This research is motivated by the important role of folktales as a medium for instilling cultural values ??and character in elementary school students. However, their implementation in textbooks is often suboptimal. The focus of this study is to analyze the implementation of folktales in three elementary school textbooks: Timun Mas, Malin Kundang, and Danau Toba, to evaluate their effectiveness in supporting language learning and character education. The research used a descriptive qualitative method with a document study approach. Content analysis was conducted on aspects of narrative, moral values, language, and illustrations. The results show that all three textbooks successfully integrate folktales with coherent narratives, simple language, and engaging illustrations, effectively conveying character values ??such as courage, devotion to parents, and environmental awareness. However, key findings revealed significant deficiencies in interactive supporting activities, such as discussions or projects, which are essential for the internalization of values. It is concluded that the implementation of folktales in textbooks is good in terms of content, but requires enrichment of interactive activities and active teacher involvement to optimize their potential as effective and contextual character learning media. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh peran penting cerita rakyat sebagai media penanaman nilai budaya dan karakter pada siswa sekolah dasar, namun implementasinya dalam buku ajar seringkali belum optimal. Fokus penelitian ini adalah menganalisis implementasi cerita rakyat pada tiga buku ajar SD, yaitu Timun Mas, Malin Kundang, dan Danau Toba, untuk mengevaluasi efektivitasnya dalam mendukung pembelajaran bahasa dan pendidikan karakter. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi dokumen. Analisis isi dilakukan terhadap aspek narasi, nilai moral, bahasa, dan ilustrasi buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga buku ajar telah berhasil mengintegrasikan cerita rakyat dengan narasi yang runtut, bahasa sederhana, dan ilustrasi menarik, sehingga efektif dalam menyampaikan nilai karakter seperti keberanian, bakti pada orang tua, dan kesadaran lingkungan. Namun, temuan utama mengungkap adanya kekurangan signifikan pada aktivitas pendukung yang bersifat interaktif, seperti diskusi atau proyek, yang esensial untuk internalisasi nilai. Disimpulkan bahwa implementasi cerita rakyat dalam buku ajar sudah baik dari segi konten, namun perlu pengayaan aktivitas interaktif dan peran aktif guru untuk mengoptimalkan potensinya sebagai media pembelajaran karakter yang efektif dan kontekstual.