Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBERDAYAAN UMKM DUSUN KELAPO MELALUI PENGEMBANGAN KUALITAS KEMASAN DAN STRATEGI PEMASARAN DIGITAL PRODUK KERUPUK UDANG SATANG Rosandi, Alpin; Iskandar, Yunita; Muntaza, Chery; Salsabila, Ananda; Susanty, Al Maidah; Supraeni, A. Resti; Ramadhini, Rizvia; Saputra, Baruna; Nurmawaddah, Nurmawaddah; Hidayat, Febrian; Syafutra, Randi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 12 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i12.%p

Abstract

Kerupuk udang satang merupakan produk yang dibuat oleh UMKM Dusun Kelapo yang terletak di Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Produk ini mempunyai potensi ekonomi yang menggiurkan tetapi menghadapi kendala dalam hal kemasan/packaging produk yang kurang atraktif dan pemasaran/marketing produk yang terbatas. Program pemberdayaan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan daya tarik dan nilai tambah produk kerupuk udang satang, sehingga tidak hanya menarik konsumen lokal tetapi juga memperluas jangkauan pasar ke daerah lain. Program pemberdayaan ini dilakukan selama satu bulan, mulai 25 Juli s.d. 23 Agustus 2024, memakai metode wawancara tidak terstruktur/unstructured interviews dan pendampingan/mentoring. Unstructured interviews dilakukan untuk mengidentifikasi masalah utama yang dihadapi oleh pemilik UMKM Dusun Kelapo, sementara mentoring berfokus pada pengembangan kualitas packaging dan strategi marketing digital produk. Hasil dari program pemberdayaan ini menunjukkan bahwa produk kerupuk udang satang menjadi atraktif, karena mempunyai packaging plastik bersegel dan berlabel atraktif yang dirancang dengan aplikasi Canva. Selain itu, produk ini juga dipasarkan melalui platform digital seperti TikTok dan Instagram, yang diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar. Dengan adanya inovasi ini, produk kerupuk udang satang diharapkan dapat bersaing lebih kompetitif dan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Dusun Kelapo.
The Use of Animals as Traditional Medicine in Tanah Bawah, Kimak, and Silip Villages Syafutra, Randi; Dalimunthe, Nurzaidah Putri; Priyansah, Sujadi; Al Farizi, Muhammad; Saputri, Nelsa; Muhtadin; Ramadhani; Alamsyah, Candra; Juliansyah, Andika; Saputra, Baruna; Tendri; Wibawa, Ahmad Juliyanta
Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry Vol. 15 No. 1 (2025): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v15i1.750

Abstract

Kimak, Tanah Bawah, and Silip are three villages in Bangka Regency, Bangka Belitung Islands Province, Indonesia, where animals are still used for traditional medicine. This study aimed to collect, analyze, and evaluate data on the use of animals in traditional medicine by the communities of Kimak, Tanah Bawah, and Silip. The research was conducted over three months, from March to May 2024. Data collection involved surveys and informant selection using the snowball sampling method. Fifteen selected informants were interviewed based on a prepared questionnaire. Data analysis was carried out qualitatively (using descriptive statistics) and quantitatively (calculating the Relative Frequency of Citation (RFC) and Informant Consensus Factor (ICF)). The results showed a positive correlation between informants’ age and their knowledge of animal-based traditional medicine, with informants over 45 years old possessing broader knowledge due to their longer life experiences. Dependence on traditional medicine was influenced by limited access to modern healthcare services and the cultural and spiritual significance of these practices. A total of 14 animal species from five classes were used, with Mammalia being the most dominant class (35.7%). Malayopython reticulatus had the highest RFC value (0.667), while species with the lowest RFC values (0.067) included Nisaetus cirrhatus, Galeopterus variegatus, Trachypithecus cristatus, and Nesolagus netscheri. The most commonly used body part was meat. ICF analysis indicated that disease categories such as skin ailments, internal injuries, nerve disorders, ulcers, hemorrhoids, and mental illnesses had the highest levels of informant consensus. Several used species are classified as threatened, highlighting the need for stronger conservation efforts through collaboration between the government, conservation organizations, and local communities. Balancing conservation with traditional medicine practices is essential to preserving cultural heritage while supporting ecological sustainability.
PEMBERDAYAAN UMKM DUSUN KELAPO MELALUI PENGEMBANGAN KUALITAS KEMASAN DAN STRATEGI PEMASARAN DIGITAL PRODUK KERUPUK UDANG SATANG Rosandi, Alpin; Iskandar, Yunita; Muntaza, Chery; Salsabila, Ananda; Susanty, Al Maidah; Supraeni, A. Resti; Ramadhini, Rizvia; Saputra, Baruna; Nurmawaddah, Nurmawaddah; Hidayat, Febrian; Syafutra, Randi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 12 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i12.%p

