Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbasis etnomatematika dengan mengaitkan unsur budaya Papua, khususnya rumah adat Honai, ke dalam materi geometri. Metode yang digunakan adalah R&D dengan model pengembangan 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate). Produk yang dihasilkan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), serta instrumen evaluasi yang dirancang sesuai kebutuhan peserta didik dan kurikulum yang berlaku. Subjek penelitian mencakup guru dan siswa Madrasah Aliyah di Kabupaten Jayapura, sementara pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran memperoleh tingkat validitas sebesar 82,38 (kategori sangat valid) menurut para ahli, tingkat kepraktisan 89,43 (sangat praktis) berdasarkan respon guru dan siswa, serta efektivitas dengan 86,21% siswa mencapai ketuntasan belajar. Temuan ini mengindikasikan bahwa integrasi budaya lokal ke dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep, keterlibatan, serta motivasi siswa. Selain itu, penerapan model pembelajaran TTW turut mendorong keterampilan berpikir kritis, kemampuan berdiskusi, dan keteraturan dalam menuliskan ide matematis. Secara keseluruhan, penelitian ini membuktikan bahwa perangkat pembelajaran berbasis etnomatematika Papua, khususnya melalui konteks rumah Honai, layak digunakan pada pembelajaran matematika di Madrasah Aliyah. Tidak hanya mendukung peningkatan hasil belajar, perangkat ini juga berfungsi dalam pelestarian budaya, penguatan identitas lokal, serta pencapaian tujuan pendidikan kontekstual. Dengan demikian, etnomatematika dapat menjadi salah satu pendekatan inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika berbasis budaya. Sebagai rekomendasi, penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan perangkat serupa pada materi dan jenjang pendidikan lain, memperluas uji coba ke berbagai daerah di Papua, memanfaatkan media digital berbasis etnomatematika, serta mengkaji dampak jangka panjang penerapannya terhadap minat belajar, keterampilan abad 21, dan pelestarian budaya lokal.