Sabila Oktadiya Putri
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG Andra Rahmayanti; Suebah; Yanuarti Petrika; Iman Jaladri; Sabila Oktadiya Putri
Media Gizi Khatulistiwa Vol. 1 No. 2 (2024): Media Gizi Khatulistiwa Edisi Juni 2024
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2804/mgk.1811.1004

Abstract

Latar Belakang: Masalah yang sedang dialami remaja di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Faktor yang berhubungan dengan status gizi adalah pola konsumsi. Konsumsi pangan remaja perlu diperhatikan karena pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga kebutuhan untuk pertumbuhan dan aktivitas juga meningkat. Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan individu tersebut dapat tercukupi. Saat kebutuhan gizi seseorang tercukupi, maka individu tersebut akan mencapai status gizi yang optimal. Tujuan Penelitian ini Untuk mengetahui Gambaran Asupan Zat Gizi Makro Dan Status Gizi Pada Remaja Di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan desain Cross Sectional , yaitu mengukur variabel dependen dan independen secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa/siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang yang berjumlah 278 responden. Sampel yang digunakan adalah remaja SMA kelas XI di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang yaitu 74 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat.Hasil Penelitian: Asupan energi responden dengan kategori kurang sebesar 64.9% dan kategori baik sebesar 18.9%. Asupan protein responden dengan kategori kurang sebesar 50.0% dan kategori baik sebesar 28.4%. Asupan lemak responden dengan kategori kurang sebesar 48.6% dan kategori baik sebesar 28.4%. Asupan karbohidrat responden dengan kategori kurang sebesar 78.4% dan kategori baik sebesar 16.2%. Status gizi responden dengan kategori gizi baik sebesar 78.4%, gizi buruk 1.4%, gizi kurang 4.1%, gizi lebih 9.5%,obesitas 6.8%.Kesimpulan: Diketahui bahwa asupan zat gizi makro pada remaja masih termasuk kategori kurang. Status gizi remaja sudah baik, namun masih terdapat masalah status gizi pada remaja yaitu gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, dan obesitas.
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING BALITA USIA 24 – 59 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI RAYA DALAM KABUPATEN KUBU RAYA Sukma Catri Rahmaniati; Widyana Lakshmi Puspita; Desi; Sabila Oktadiya Putri
Media Gizi Khatulistiwa Vol. 1 No. 2 (2024): Media Gizi Khatulistiwa Edisi Juni 2024
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2804/mgk.1811.1003

Abstract

Latar Belakang : Fenomena masalah balita pendek atau biasa disebut dengan istilah stunting menjadi  satu diantara  masalah gizi yang terjadi pada  anak. Stunting terjadi pada sekitar 150,8 juta (22,2%) anak usia  di bawah lima tahun di dunia. Puskesmas Sugai Raya Dalam merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kabupaten Kubu Raya dengan angka kejadian stunting yaitu sebanyak 71 balita stunting. Tujuan Penelitian : Mengidentifikasi determinan kejadian stunting balita usia 24 – 59 bulan di wilayah Puskesmas Sungai Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya.Metode Penelitan : Jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel yaitu 41 balita stunting usia 24-59 bulan. Menggunakan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square.Hasil : Terdapat 6 variabel yang memiliki hubungan bermakna diantaranya status gizi ibu (p-value = 0,012), riwayat anemia (p-value= 0,000), riwayat imunisasi (p-value= 0,005), ASI eksklusif (p-value= 0,009), riwayat penyakit infeksi (p-value= 0,000), sumber air minum (p-value= 0,0004). Variabel pengolahan sampah tidak memiliki hubungan bermakna dengan p-value= 0,224.Kesimpulan : Status gizi ibu, riwayat anemia, riwayat imunisasi, ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi dan sumber air minum memiliki hubungan bermakna dengan stunting.