Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Central Publisher

PENYULUHAN KESEHATAN BAGI TAHANAN DAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI RUTAN KELAS IIB BOYOLALI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN DAN KESEHATAN BERSAMA MENUJU HIDUP LEBIH SEHAT DAN BERKUALITAS Arief Nur Ramadhan; Ardian Rizky Putranto
Journal Central Publisher Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Central
Publisher : Central Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60145/jcp.v2i1.331

Abstract

Latar Belakang : Sistem pemasyarakatan bertujuan untuk memberikan pembinaan dan rehabilitasi kepada narapidana agar dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik. Pembinaan ini mencakup berbagai aspek, seperti pendidikan, pelatihan keterampilan, konseling, dan kegiatan keagamaan. Salah satu tantangan utama dalam sistem pemasyarakatan adalah rendahnya kesadaran kesehatan di kalangan tahanan dan warga binaan, yang dapat berdampak pada kesejahteraan fisik dan mental mereka. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kesadaran kesehatan melalui program intervensi yang sistematis. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan bagi tahanan dan warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Boyolali melalui program penyuluhan kesehatan. Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research), meliputi inisiasi sosial, pengorganisasian sosial, asesmen sosial, perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi, evaluasi, serta terminasi dan rujukan sosial. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan oleh taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan tenaga kesehatan rutan dengan materi mengenai pola hidup bersih dan sehat guna mencegah penyakit menular. Hasil dan Pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa program penyuluhan kesehatan memberikan dampak positif bagi tahanan dan warga binaan pemasyarakatan. Para peserta memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri, serta memanfaatkan fasilitas poliklinik yang tersedia di rutan. Faktor pendukung keberhasilan program ini meliputi partisipasi aktif dari tahanan, dukungan dari pihak rutan, kesiapan sarana dan prasarana, serta kompetensi narasumber dalam menyampaikan materi. Namun, keterbatasan waktu menjadi tantangan utama dalam implementasi program ini. Kesimpulan : program penyuluhan kesehatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Boyolali berhasil meningkatkan kesadaran kesehatan di kalangan tahanan dan warga binaan pemasyarakatan. Diharapkan kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat di dalam rutan dan mendukung rehabilitasi yang lebih efektif bagi para warga binaan.
MODEL KEPEMIMPINAN HUMANIS DALAM LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK INDONESIA Arief Nur Ramadhan; Budi Priyatmono
Journal Central Publisher Vol 3 No 4 (2025): Jurnal Central
Publisher : Central Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60145/jcp.v3i4.643

Abstract

Latar Belakang : Kepemimpinan humanis didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, dialog, partisipasi, dan penghargaan terhadap martabat individu. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis implementasi model kepemimpinan humanis dalam konteks Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di Indonesia. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi literatur dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber yang relevan, termasuk buku, artikel jurnal, laporan penelitian, dan dokumen kebijakan. Hasil dan Pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala LPKA di Indonesia menerapkan berbagai strategi humanis dalam memimpin lembaga, seperti penguatan komunikasi interpersonal, pelibatan anak didik dalam pengambilan keputusan, dan pengembangan program pembinaan berbasis minat dan bakat. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia, pendekatan ini terbukti meningkatkan motivasi dan keterlibatan anak dalam proses pembinaan serta menciptakan iklim yang kondusif untuk reintegrasi sosial. Kesimpulan : Penelitian ini menyarankan agar model kepemimpinan humanis diadopsi secara sistemik melalui kebijakan nasional dan pelatihan bagi para pimpinan pemasyarakatan anak.