Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Use of Animals as Traditional Medicine in Tanah Bawah, Kimak, and Silip Villages Syafutra, Randi; Dalimunthe, Nurzaidah Putri; Priyansah, Sujadi; Al Farizi, Muhammad; Saputri, Nelsa; Muhtadin; Ramadhani; Alamsyah, Candra; Juliansyah, Andika; Saputra, Baruna; Tendri; Wibawa, Ahmad Juliyanta
Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry Vol. 15 No. 1 (2025): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v15i1.750

Abstract

Kimak, Tanah Bawah, and Silip are three villages in Bangka Regency, Bangka Belitung Islands Province, Indonesia, where animals are still used for traditional medicine. This study aimed to collect, analyze, and evaluate data on the use of animals in traditional medicine by the communities of Kimak, Tanah Bawah, and Silip. The research was conducted over three months, from March to May 2024. Data collection involved surveys and informant selection using the snowball sampling method. Fifteen selected informants were interviewed based on a prepared questionnaire. Data analysis was carried out qualitatively (using descriptive statistics) and quantitatively (calculating the Relative Frequency of Citation (RFC) and Informant Consensus Factor (ICF)). The results showed a positive correlation between informants’ age and their knowledge of animal-based traditional medicine, with informants over 45 years old possessing broader knowledge due to their longer life experiences. Dependence on traditional medicine was influenced by limited access to modern healthcare services and the cultural and spiritual significance of these practices. A total of 14 animal species from five classes were used, with Mammalia being the most dominant class (35.7%). Malayopython reticulatus had the highest RFC value (0.667), while species with the lowest RFC values (0.067) included Nisaetus cirrhatus, Galeopterus variegatus, Trachypithecus cristatus, and Nesolagus netscheri. The most commonly used body part was meat. ICF analysis indicated that disease categories such as skin ailments, internal injuries, nerve disorders, ulcers, hemorrhoids, and mental illnesses had the highest levels of informant consensus. Several used species are classified as threatened, highlighting the need for stronger conservation efforts through collaboration between the government, conservation organizations, and local communities. Balancing conservation with traditional medicine practices is essential to preserving cultural heritage while supporting ecological sustainability.
PENINGKATAN KUALITAS KEMASAN DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK MADU RATU RIDEN Sisy Felicia, Talitha; Almira, Almira; Saputri, Nelsa; Syafutra, Randi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i2.541-546

Abstract

Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) adalah untuk meningkatkan kualitas kemasan dan strategi pemasaran Produk Madu Batu Riden. PkM ini dilakukan dengan dua metode secara bertahap, yaitu: (1) Wawancara Tidak Terstruktur dan (2) Pendampingan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Produk Madu Batu Riden tidak maju karena dua kendala, yaitu: (1) kemasan produk yang tidak menarik dan (2) pemasaran produk yang terbatas. Hal ini menjadi dasar bagi Tim PkM untuk segera melaksanakan pendampingan. Pendampingan yang dilakukan Tim PkM berupa pendampingan pembuatan kemasan produk dan pendampingan pemasaran produk melalui platform digital. Pada akhirnya, melalui PkM ini, Produk Madu Batu Riden memiliki kemasan yang menarik dan platform digital sebagai strategi pemasaran yang lebih efektif.
ANALISIS KERAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI BUKIT PAU KABUPATEN BANGKA TENGAH Panita, Shakila; Saputri, Nelsa; Alfarizi, Muhammad; Nugroho, Ramadhan Aryo; Julpiani, Julpiani; kirana, Sandi; Saputra, Baruna
CONSERVA Vol 1 No 1 (2023): CONSERVA : Jurnal Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Publisher : Unmuh Babel Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35438/conserva.v1i1.189

Abstract

Analisis vegetasi merupakan cara untuk mengetahui besar sebaran dari berbagai spesies dalam suatu kawasan yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat plot, mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang terdapat dilapangan. Beberapa parameter yang dapat dihitung dalam kegiatan analisis vegetasi yaitu kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi mutlak, frekuensi relatif, dominasi mutlak, dominasi relatif dan indeks nilai penting. Penelitian ini dilaksanakan pada hari kamis, 15 Desember 2022 di Bukit Pau yang terletak di kampung Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai vegetasi apa yang paling dominan di Bukit Pau. Penelitian ini menggunakan metode analisis vegetasi dengan system random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, tumbuhan yang paling mendominasi pada hutan bukit Pau ini adalah tumbuhan jenis jelutung dengan jumlah 55 individu, puspa 41 individu, akasia 30 individu, jambu mete 7 indiividu, kedebik/senggani 5 individu, gaharu 4 individu, dan sakura pau 1 individu