Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERAN PEREMPUAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM: STUDI PERAN IBU SEBAGAI MADRASATUL ULA DALAM PENDIDIKAN ANAK Oktavia, Revina; Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 12 No. 3 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v12i3.11633

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi peran ibu sebagai Madrasatul Ula dalam pendidikan Islam berbasis keluarga serta dampaknya terhadap perkembangan karakter dan religiusitas anak. Menggunakan pendekatan fenomenologi dalam metode penelitian kualitatif, penelitian ini menggali pengalaman subjektif ibu dalam mendidik anak berdasarkan prinsip Islam. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumen, yang dianalisis menggunakan metode fenomenologi interpretatif dengan pendekatan hermeneutika Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu memiliki peran sentral dalam membentuk kepribadian anak melalui pembiasaan ibadah, keteladanan, serta komunikasi yang efektif. Ibu yang memiliki pemahaman agama yang baik lebih mampu menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak, yang berkontribusi terhadap peningkatan kedisiplinan, empati, dan kesadaran moral mereka. Namun, penelitian juga mengidentifikasi tantangan yang dihadapi ibu dalam mendidik anak di era modern, seperti digitalisasi, perubahan sosial, dan konflik peran antara ibu sebagai pendidik dan pekerja. Meskipun demikian, penelitian ini menemukan bahwa strategi adaptif, seperti pemanfaatan teknologi berbasis Islam dan kolaborasi dengan lembaga pendidikan, dapat membantu ibu dalam mempertahankan efektivitas pendidikan Islam di rumah. Perbandingan dengan model pendidikan konvensional mengonfirmasi bahwa pendidikan Islam berbasis keluarga lebih efektif dalam membentuk karakter anak karena mengintegrasikan aspek spiritual, moral, dan intelektual dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan implikasi bagi akademisi dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan model pendidikan Islam berbasis keluarga yang lebih adaptif terhadap tantangan zaman. Dengan adanya dukungan kebijakan yang memfasilitasi peran ibu sebagai pendidik utama, pendidikan Islam dalam keluarga dapat terus berkontribusi dalam membentuk generasi Muslim yang berakhlak dan berilmu.
MENANAMKAN MODERASI BERAGAMA: PERAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK SISWA YANG TOLERAN DAN INKLUSIF Perangin-Angin, Delima Lestari Br; Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 12 No. 3 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v12i3.11634

Abstract

Pendidikan moderasi beragama di Indonesia menjadi aspek krusial dalam membangun masyarakat yang harmonis dan toleran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menanamkan nilai moderasi beragama di sekolah menengah, serta mengidentifikasi strategi pembelajaran yang efektif dalam membentuk sikap inklusif dan toleran siswa. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi kasus, penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi partisipatif, analisis dokumen, dan wawancara mendalam dengan guru, siswa, serta kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengajaran berbasis diskusi, studi kasus, dan pembelajaran berbasis proyek lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah tradisional dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai moderasi beragama. Selain itu, kebijakan sekolah yang inklusif serta kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang menghargai keberagaman berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan pendidikan moderasi beragama. Namun, tantangan seperti kurangnya pelatihan bagi guru dan keterbatasan materi ajar yang kontekstual masih menjadi kendala dalam implementasi kebijakan ini. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kurikulum yang lebih menekankan interaksi sosial dan pengalaman nyata dalam pembelajaran moderasi beragama, serta peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan yang berkelanjutan. Dengan pendekatan yang lebih sistematis dan berbasis kebijakan yang adaptif, pendidikan moderasi beragama diharapkan dapat membentuk generasi muda yang lebih toleran, inklusif, dan siap hidup dalam masyarakat multikultural.
PENDEKATAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DENGAN SISWA BERAGAM LATAR BELAKANG Siregar, Salwa Sal Sabila; Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 12 No. 3 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v12i3.11635

