Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Taghut dalam Perspektif Abdurrahman As-Sa'dy: Analisis Kritis Taysir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan Najihah, Bannan Naelin; Ratminingtyas, Ratminingtyas; Umillah, Hasya an; Zulaiha, Eni; Yunus, Badruzzaman M; Izzan, Ahmad
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 6 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntaximperatif.v5i6.618

Abstract

Tafsir As-Sa'dy di masyarakat menempati posisi sebagai rujukan penting bagi kalangan yang mengutamakan penerapan syariat secara ketat, tetapi juga menuai kritik karena potensinya memicu sikap eksklusif terhadap hukum non-syariat. Penafsirannya dalam QS.An-Nisa:60 tentang taghut sebagai hukum yang tidak bersumber dari syariat berpotensi memicu resistensi terhadap hukum positif di negara Muslim, yang dapat dieksploitasi oleh kelompok radikal untuk menolak pemerintahan dan menciptakan polarisasi sosial. Penelitian ini bertujuan mengkritisi seluk beluk penafsiran Abdurrahman As-Sa'dy tentang taghut dalam QS An-Nisa:60 menggunakan pendekatan langkah-langkah kritik tafsir yaitu dimensi historisme, operasional metodologis, kecenderungan, motif, kecenderungan, data dan evaluasi tafsir. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan dan jenis analisis isi. Penelitian ini menemukan bahwa Abdurrahman As-Sa’dy membuat tafsir dengan motif mempermudah Masyarakat dalam mengkaji Al-Qur’an. Dalam memaknai taghut sebagai segala bentuk hukum atau aturan yang tidak bersumber dari syariat Allah menggunakan sumber penafsiran bi al-ra’yi, metode ijmaly dan corak teologis. Penafsiran As-Sa’dy dipengaruhi oleh konteks sejarah dan sosial saat hidupnya, terutama pada masa transisi Arab Saudi menjadi kerajaan di bawah Raja Abdul Aziz bin Saud. Konteks ini memberikan latar belakang sosial-politik yang turut membentuk pandangannya tentang perlunya kembali kepada syariat sebagai sumber hukum. Meskipun As-Sa’dy tidak selalu mencantumkan asbabun nuzul dalam tafsirnya, penekanannya pada penerapan syariat mencerminkan respons terhadap tantangan modernitas dan sekularisasi hukum di negara-negara Muslim. As-Sa’dy memiliki kecenderungan ideologis yang jelas sebagai seorang penganut manhaj Salafi. Hal ini tampak dalam pendekatannya terhadap penafsiran yang mengedepankan pemurnian ajaran Islam, fokus pada tauhid, dan penolakan terhadap inovasi agama (bid'ah). Meski menuai kritik penafsiran As-Sa’dy menghadapi tantangan dalam menjawab kompleksitas hukum dan kehidupan modern