Artikel ini membahas pentingnya kolaborasi antara guru dan berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang efektif dan relevan. Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, tantangan pendidikan semakin kompleks, sehingga memerlukan pendekatan yang inklusif dan kolaboratif. Keterlibatan guru sebagai praktisi pendidikan yang berinteraksi langsung dengan siswa sangat krusial, karena mereka memiliki pemahaman mendalam tentang karakteristik peserta didik dan tantangan pembelajaran di lapangan.Melalui kolaborasi yang erat, kurikulum IPS dapat dirancang untuk mencakup isu-isu terkini, seperti keberlanjutan lingkungan dan tanggung jawab sosial. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi pendidikan, dan komunitas lokal, memungkinkan terjadinya pertukaran perspektif yang kaya, sehingga kurikulum yang dihasilkan lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. Pembentukan tim pengembang kurikulum yang inklusif menjadi strategi fundamental untuk memastikan bahwa berbagai sudut pandang dan kebutuhan terakomodasi. Artikel ini juga mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi dalam proses kolaborasi, seperti kesenjangan komunikasi dan perbedaan kepentingan antarstakeholder. Solusi untuk mengatasi tantangan ini, termasuk pendekatan berbasis dialog dan perencanaan kolaboratif, akan diuraikan. Dengan pendekatan kolaboratif, diharapkan kurikulum IPS yang dihasilkan tidak hanya kaya dan relevan, tetapi juga mampu membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang sesuai dengan tuntutan abad ke-21.Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan panduan praktis bagi pengembangan kurikulum IPS yang responsif terhadap tantangan dan peluang di era modern.