Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Acceptance of COVID-19 Booster Dose 3 Based on the Health Belief Model: A Study at Peureulak Public Health Center Emira, Ezi; Solikhah, Solikhah; Nur Djannah, Sitti; Cahyarani, Astika; Ximenes, Adriano; Farah Az Zahra, Fauzia Farah Az Zahra; Febriyanto, Kresna
Disease Prevention and Public Health Journal Vol. 19 No. 1 (2025): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v19i1.12696

Abstract

Background: The COVID-19 vaccination program faces significant challenges due to public hesitation, with some individuals rejecting or harboring doubts across the 34 provinces of Indonesia. The Health Belief Model, one of the most widely used theories for understanding health and illness behaviors, provides a framework for examining participants' perceptions of susceptibility, severity, benefits, barriers, self-efficacy, and cues to action regarding COVID-19 vaccination. This study aimed to assess the acceptance of the third dose of the COVID-19 vaccine (Booster) using the Health Belief Model at Peureulak Public Health Center, East Aceh. Method: This research was conducted at the Peureulak Health Center, East Aceh. and employed an analytical quantitative approach with a cross-sectional design, involving 394 participants selected through purposive sampling. Data analysis methods applied include univariate, bivariate, and multivariate. Result: Results showed a significant association between perceived susceptibility and vaccine acceptance, particularly concerning infection risk. However, no significant relationship was identified between perceived severity and acceptance. Perceived benefits, in the terms of the belief that vaccination could reduce the risk of infection or complications and alleviate concerns about COVID-19 were strongly associated with vaccine acceptance. Perceived barriers were also significantly related to vaccine acceptance, especially regarding concerns over potential side effects. Additionally, cues to action, such as adequate information about COVID-19 and vaccination, positively contributed to increased vaccine acceptance. Conclusion: perceived susceptibility, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action were significantly related to vaccine acceptance.
Pelatihan Kader Posyandu Untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Dalam Mencegah Stunting Pada Balita Ximenes, Adriano; Nurfitriyani, Nurfitriyani; Septiani, Cezaratania Ayu; Kartika, Rizka Wahyu; Sukesi, Tri Wahyuni
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.6884

Abstract

Latar belakang: Stunting adalah masalah serius yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Oleh sebab itu pencegahannya harus dilakukan sejak dini agar tidak semakin memburuk. Stunting bukan hanya masalah individu, tetapi juga tanggung jawab banyak pihak. Kader posyandu berperan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam upaya penanganannya. Oleh karena itu, mereka perlu memahami permasalahan stunting secara mendalam dan mendapatkan pelatihan yang memadai sebelum bertugas membantu masyarakat. Tujuan: Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam mencegah stunting Metode: Metode pengabdian dilakukan menggunakan one-group pretest-posttest melalui edukasi kader kesehatan dalam mengurangi terhambatnya pertumbuhan balita. Lokasi pengabdian di Jogokaryan RW 10 Kelurahan Mantrijeron Hasil: Pelatihan Kader Posyandu yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mencegah stunting pada balita memberikan hasil yang signifikan. Sebelum pelatihan, rata-rata tingkat pengetahuan kader pada hasil pre-test mengenai stunting dan pencegahannya berada pada kategori kurang baik (45,5%), setelah pelatihan, terdapat peningkatan hasil post-test menjadi baik dengan rata-rata skor pengetahuan sebesar (54,5%) Simpulan dapat disimpulkan bahwa program ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu dalam mencegah stunting pada balita. Kader mampu mengidentifikasi dan mengatasi faktor risiko stunting, serta memberikan edukasi yang lebih efektif kepada masyarakat. Kata Kunci: Pencegahan Stunting, Kader Posyandu, Edukasi Kesehatan Masyarakat
Pelatihan Kader Posyandu Untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu Dalam Mencegah Stunting Pada Balita Ximenes, Adriano; Nurfitriyani, Nurfitriyani; Septiani, Cezaratania Ayu; Kartika, Rizka Wahyu; Sukesi, Tri Wahyuni
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.6884

Abstract

Latar belakang: Stunting adalah masalah serius yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Oleh sebab itu pencegahannya harus dilakukan sejak dini agar tidak semakin memburuk. Stunting bukan hanya masalah individu, tetapi juga tanggung jawab banyak pihak. Kader posyandu berperan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam upaya penanganannya. Oleh karena itu, mereka perlu memahami permasalahan stunting secara mendalam dan mendapatkan pelatihan yang memadai sebelum bertugas membantu masyarakat. Tujuan: Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam mencegah stunting Metode: Metode pengabdian dilakukan menggunakan one-group pretest-posttest melalui edukasi kader kesehatan dalam mengurangi terhambatnya pertumbuhan balita. Lokasi pengabdian di Jogokaryan RW 10 Kelurahan Mantrijeron Hasil: Pelatihan Kader Posyandu yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mencegah stunting pada balita memberikan hasil yang signifikan. Sebelum pelatihan, rata-rata tingkat pengetahuan kader pada hasil pre-test mengenai stunting dan pencegahannya berada pada kategori kurang baik (45,5%), setelah pelatihan, terdapat peningkatan hasil post-test menjadi baik dengan rata-rata skor pengetahuan sebesar (54,5%) Simpulan dapat disimpulkan bahwa program ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu dalam mencegah stunting pada balita. Kader mampu mengidentifikasi dan mengatasi faktor risiko stunting, serta memberikan edukasi yang lebih efektif kepada masyarakat. Kata Kunci: Pencegahan Stunting, Kader Posyandu, Edukasi Kesehatan Masyarakat
Analysis Of Musculoskeletal Drivers Literature: A Comprehensive Review Of Scientific Publications Setyo Nugroho, Bayu Yoni; Pramitasari, Ratih; Treesak, Chalobon; Ximenes, Adriano
Disease Prevention and Public Health Journal Vol. 19 No. 2 (2025): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v19i2.14674

Abstract

Background:Musculoskeletal disorders among professional drivers represent a significant occupational health challenge, with prevalence rates of 78.6% globally, causing physical discomfort, reduced performance, and increased workplace injury risks. The objective of this study is to provide a comprehensive overview of MSD research development and guide future research directions based on quantitative analysis of scientific publications. Method: A comprehensive bibliometric analysis was conducted using Web of Science database data from August 10, 2025. The search included open access English articles on "Back pain" and "Transportation" using VOSviewer and R-Bibliometrix tools to visualize inter-literature connections and research evolution. Results: Dominance of “Public Environmental” category is well quantified of 112 documents revealed. The United Kingdom, USA, and Australia led research contributions with strong international collaborations. Four thematic clusters emerged: Motor Themes (exposure, prevention, ergonomics), Basic Themes (driving safety, automation), Niche Themes (human factors), and Emerging Themes (occupational health, systems thinking). Key focus areas included whole-body vibration, low-back pain, ergonomic interventions, and health prevention strategies. Conclusions: Significant gaps exist between assessment studies and comprehensive intervention development in driver musculoskeletal health research. Despite extensive research foundations in developed countries, intervention studies remain limited, particularly in developing nations. The analysis emphasizes the need for cost-effective ergonomic interventions, longitudinal studies, and direct measurement techniques to address the complex interplay of work procedures, environment, and equipment in musculoskeletal disorder development among professional drivers.