Abstract

Pendekatan multikultural dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran strategis dalam membangun lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis di sekolah-sekolah dengan siswa beragam latar belakang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pendekatan multikultural dalam PAI melalui studi dokumen, observasi kelas, dan analisis materi ajar. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi kasus, penelitian ini mengidentifikasi sejauh mana strategi pembelajaran multikultural diterapkan serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan model pembelajaran berbasis interfaith dialogue dan peace education lebih efektif dalam meningkatkan toleransi dan pemahaman siswa terhadap keberagaman agama dan budaya. Namun, terdapat beberapa kendala dalam implementasi, seperti keterbatasan pelatihan guru, rigiditas kurikulum, serta resistensi dari masyarakat terhadap pendekatan yang lebih inklusif. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan kebijakan pendidikan yang lebih adaptif, pelatihan guru yang berkelanjutan, serta strategi komunikasi yang efektif dengan komunitas sekolah. Studi ini memberikan rekomendasi bagi pengembangan kebijakan dan praktik pendidikan yang lebih responsif terhadap keberagaman. Temuan ini menegaskan bahwa pendekatan multikultural dalam PAI bukan hanya meningkatkan pemahaman keagamaan siswa, tetapi juga memperkuat harmoni sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat secara luas.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI MEDIA PENCEGAHAN RADIKALISME DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Putri, Amanda Lia; Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 12 No. 3 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v12i3.11636

Abstract

Radikalisme di kalangan remaja menjadi tantangan serius bagi keberagaman dan stabilitas sosial di Indonesia. Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai moderasi guna mencegah penyebaran ideologi ekstrem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi PAI sebagai media pencegahan radikalisme dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi kasus multiple di beberapa SMA. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif dan analisis dokumen guna mengevaluasi efektivitas kurikulum, metode pembelajaran, serta pengaruh lingkungan sekolah terhadap pemahaman siswa mengenai moderasi beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang mengadopsi pendekatan berbasis Wasathiyyah dalam PAI lebih efektif dalam membentuk sikap toleran dan inklusif siswa dibandingkan dengan sekolah yang masih menerapkan metode konvensional. Selain itu, metode pembelajaran berbasis diskusi, studi kasus, dan experiential learning terbukti lebih berhasil dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap bahaya radikalisme dibandingkan dengan metode ceramah satu arah. Namun, tantangan utama dalam implementasi PAI berbasis moderasi meliputi keterbatasan kebijakan pendidikan, resistensi dari kelompok tertentu, serta pengaruh radikalisasi digital melalui media sosial. Oleh karena itu, diperlukan reformasi kebijakan pendidikan yang mendukung integrasi nilai moderasi dalam kurikulum, peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan profesional, serta penguatan literasi digital di kalangan siswa guna menangkal pengaruh ekstremisme daring. Dengan pendekatan ini, PAI dapat berfungsi secara optimal dalam membangun generasi yang moderat, toleran, dan memiliki kesadaran kritis terhadap ideologi radikal.
STRATEGI GURU DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AKHLAKUL KARIMAH MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pranilinsyiah, Amel; Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 12 No. 3 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v12i3.11655

Abstract

Penelitian ini menganalisis strategi yang digunakan oleh guru dalam menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis fenomenologi, penelitian ini mengkaji dokumen sekolah, observasi non-partisipatif, serta analisis kebijakan pendidikan karakter Islami tanpa melakukan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga strategi utama yang efektif dalam membentuk karakter Islami siswa adalah metode keteladanan (uswah hasanah), storytelling berbasis Qashash Qur’aniyah, serta pembiasaan dan refleksi. Guru yang secara konsisten menerapkan strategi ini mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi internalisasi nilai-nilai Islam. Namun, penelitian juga mengidentifikasi tantangan dalam implementasi pendidikan karakter, termasuk pengaruh lingkungan sosial, dampak teknologi digital, serta keterbatasan kurikulum dalam mengakomodasi pendidikan karakter berbasis pengalaman. Untuk mengatasi tantangan ini, direkomendasikan adaptasi strategi pengajaran melalui teknologi digital dan experiential learning guna meningkatkan efektivitas pendidikan karakter Islami. Implikasi dari penelitian ini menegaskan bahwa pendidikan karakter Islami memerlukan sinergi antara guru, kebijakan sekolah, dan lingkungan sosial agar nilai-nilai akhlaqul karimah dapat tertanam dengan baik dalam kehidupan siswa.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KESADARAN SOSIAL DAN KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN Daulay, Elia Sari Romaito; Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 12 No. 3 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v12i3.11656

