Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Bringing Traditional Literature to Life: Implementation of Pantun Literacy among Children in Sanggar Bimbingan Ampang, Malaysia Fuadi, Ahmad; Ridha, Zaifatur; Syahfitri, Diani; Nurhaliza, Nurhaliza; Aisyah, Rohil; Farah Azila , Nur
International Journal of Science Education and Cultural Studies Vol. 4 No. 1 (2025): IJSECS
Publisher : Sultan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58291/ijsecs.v4i1.350

Abstract

Literacy pantun is a form of oral literature that not only functions as entertainment but also as an educational tool for improving children’s language skills and critical thinking. This study aims to implement pantun literacy as a learning strategy in Sanggar Bimbingan Ampang, Selangor, Malaysia, to improve the literacy skills of children of Indonesian migrant workers (TKI). The method used in this program involves a participatory approach by introducing pantun, language games, practice of pantun, and pantun competition. The program was designed so that children can learn fun while remaining rooted in Malay culture, which is rich in moral values. The results demonstrated that pantun literacy improved the children’s language skills in terms of vocabulary, sentence structure, and creative thinking. Children who were initially less interested in literacy activities began to show greater interest in reading, writing , and communicating orally through pantun. The program also increased children's confidence in public speaking and strengthened their understanding of Indonesian culture, even though they grew up in an environment with more exposure to foreign cultures. The conclusion of this activity demonstrates that pantun literacy can be an effective strategy for improving children’s literacy skills through a culture-based approach. The success of this programme will encourage the integration of pantun literacy into language-learning in education centers and formal schools. For further development, support is needed in the form of providing adequate resources, training for educators, and utilizing digital technology so that pantun literacy can continue to be preserved and utilized as an innovative and interesting learning tool.
Mengenal Kurikulum Merdeka: Langkah Awal Menuju Pembelajaran yang Lebih Fleksibel Nisa, Khairatun; Nurhaliza, Nurhaliza; Aisyah, Rohil; Umam, Khairil; Lestari, Sri
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 3 (2024): Oktober 2024-Januari 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v4i3.610

Abstract

Kurikulum di Indonesia mengalami banyak perkembangan. Saat ini kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru yang diterapkansecara nasional, kurikulum merdeka terbagi menjadi 3 jenis kurikulum yaitu mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagai yang diterapkan sesuai dengan tingkat kesiapan dari masing-masing sekolah untuk mengimplementasikannya. kurikulum ini diimplementasikan pada semua jenjang sekolah. Tujuan dari ditulisnya artikel ini, yaitu untuk mengetahui hakikat kurikulum merdeka, kesulitan yang dihadapi dalam penerapan kurikulum merdeka, implementasi kurikulum merdeka, dan faktor pendukung keberhasilan implementasi kurikulum merdeka. Adapun latar penelitian ini yaitu bertempat di MIS Rantau Panjang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, yaitu serangkaian kegiatan yang di dalamnya berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, mencatat, dan membaca serta mengumpulkan data-data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum merdeka telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, tetapi masih ada kekurangan data dan informasi saat menerapkannya. Walau bagaimanapun, hal ini tidak menjadi penghalang untuk pelaksanaan kurikulum ini. Kepala sekolah dan guru-guru madrasah harus menunjukkan tingkat kemauan yang tinggi untuk mempelajari lebih banyak dalam kurikulum bebas ini, bersama dengan perubahan yang mereka hadapi. Dalam peran mereka sebagai pemimpin di institusi pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab untuk membantu sumber daya manusia di dalamnya menjadi lebih baik dalam mengadaptasi perubahan yang telah dilakukan. Selain itu, kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan kepada guru untuk mengadaptasi kurikulum yang bebas ini.