Abstract

Kerupuk udang satang merupakan produk yang dibuat oleh UMKM Dusun Kelapo yang terletak di Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Produk ini mempunyai potensi ekonomi yang menggiurkan tetapi menghadapi kendala dalam hal kemasan/packaging produk yang kurang atraktif dan pemasaran/marketing produk yang terbatas. Program pemberdayaan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan daya tarik dan nilai tambah produk kerupuk udang satang, sehingga tidak hanya menarik konsumen lokal tetapi juga memperluas jangkauan pasar ke daerah lain. Program pemberdayaan ini dilakukan selama satu bulan, mulai 25 Juli s.d. 23 Agustus 2024, memakai metode wawancara tidak terstruktur/unstructured interviews dan pendampingan/mentoring. Unstructured interviews dilakukan untuk mengidentifikasi masalah utama yang dihadapi oleh pemilik UMKM Dusun Kelapo, sementara mentoring berfokus pada pengembangan kualitas packaging dan strategi marketing digital produk. Hasil dari program pemberdayaan ini menunjukkan bahwa produk kerupuk udang satang menjadi atraktif, karena mempunyai packaging plastik bersegel dan berlabel atraktif yang dirancang dengan aplikasi Canva. Selain itu, produk ini juga dipasarkan melalui platform digital seperti TikTok dan Instagram, yang diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar. Dengan adanya inovasi ini, produk kerupuk udang satang diharapkan dapat bersaing lebih kompetitif dan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Dusun Kelapo.
ANALISIS KERAGAMAN JENIS TUMBUHAN DI BUKIT PAU KABUPATEN BANGKA TENGAH Panita, Shakila; Saputri, Nelsa; Alfarizi, Muhammad; Nugroho, Ramadhan Aryo; Julpiani, Julpiani; kirana, Sandi; Saputra, Baruna
CONSERVA Vol 1 No 1 (2023): CONSERVA : Jurnal Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Publisher : Unmuh Babel Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35438/conserva.v1i1.189

Abstract

Analisis vegetasi merupakan cara untuk mengetahui besar sebaran dari berbagai spesies dalam suatu kawasan yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat plot, mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang terdapat dilapangan. Beberapa parameter yang dapat dihitung dalam kegiatan analisis vegetasi yaitu kerapatan mutlak, kerapatan relatif, frekuensi mutlak, frekuensi relatif, dominasi mutlak, dominasi relatif dan indeks nilai penting. Penelitian ini dilaksanakan pada hari kamis, 15 Desember 2022 di Bukit Pau yang terletak di kampung Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai vegetasi apa yang paling dominan di Bukit Pau. Penelitian ini menggunakan metode analisis vegetasi dengan system random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, tumbuhan yang paling mendominasi pada hutan bukit Pau ini adalah tumbuhan jenis jelutung dengan jumlah 55 individu, puspa 41 individu, akasia 30 individu, jambu mete 7 indiividu, kedebik/senggani 5 individu, gaharu 4 individu, dan sakura pau 1 individu