Nopriani Hasibuan
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Reposisi Tanda Waqaf Pada Manuskrip Al-Qur'an Madura Melalui Teori Al-Sajawandi dan Khalaf Al-Husaini Nopriani Hasibuan; Eka Mulyo Yunus; Dyah Ratna Sekar Ayu
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis reposisi tanda waqaf pada manuskrip Al-Qur’an Madura dengan menggunakan teori Al-Sajawandi dan Khalaf Al-Husaini. Manuskrip Al-Qur’an Madura memiliki karakteristik unik, termasuk dengan penggunaan tanda waqaf yang berbeda dengan standar mushaf cetakan modern. Melalui studi filologis dan analisis tekstual, penelitian ini untuk mengeksplorasi bagaimana penerapan teori waqaf dari kedua ulama besar tersebut dalam memahami dan merekonstruksi posisi tanda waqaf dan tulisan perkata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan jenis penelitian kepustakaan (library research) dan lapangan (field research). Sumber utama penelitian ini adalah Manuskrip mushaf Al-Qur’an milik PP Sumber Anyar dan Al-Qur’an Kementrian Agama. Dengan fokus analisis surah al Jumu’ah, hasil penelitian menunjukkan ada banyak sekali perbedaan signifikan antara tanda waqaf pada manuskrip Al-Qur’an Madura dengan mushaf standar. Perbedaan ini mencerminkan kekayaan intelektual bangsa serta memberikan wawasan baru untuk pelestarian dan pengelolaan warisan budaya lokal.
Interpretasi Nikah Muth’ah dalam Surah Al-Nisā Ayat 24 : (Analisis Metode dan Sumber Penafsiran dalam Al-Nukāt Wa Al-Ūyūn Karya Al-Māwardī dan Al-Tahrīr Wa Al-Tanwīr Karya Ibnu ‘Asyūr) Taufiq, Muhammad; Alifia Rizqa Unzila; Nopriani Hasibuan
Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran Islam Vol. 6 No. 1 (2025): Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur’an, Tafsir dan Pemikiran Islam
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) IAIFA Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58401/takwiluna.v6i1.2102

Abstract

Hasil penafsiran terhadap Al-Qur’an merupakan representasi dari kecenderungan dan kepentingan setiap mufasir, sehingga penelusuran hubungan penafsir dengan teks, visi, dan argumen menjadi keniscayaan untuk memperoleh tafsiran yang komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola produksi dan penafsiran Al-Māwardī dan Ibnu ‘Āshūr dalam menafsirkan QS. Al-Nisā’ (4): 24, terutama persoalan nikah mut’ah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analysis content sebagai konsep analisisnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola produksi Al-Māwardī dan Ibnu ‘Āshūr merefleksikan hubungan keduanya dengan teks yang kemudian terbaca pada kecenderungan terhadap metode tafsir tertentu. Pola produksi yang berbeda disebabkan oleh motivasi keduanya dalam menulis kitab tafsir. Sedangkan perbedaan hasil penafsiran atas persoalan nikah mut’ah mengindikasikan visi serta argumen Al-Māwardī dan Ibnu ‘Āshūr yang erat kaitannya dengan konteks sosio-historis yang melingkupi keduanya. Pengharaman nikah mut’ah oleh Al-Māwardī disesuaikan pada mazhab yang dianutnya dan dominasi aliran sunni yang menjadi arus utama pada masa itu, sehingga hasil penafsirannya terkesan melegitimasi kepentingan ideologinya. Berbanding terbalik dengan Ibnu ‘Āshūr yang menghalalkan nikah mut’ah hanya dalam kondisi darurat dengan syarat-syarat tertentu. Penarikan hukum Ibnu ‘Āshūr yang demikian adalah respon terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat di Tunisia yang berperang melawan kolonialisme Perancis.
Digital Tafsir and the Construction of Religious Authority: A Critical Analysis of Gus Nur’s Quranic Interpretation Nopriani Hasibuan; Eka Mulyo Yunus; Thohar Ahmad Hsb
Journal of Ushuluddin and Islamic Thought Vol. 3 No. 1 (2025): June
Publisher : Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/juit.2025.3.1.65-97

Abstract

The phenomenon of digital tafsir presents a significant challenge to the accuracy and credibility of Quranic interpretation. A controversial case emerged from Gus Nur’s digital sermon, in which he claimed that “scholars can originate from animals,” referring to surah Fāṭir [35]: 28. This claim generated theological confusion and illustrated the potential for interpretive distortion in digital da‘wah. This study investigates the forms and mechanisms of distortion in Gus Nur’s interpretation and critically verifies his claims using authoritative exegetical methods. A qualitative content-analysis approach is employed, drawing on primary data from the GusNur 13 Official YouTube channel and the Quranic text, as well as secondary data from classical and contemporary tafsir literature. The analysis integrates the framework of al-Aṣīl wa al-Dakhīl fī al-Tafsīr (The authentic and the intrusive in Quranic Exegesis) with Pierre Bourdieu’s sociological theory, specifically the concepts of field, habitus, capital, and doxa. The findings reveal that the distortions in Gus Nur’s interpretation function as a symbolic attempt to assert religious authority in the digital sphere, utilizing rhetorical strategies and visual religious symbols to construct legitimacy outside established scholarly structures. The study highlights the urgent need for critical verification of digital religious content and underscores the importance of tafsir literacy grounded in rigorous scientific methodology to preserve the accuracy and integrity of Quranic interpretation
Progressive Interpretation: The Meaning of Al-Miskin in the Tafsir Surah Al-Ma'un by Nur Khalik Ridwan Nopriani Hasibuan; Mukhlis Sore
al-Bunyan: Interdisciplinary Journal of Qur'an and Hadith Studies Vol. 3 No. 2 (2025)
Publisher : Penerbit Hellow Pustaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61166/bunyan.v3i2.66

Abstract

Nur Khalik Ridwan's tafsir of Surah Al-Maun examines the term al-miskīn in the context of social justice in Indonesia, emphasizing that poverty is not destiny, but rather the result of an unequal social structure. This study aims to reexamine the meaning of al-miskīn through Nur Khalik Ridwan's progressive interpretation, particularly in his Interpretation of Surah Al-Ma'un, and to analyze its relevance to the social reality of Indonesian society. This study uses a qualitative method with a library research type, making Ridwan's Tafsir Surah al-Ma'un the primary source. Through the adabi al-ijtima‘i approach and the tafsir tahlili method, Ridwan understands al-miskīn not only as individuals who are economically poor, but as symbols of the oppressed class produced by an unjust social system and rejects the notion of poverty as destiny. The results of the study show that Ridwan's interpretation is a form of renewal of Qur'anic interpretation that bridges the text and the social context, sides with the mustadh‘afīn (the oppressed), and reflects the spirit of renewal of Islamic thought in Indonesia. Ridwan offers a reading that encourages social change and structural liberation, in which ith'amu miskīn (feeding the poor) is understood as a symbol of the struggle against injustice.