Adira, Hukma Fikria
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Principal’s Strategy in Instilling Religious Values in the Independent Curriculum at SMP Muhammadiyah 1 Depok Adira, Hukma Fikria; Achadi, M. Wasith
Edumaspul: Jurnal Pendidikan Vol 7 No 2 (2023): Edumaspul: Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/edumaspul.v7i2.6594

Abstract

Tujuan penelitian dari penelitian ini, ialah hanyalah ingin mengetahui pada strategi kepala sekolah dalam menanamkan nilai keagamaan dalam kurikulum merdeka di SMP Muhammadiyah 1 Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Sehingga dengan metode ini dapat menginterpretasikan objek penelitian sesuai dengan situasi yang terjadi di lapangan. Kemudian untuk pengumpulan data yang diperlukannya, maka penulis menggunakan dua metode. Pertama, penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Depok, serta guru-guru disana yang berperan sebagai narasumber. Penulis tetap mengadopsi pendekatan wawancara terbuka dalam proses ini. Metode kedua adalah pencatatan lapangan yang melibatkan data hasil wawancara dan observasi terhadap objek penelitian. Selanjutnya untuk analisis data yang digunakan oleh penulis, ialah menggunakan pendekatan yang berisfat mereduksi data atau menyederhanakan data untuk kemudian menguraikan informasi yang terkandung dalam data tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam menanamkan nilai keagamaan dalam kurikulum merdeka di SMP Muhammadiyah 1 Depok terdapat lima hal. Pertama Integrasi Nilai-Nilai agama dalam Materi Pelajaran. Kedua Pengembangan Mata Pelajaran Keagamaan. Ketiga pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berbasis agama. Keempat kolaborasi dengan Komunitas Keagamaan. Kelima terakhir, ialah adanya pembinaan karakter melalui bimbingan dan konseling dan penanaman etika dan sikap positif
Implementation of the Merdeka Curriculum in Building the Values of Religious Tolerance at SMP Piri 2 Yogyakarta Adira, Hukma Fikria
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol. 8 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v8i1.6639

Abstract

Indonesia is a highly pluralistic nation in every way, including religion. Due to this, Indonesia urgently requires multireligious schools in order to provide an inclusive learning atmosphere for children of all religious origins. In multireligious schools, the Merdeka Curriculum can serve as an excellent bridge to foster tolerance, appreciation, and understanding of religious diversity. The purpose of this study is to ascertain how Piri 2 Middle School in Yogyakarta may incorporate an autonomous curriculum to foster ideals of religious tolerance. The three steps of data analysis used in this qualitative study are data condensation, data presentation, and conclusion drawing. The procedures were developed by Johnny Saldana, A. Michael Huberman, and Matthew B. Miles. The study's findings demonstrate the three methods used by SMP Piri 2 Yogyakarta to execute the Merdeka curriculum and instill the ideals of religious tolerance. First, by taking an inclusive stance; second, by utilising multicultural teaching resources; third, by fostering collaborative learning environments and encouraging active participation from educators, parents, and community members. Schools may foster an inclusive environment, promote respect for cultural diversity, broaden students' worldviews, and produce a generation that is accepting and considerate of cultural differences by implementing these measures.Indonesia adalah negara yang sangat plural dalam segala hal, termasuk agama. Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan sekolah multiagama untuk memberikan suasana pembelajaran inklusif bagi anak-anak semua agama. Di sekolah multi agama, Kurikulum Merdeka dapat menjadi jembatan yang sangat baik untuk menumbuhkan toleransi, penghargaan dan pemahaman terhadap keberagaman agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana SMP Piri 2 Yogyakarta dapat menerapkan kurikulum otonom untuk menumbuhkan cita-cita toleransi beragama. Tiga langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur ini dikembangkan oleh Johnny Saldana, A. Michael Huberman, dan Matthew B. Miles. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa implementasi kurikulum merdeka dalam membangun nilai-nilai toleransi beragama di sekolah SMP[DWAM1]  Piri 2 Yogyakarta dilakukan dengan tiga cara. Pertama melalui pendekatan inklusif, kedua dengan menggunakan bahan ajar yang multikultural, ketiga dengan pembelajaran kolaboratif, dan keterlibatan aktif dari guru, siswa, orang tua, dan komunitas. Dengan mengadopsi strategi-strategi tersebut, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, mendorong penghargaan terhadap keberagaman budaya, memperluas pemahaman siswa tentang dunia, dan membentuk generasi yang toleran dan menghargai perbedaan budaya.
Implementation of the Merdeka Curriculum in Building the Values of Religious Tolerance at SMP Piri 2 Yogyakarta Adira, Hukma Fikria
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol. 8 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v8i1.6639