Abstract

Kesadaran lingkungan dan keberlanjutan telah menjadi isu global yang krusial, sehingga memerlukan pendekatan pendidikan yang inovatif. Penelitian ini mengeksplorasi integrasi nilai-nilai Islam ke dalam pendidikan lingkungan, dengan fokus pada bagaimana Pendidikan Agama Islam (PAI) berkontribusi dalam membentuk kesadaran sosial dan tanggung jawab lingkungan siswa. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan analisis konten dan studi kasus untuk mengkaji kurikulum PAI, buku teks, kebijakan pendidikan, dan sumber daya digital dari sekolah-sekolah Islam di Indonesia. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa meskipun ajaran Islam secara inheren mempromosikan pengelolaan ekologi melalui konsep-konsep seperti khalifah (pengelolaan), mīzān (keseimbangan), dan amanah (tanggung jawab), integrasinya ke dalam pendidikan formal masih terbatas. Sekolah-sekolah yang telah mengadopsi pendidikan eko-Islam menunjukkan tingkat kesadaran lingkungan yang lebih tinggi di antara siswa, namun tantangan tetap ada, termasuk kurangnya kurikulum terstruktur, pelatihan pendidik yang tidak memadai, dan dukungan kebijakan yang terbatas. Penelitian ini menyoroti perlunya model pendidikan holistik yang secara teratur menggabungkan etika lingkungan Islam, peningkatan pelatihan guru, dan kolaborasi antara sekolah Islam, organisasi lingkungan, dan lembaga keagamaan. Penelitian ini menggarisbawahi potensi pendidikan keberlanjutan berbasis Islam dalam membina pemuda Muslim yang sadar lingkungan, memberikan rekomendasi untuk pengembangan kebijakan dan reformasi kurikulum untuk memperkuat peran pendidikan Islam dalam keberlanjutan lingkungan.
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA SOCIETY 5.0: TANTANGAN DAN PELUANG Az-zahrah, Nadya; Rahmadani Fitri Ginting, M.Pd.I
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 12 No. 3 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v12i3.11719

Abstract

Transformasi Pendidikan Agama Islam (PAI) di era Society 5.0 menuntut integrasi teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas dan aksesibilitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), dan gamifikasi berbasis Islam dalam PAI, serta mengidentifikasi tantangan etis dan filosofis yang muncul dalam digitalisasi pendidikan Islam. Metode yang digunakan adalah studi kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis dokumen dan studi literatur dari jurnal akademik, kebijakan pendidikan Islam, serta studi kasus institusi yang telah menerapkan teknologi dalam pembelajaran PAI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital memungkinkan personalisasi materi PAI berbasis AI-driven learning, simulasi pengalaman spiritual melalui VR, serta peningkatan keterlibatan peserta didik melalui gamifikasi berbasis nilai-nilai Islam. Namun, tantangan seperti bias algoritma dalam AI, kesenjangan akses digital, serta regulasi dalam validitas konten keislaman menjadi hambatan utama dalam implementasi digitalisasi PAI. Oleh karena itu, penguatan literasi digital guru, pengembangan Learning Management System (LMS) berbasis Islam, serta standarisasi penggunaan AI dalam pendidikan Islam menjadi aspek penting dalam memastikan bahwa pemanfaatan teknologi tetap selaras dengan nilai-nilai Islam. Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa digitalisasi PAI dalam Society 5.0 membuka peluang besar dalam menciptakan ekosistem pembelajaran Islam yang lebih inklusif, interaktif, dan adaptif. Namun, implementasinya harus memperhatikan prinsip etika Islam dan otoritas keilmuan agar teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu pedagogis, tetapi juga tetap menjaga hikmah, adab, dan spiritualitas dalam pendidikan Islam.