.20367

Abstract

Background: Rendahnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat, terutama pada anak-anak di pedesaan, masih menjadi tantangan kesehatan. Perubahan iklim yang memicu cuaca ekstrem meningkatkan risiko penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan muntaber. Kebiasan mencuci tangan menggunakan sabun yang masih rendah , pengelolaan air dan sampah yang belum optimal, serta masih adanya perilaku buang air besar sembarangan menunjukkan perlunya edukasi kesehatan berkelanjutan sejak usia dini. Metode: Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman anak-anak tentang PHBS melalui penyuluhan interaktif di TPA Al-Abror Desa Kaling. Edukasi dilakukan dengan pemutaran video, diskusi, tanya jawab, dan pembagian doorprize agar anak-anak aktif berpartisipasi. Karang Taruna Bhakti Karya berperan sebagai mitra dalam penyediaan tempat, logistik, dan penyebaran informasi. Hasil: Kegiatan diikuti oleh 95 anak dan mendapat tanggapan positif dengan tingkat kepuasan 90–95%. Evaluasi menunjukkan peningkatan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang PHBS, terutama dalam kebiasaan mencuci tangan serta etika batuk dan bersin. Kesimpulan: Program PkM ini efektif meningkatkan pemahaman dan perilaku hidup bersih anak-anak melalui metode edukatif yang menyenangkan dan dukungan aktif Karang Taruna Bhakti Karya. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan perilaku, khususnya dalam kebiasaan mencuci tangan serta etika batuk dan bersin yang benar.
Mitigasi Risiko Penyakit Akibat Cuaca Ekstrem melalui Edukasi dan Pengelolaan Toga sebagai Strategi Ketahanan Kesehatan Masyarakat Punggawan Krisnasari, Alfian Silvia; Suharti, Suharti; Karima, Fatimah Hasna; Saraspuri, Niken Putri Eka; Noer, Afifah
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i3.20902

Abstract

Background: Akibat cuaca ekstrem, Kelurahan Punggawan, yang merupakan daerah padat penduduk dengan ruang hijau terbatas, mengalami peningkatan kasus ISPA, demam berdarah, dan gangguan kulit. Dalam upaya meningkatkan ketahanan kesehatan rumah tangga, Program Pengabdian Masyarakat D4 Akupuntur dan Pengobatan Herbal Universitas Muhammadiyah Karanganyar bekerja sama dengan PKK Punggawan untuk memberikan pelatihan dan penerapan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Metode: Edukasi pelatihan budidaya TOGA dengan sistem vertikultur dan polybag adaptif, dan praktik pembuatan wedang uwuh sebagai imunostimulan alami adalah semua bagian dari program kegiatan. Terbukti bahwa metode gamifikasi dengan kuis dan doorprize sederhana meningkatkan partisipasi peserta. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran peserta tentang pemanfataan serta pemahanan khasiat TOGA telah meningkat. Melalui kerja sama dengan Kelompok Wanita Tani "Sawo Kecik", program ini tidak hanya meningkatkan literasi herbal tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan pemberdayaan perempuan melalui greenhouse TOGA KWT. Kesimpulan: Program ini dapat digunakan sebagai model replikatif untuk edukasi kesehatan preventif dan adaptif terhadap perubahan iklim. Selain itu, ada kemungkinan untuk membangun Kampung TOGA Pintar sebagai pusat pembelajaran dan inovasi herbal berkelanjutan di daerah perkotaan.