Abstract

Indonesia is a highly pluralistic nation in every way, including religion. Due to this, Indonesia urgently requires multireligious schools in order to provide an inclusive learning atmosphere for children of all religious origins. In multireligious schools, the Merdeka Curriculum can serve as an excellent bridge to foster tolerance, appreciation, and understanding of religious diversity. The purpose of this study is to ascertain how Piri 2 Middle School in Yogyakarta may incorporate an autonomous curriculum to foster ideals of religious tolerance. The three steps of data analysis used in this qualitative study are data condensation, data presentation, and conclusion drawing. The procedures were developed by Johnny Saldana, A. Michael Huberman, and Matthew B. Miles. The study's findings demonstrate the three methods used by SMP Piri 2 Yogyakarta to execute the Merdeka curriculum and instill the ideals of religious tolerance. First, by taking an inclusive stance; second, by utilising multicultural teaching resources; third, by fostering collaborative learning environments and encouraging active participation from educators, parents, and community members. Schools may foster an inclusive environment, promote respect for cultural diversity, broaden students' worldviews, and produce a generation that is accepting and considerate of cultural differences by implementing these measures.Indonesia adalah negara yang sangat plural dalam segala hal, termasuk agama. Oleh karena itu, Indonesia sangat membutuhkan sekolah multiagama untuk memberikan suasana pembelajaran inklusif bagi anak-anak semua agama. Di sekolah multi agama, Kurikulum Merdeka dapat menjadi jembatan yang sangat baik untuk menumbuhkan toleransi, penghargaan dan pemahaman terhadap keberagaman agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana SMP Piri 2 Yogyakarta dapat menerapkan kurikulum otonom untuk menumbuhkan cita-cita toleransi beragama. Tiga langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur ini dikembangkan oleh Johnny Saldana, A. Michael Huberman, dan Matthew B. Miles. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa implementasi kurikulum merdeka dalam membangun nilai-nilai toleransi beragama di sekolah SMP[DWAM1]  Piri 2 Yogyakarta dilakukan dengan tiga cara. Pertama melalui pendekatan inklusif, kedua dengan menggunakan bahan ajar yang multikultural, ketiga dengan pembelajaran kolaboratif, dan keterlibatan aktif dari guru, siswa, orang tua, dan komunitas. Dengan mengadopsi strategi-strategi tersebut, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, mendorong penghargaan terhadap keberagaman budaya, memperluas pemahaman siswa tentang dunia, dan membentuk generasi yang toleran dan menghargai perbedaan budaya.
Implementation of Multipolar Education for Conflict Resolution Adira, Hukma Fikria
Edumaspul: Jurnal Pendidikan Vol 8 No 1 (2024): Edumaspul: Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33487/edumaspul.v8i1.7562

Abstract

Pendidikan multikultural merupakan suatu pendekatan yang penting dalam menangani konflik antarbudaya dan mempromosikan pemahaman lintas budaya yang lebih dalam. Dalam konteks implementasi pendidikan multikultural untuk resolusi konflik, penting untuk memahami bahwa konflik antarbudaya sering kali muncul karena perbedaan-perbedaan dalam keyakinan, nilai, dan praktik budaya. Melalui pendidikan multikultural, upaya dapat dilakukan untuk mengatasi mispersepsi, prasangka, dan diskriminasi yang mungkin menjadi pemicu konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Ialah kualitatif deskriptif dalam bentuk kajian pustaka, yang memusatkan perhatian pada mencari data yang diperlukan dari literatur. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat daua bagian. Pertama data primer, yaitu sumber-sumber langsung yang menjadi fokus utama yakni buku perdamaian dan konflik pembangunan dan peradaban. terjemahan Asnawi dan Safrudin. Kedua, terdapat sumber sekunder yang akan memberikan dukungan tambahan dalam penelitian ini yang meliputi pada buku, jurnal dan lain-lainnya. Hasil penelitian ini menujukkan, bahwa implementasi pendidikan multikutural untuk resolusi konflik dapat ditempuh dengan beberapa cara antara lain, konsiliasi, mediasi, dan arbitrasi. Beberapa langkah tersebut perlu ditempuh dan disesuaikan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan.