Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA TAHUN 2015-2020 Sahala Fransiskus Marbun; Gomoses Simarmata; Dwi Aulia Syafira; Cahyani Saragih; Qania Gultom
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 7 No. 10 (2025): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v7i10.12155

Abstract

Perubahan pesisir pantai adalah fenomena umum di berbagai daerah pesisir di dunia. Fenomena ini dapat disebabkan oleh faktor -faktor alami seperti gelombang, arus laut, pasang surut, dan perubahan iklim, yang mengarah pada peningkatan permukaan laut. Selain itu, aktivitas manusia seperti konversi lahan pantai, pengembangan infrastruktur, dan eksploitasi sumber daya alam juga dapat mendorong perubahan pesisir. Perubahan ini dapat terjadi dalam bentuk kerusakan, yang dapat menyebabkan pengurangan atau akumulasi, dan meningkatkan luas lahan karena pengendapan. Dampak dari perubahan ini tidak hanya mengancam ekosistem pantai, tetapi juga mempengaruhi kehidupan orang -orang yang mengandalkan mata pencaharian pantai.Kabupaten Asahan, yang terletak di pantai timur Sumatra Utara, adalah salah satu daerah di mana garis pantai telah mengalami perubahan yang signifikan. Berbagai faktor, baik alami maupun karena manusia, berkontribusi pada dinamika pantai di wilayah tersebut.
ANALISIS PERUBAHAN GARIS DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA TAHUN 2015-2020 Sahala Fransiskus Marbun; Gomoses Simarmata; Dwi Aulia Saputri; Cahyani Saragih; Qania Gultom
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan pesisir pantai adalah fenomena umum di berbagai daerah pesisir di dunia. Fenomena ini dapat disebabkan oleh faktor -faktor alami seperti gelombang, arus laut, pasang surut, dan perubahan iklim, yang mengarah pada peningkatan permukaan laut. Selain itu, aktivitas manusia seperti konversi lahan pantai, pengembangan infrastruktur, dan eksploitasi sumber daya alam juga dapat mendorong perubahan pesisir. Perubahan ini dapat terjadi dalam bentuk kerusakan, yang dapat menyebabkan pengurangan atau akumulasi, dan meningkatkan luas lahan karena pengendapan. Dampak dari perubahan ini tidak hanya mengancam ekosistem pantai, tetapi juga memengaruhi kehidupan orang -orang yang mengandalkan mata pencaharian pantai.Kabupaten Asahan, yang terletak di pantai timur Sumatra Utara, adalah salah satu daerah di mana garis pantai telah mengalami perubahan yang signifikan. Berbagai faktor, baik alami maupun karena manusia, berkontribusi pada dinamika pantai di wilayah tersebut.
ANALISIS KEBUTUHAN SMA DAN SMK BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK USIA 15–19 TAHUN DI KECAMATAN PANCUR BATU Agnes Enonita Harefa; Valerina Leo Sinaga; Cahyani Saragih; David Pangaribuan; Sahala Fransiskus Marbun
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan menengah yang merata sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di daerah dengan berbagai kondisi geografis seperti Kecamatan Pancur Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sebaran SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta, mengevaluasi jumlah sekolah berdasarkan populasi usia 15 hingga 19 tahun, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan di daerah ini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis spasial menggunakan ArcGis, didukung oleh data sekunder dari BPS, Dinas Pendidikan, dan peta administrasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada sembilan sekolah menengah yang terdiri dari satu SMA negeri, enam SMA swasta, satu SMK negeri, dan satu SMK swasta. Sekolah-sekolah cenderung terpusat di desa-desa yang berada di sepanjang Jalur Jamin Ginting, sedangkan banyak desa lainnya tidak memiliki sarana pendidikan menengah. Analisis tentang kecukupan sarana menunjukkan bahwa jumlah ideal adalah empat sekolah, sehingga dari segi kuantitas, fasilitas pendidikan cukup tersedia, tetapi tidak terdistribusi secara merata. Ketidakmerataan ini dipengaruhi oleh aksesibilitas, keberadaan sekolah swasta yang dominan, serta keterbatasan dalam pembangunan sekolah negeri